Menuju konten utama
Virus corona COVID-19

Korea Selatan akan Umumkan Tanggal Masuk Sekolah Minggu Depan

Korsel akan mengumumkan tanggal masuk sekolah karena angka positif corona terus menurun. 

Korea Selatan akan Umumkan Tanggal Masuk Sekolah Minggu Depan
kota Korea Selatan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Korea Selatan diperkirakan akan mengumumkan tanggal masuk sekolah sejak masyarakat melakukan karantina diri terkait pandemi COVID-19. Pemerintah akan memutuskan untuk masuk sekolah lagi pada awal April atau menundanya lebih lanjut.

"(Pemerintah) berencana untuk mengumumkan pada hari Senin atau Selasa apakah penutupan sekolah akan berakhir pada 6 April atau apakah akan diperpanjang," kata pejabat senior di Kementerian Pendidikan, Lee Sang-soo, dikutip dari YonHap News Agency.

Sang-soo mengatakan, jika penutupan diperpanjang, maka kemungkinan kelas akan dilaksanakan dari jarak jauh. Hal ini menyiratkan bahwa pemerintah Korea Selatan tetap memulai tahun ajaran baru meski dengan kelas daring.

Kementerian Pendidikan dan Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan telah melakukan survei untuk mengukur pendapat masyarakat terkait rencana tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Chung Sye-kyun dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dengan pengawas sekolah untuk membahas agenda tersebut pada hari Sabtu (28/3/2020) waktu setempat.

Rencana untuk membuka sekolah ini dikarenakan jumlah kasus positif COVID-19 di Korea Selatan terus menurun dari waktu ke waktu.

Sebelumnya, pusat penitipan anak, TK, dan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Korea Selatan telah ditutup untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 yang masif. Tahun ajaran baru di Korea Selatan biasanya dimulai pada awal Maret. Akan tetapi, penundaan dilakukan hingga 6 April karena infeksi virus yang terus meningkat, seperti diwartakan Kyodo News.

Pada 12 Februari lalu, hanya terdapat 28 kasus virus Corona di Korea Selatan. Namun, terjadi lonjakan tajam sejak 20 Februari usai seorang wanita di Daegu dinyatakan positif. Dalam beberapa hari, kasus COVID-19 di Korea Selatan tembus 1.000 kasus dan menjadi 8.652 kasus pada Jumat (20/3/2020) lalu.

Mengatasi hal tersebut, pemerintah Korea bergerak cepat untuk menekan penyebaran pandemi tersebut. Namun, tidak seperti negara lain yang memberlakukan lockdown, Korea menerapkan langkah yang berbeda dengan pencegahan secara terkoordinasi dan menekankan transparansi. Selain itu, pemerintah juga meminta kerja sama publik sebagai pengganti langkah lockdown.

Bahkan, Korea Selatan tidak membatasi pergerakan masyarakatnya. Di Daegu, di mana menjadi pusat wabah negara tersebut, juga tidak diberlakukan lockdown.

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dan orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien terjangkit wajib melakukan karantina. Di sisi lain, pemerintah juga menyarankan masyarakat untuk tinggal di dalam rumah, menghindari berbagai acara publik, memakai masker, dan mempraktikkan kebersihan yang baik.

Saat banyak negara memberlakukan larangan perjalanan, Seoul memperkenalkan prosedur imigrasi khusus atau disebut “special immigration procedures” untuk negara yang sangat terpapar wabah Corona seperti Cina.

Prosedur tersebut mengharuskan pelancong menjalani pemeriksaan suhu, menyediakan verifikasi informasi kontak, hingga mengisi kuesioner kesehatan di Bandara Internasional Incheon.

Dengan upaya tersebut, jumlah kasus cenderung menurun dalam kurun waktu setidaknya satu minggu. Ahli virologi di Universitasn Queensland, Australia, Ian Mackay, mengungkapkan bahwa pendekatan yang dilakukan Korea Selatan dapat mengontrol penyebaran pandemi, demikian dilansir dari South China Morning Post.

Ia juga menyarankan berbagai negara untuk mencoba melaksanakan pendekatan yang telah dilakukan Korea Selatan.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penurunan tersebut menjadi bukti bahwa kasus COVID-19 dapat dikendalikan.

Tidak hanya Korea Selatan, Cina juga terbukti dapat mengontrol penyebaran pandemi. Menurut laporan WHO, Cina hanya melaporkan 45 kasus baru COVID-19 dari dua provinsi di Cina daratan dan Hong Kong pada 9 Maret lalu.

Masyarakat Cina juga sudah mulai kembali beraktivitas seperti biasa, murid-murid mulai masuk sekolah, orang-orang kembali bekerja, dan pabrik-pabrik mulai beroperasi kembali.

Peta global John Hopkins melaporkan Korea Selatan memiliki kasus COVID-19 sejumlah 9.478 dengan total kematian 144 jiwa, dan terdapat 4.881 jiwa dinyatakan berhasil sembuh per Sabtu (28/3/2020) pukul 11.53.

Sementara, Cina, di mana wabah bermula, memiliki jumlah kasus 81.946 jiwa positif Corona. Total kematian yang diakibatkan sejumlah 3.299 jiwa dan terdapat 75.098 orang yang telah dinyatakan sembuh.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto