Menuju konten utama

Korban Meninggal akibat Banjir Flores Timur Bertambah Jadi 62 Orang

Informasi bertambahnya korban meninggal itu disampaikan Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli.

Korban Meninggal akibat Banjir Flores Timur Bertambah Jadi 62 Orang
Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada minggu dini hari. ANTARA FOTO/HO/Dok BPBD Flores Timur/wpa/foc.

tirto.id - Sebanyak 62 orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dampak dari cuaca ekstrem sejak Minggu (4/4/2021).

Informasi dari Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli yang diterima Antara di Jakarta, Senin (5/4/2021), korban yang meninggal tersebut sebanyak 56 orang merupakan warga Desa Nelelalamadike, Kecamatan Ileboleng dan enam orang lainnya adalah warga Kecamatan Adonara.

Sementara tiga orang lainnya di desa Oyangbaran, Kecamatan Wotanulumado dan satu orang di Waiwerang masih dalam pencarian.

Pada Senin (5/4/2021) pukul 05.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) mendata 44 orang meninggal dunia dan 24 lainnya masih belum ditemukan dalam bencana banjir bandang tersebut.

Sebanyak 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, rumah terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

BPBD Kabupaten Flores Timur menghadapi beberapa kendala dalam mendukung upaya penanganan darurat karena akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG FLORES TIMUR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan