Menuju konten utama

Korlantas Turunkan Tim untuk Cari Penyebab Kecelakaan di Tol Cipali

Polisi akan menggunakan sistem Traffic Accident Analyst (TAA) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dari sudut pandang ilmiah semisal titik tabrakan dan titik rem.

Korlantas Turunkan Tim untuk Cari Penyebab Kecelakaan di Tol Cipali
Petugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan identifikasi bus Safari Lux Salatiga yang mengalami kecelakaan di tol Cipali KM 151, Majalengka, Jawa Barat, Senin (17/6/2019). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/pras..

tirto.id - Korps Lalu Lintas Mabes Polri menerjunkan unit untuk merekonstruksi kecelakaan di Tol Cipali KM 150.900 Jalur B dari arah Cirebon menuju Jakarta.

Polisi akan menggunakan sistem Traffic Accident Analyst (TAA).

"Korlantas menurunkan tim TAA, mereka akan menganalisis secara komprehensif dengan pendekatan dan pembuktian ilmiah," ucap Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (17/6/2019).

Unit itu akan menyelidiki penyebab kecelakaan dari sudut pandang ilmiah semisal titik tabrakan dan titik rem. Polisi, lanjut Dedi akan terus memeriksa saksi peristiwa tersebut.

Keterangan saksi itu untuk melengkapi proses penyelidikan.

"Kalau sudah lengkap baru disimpulkan faktor penyebab kecelakaan, terutama yang menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia," sambung Dedi.

TAA bertujuan untuk memperoleh informasi berupa kronologis, pola kejadian, informasi teknis, kondisi infrastruktur, kondisi pelaku kecelakaan baik secara fisik atau mental. TAA diperlukan untuk memperoleh kebenaran informasi tentang sebab kecelakaan.

Penggunaan teknologi yang tepat dan modern sangat membantu dalam penggalian informasi sehingga diperoleh informasi yang benar akurat.

Kejadian bermula ketika Bus Safari Dharma Raya nopol H 1469 CB, datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon (Jalur A), sekitar pukul 01.00 WIB. Dalam perjalanan, terduga pelaku yaitu Amsor (29) menyerang sopir bus dengan dalih pelaku ingin dibunuh oleh sopir dan kernetnya.

Kemudian bus masuk ke jalur lawan (Jalur B) dan menabrak Toyota Innova bernopol B 168 DIL, mobil Mitsubishi Xpander bernopol B 8137 PI dan truk bernopol R 1436 ZA yang melaju di jalur B.

“Akibat peristiwa itu 12 orang meninggal dunia, 11 orang luka berat dan 32 orang luka ringan dan enam orang selamat,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, ketika dikonfirmasi hari ini.

12 orang meninggal dunia terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus.

Sementara, Trunoyudo melanjutkan, saksi bernama Winda yang berada di dalam bus, tiba-tiba melihat seorang penumpang berusaha akan mengambil telepon seluler atau kendali sopir, lalu terjadi perdebatan dan mengakibatkan kendaraan hilang kendali ke kanan.

Korban yang meninggal yaitu Heruman Taman (59), Rafi (22), Reza (22), Radit (22), Dafa (21) dan Irfan (22). Mereka berdomisili di Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi yang merupakan penumpang Mitsubishi Xpander.

Untuk penumpang mobil Innova yang meninggal yaitu Wiki (21) yang beralamat di Jakarta Pusat, Uki (45), Amar (37), Daryono (70) yang berasal dari Desa Tarub Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.

Identitas dua korban lainnya masih dalam pendataan, karena tidak membawa identitas dan saat ini jenazah berada di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres, Majalengka, Jawa Barat.

Baca juga artikel terkait TOL CIPALI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari