Menuju konten utama

Korea Utara Uji Coba Senjata Jenis Baru

Korea Utara kembali melakukan uji coba senjata jenis terbaru pada 18 April 2019.

Korea Utara Uji Coba Senjata Jenis Baru
Ilustrasi Pyongyang, Korea Utara. FOTO/Istocphoto

tirto.id - Korea Utara melakukan uji coba senjata baru, yang disebut sebagai “senjata taktikal berpemandu” pada kamis (18/4/2019). Hal tersebut memungkinkan membuat pihak AS tidak senang setelah gagalnya upaya denuklirisasi.

Melansir Associated Press, Presiden Korea Utara, Kim Jong-un meninjau senjata yang belum resmi mendapatkan nama dan spesifikasi tersebut.

Senjata itu hendak diluncurkan oleh Academy Ilmu Pertahanan pada Rabu (17/4/2019). Kim menyampaikan pengembangan layanan senjata merupakan sebuah upaya yang meningkatkan kekuatan Tentara Rakyat secara signifikan.

Belum diketahui rincian jenis senjata yang diuji coba. Analis Korea Selatan menduga bahwa senjata tersebut adalah jenis baru misil penjelajah.

Dugaan lainnya, salah seorang yang terlibat dalam tes senjata baru tersebut adalah Pak Jong Chon, pejabat yang dikenal bertanggung jawab terhadap senjata jenis artileri.

Uji coba ini dilakukan usai perbincangan antara As-Korut di Hanoi mengalami kebuntuan. Baik Trump maupun Kim tidak menemukan titik temu untuk sama-sama menuntaskan permasalahan diplomasi Korea Utara.

Hal tersebut mengkhawatirkan Korea Selatan bahwa Korut akan kembali ofensif terhadap bangsa lain untuk memprovokasi AS mengangkat sanksi terhadap Korut.

Uji coba senjata Korea Utara sangat masif terjadi pada 2017. Bulan lalu, Trump mengatakan akan kecewa jika ada tes senjata lagi.

Beberapa saat setelah kegagalan perundingan di Hanoi, kabar beredar menunjukkan adanya aktivitas di pusat penelitian misil Korea Utara dan situs peluncuran roket jarak jauh, yang dipercaya untuk meluncurkan misil yang menargetkan daratan AS.

Pada Rabu (17/4/2019), media Korea Utara melaporkan bahwa Kim memandu latihan terbang pilot-pilot tempur angkatan udara Korut dan unit anti pesawat udara yang bertugas melindungi Pyongyang dari serangan.

Kim juga menetapkan waktu hingga akhir tahun untuk AS menawarkan perjanjian mutualisme untuk diplomasi, seperti diwartakan Times. Terakhir kalinya Kim menguji coba senjata dengan sistem mutakhir adalah pada November lalu, dan media Korea Utara menyebutnya sebagai senjata taktikal ultramodern.

Analis Korea Selatan, Kim Dong-yub, yang juga mantan pegawai militer Korea Selatan, mengatakan bahwa tidak yakin apakah tes baru ini merupakan kelanjutan dari tes senjata yang telah diproduksi November lalu atau senjata jenis baru sama sekali.

Adminsitrasi Trump waspada dengan laporan tersebut namun belum memberikan komentar apapaun. Pentagon, kantor pertahanan AS juga was was namun masih menunggu kepastian berita yang pasti.

Pejabat AS yang sering terlibat dalam pemantauan menyebut bahwa baik Komando Strategi AS maupun NORAD (Komando Pertahanan Luar Angkasa AS) tidak memantau tes senjata.

Sejak adanya KTT antara AS-Korut di Singapura pada 2018, Korea Utara menagguhkan uji coba misil dan rudal balistik, sedangkan Korea Utara dan Korea Selatan telah menggelar pertemuan sebanyak 3 kali.

Kedamaian mulai kembali terancam dengan gagalnya perundingan AS-Korut. AS mengatakan tidak akan memenuhi keinginan Korut untuk menghapus sanksi internasional hingga Korea Utara berkomitmen menon-aktifkan fasilitas nuklir, senjata, dan misil.

Sebaliknya, Kim menunjukkan ia tidak berniat menyerahkan gudang persenjataan yang menurutnya adalah jaminan bertahan hidup Korea Utara.

Baca juga artikel terkait UJI COBA RUDAL atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora