Menuju konten utama

Korban Kapal Nelayan Karam di Makassar Bertambah Jadi 15 Orang

Dua jasad anak-anak tanpa sengaja ditemukan tim Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Makassar dini hari tadi.

Korban Kapal Nelayan Karam di Makassar Bertambah Jadi 15 Orang
Ilustrasi. Pelampung adalah salah satu alat untuk menyelematkan diri bagi penumpang saat kapal laut dalam kondisi akan tenggelam. Foto/iStockphoto

tirto.id - Tim SAR Gabungan, pada Kamis (14/6/2018) menemukan dua dari delapan korban jiwa kapal nelayan yang dinyatakan hilang di Perairan Makassar, Selat Gusung pada Rabu (13/6/2018). Jumlah sementara korban meninggal dunia bertambah dari 13 orang menjadi 15 orang.

"Korban bernama Soraya umur enam tahun dan Indriani tujuh tahun berhasil ditemukan tim KPLP. Jenazahnya di bawa ke Rumah Sakit Jalla Ammari TNI Angkatan Laut, namun dipindahkan ke RS Bayangkara," ujar Koordinator Rescuers SAR Gabungan, Nasaruddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (14/6/2018).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kedua jasad bocah tersebut tanpa sengaja ditemukan tim Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Makassar malam tadi, sesaat akan mengikat bangkai kapal nahas tersebut agar tidak bergerak di lokasi kejadian untuk memudahkan pencarian.

Padahal, malam itu telah dikeluarkan instruksi untuk menghentikan sementara pencarian para korban untuk dilanjutkan pada esok hari. Namun saat hendak diikat, tim melihat ada kaki yang berada di dalam kapal tersebut pada pukul 00.40 WITA, sehingga tim KPLP langsung melakukan evakuasi, untuk mengangkat kedua jenazah anak tersebut.

"Keduanya terjepit pada daerah permesinan kapal tempat penampungan solar, makanya kedua jasadnya ditemukan kulitnya menghitam karena terkena solar," ujar dia.

Tidak hanya itu, barang lain milik korban seperti dua kacamata, tas masih baru hingga dompet korban yang masih selamat yang ditemukan, telah diamankan tim KPLP, selanjutnya diserahkan ke posko utama.

Berdasarkan pantauan, pagi ini tim gabungan kembali melakukan pencarian dengan mengerahkan dua kapal motor milik Basarnas, dibantu dua kapal rakit bermotor untuk menyisir lokasi titik tenggelamnya kapal.

Start dari dermaga Pelabuhan Rakyat Paotere tim gabungan terdiri dari SAR Unhas, SAR UNM, BPBD Makassar, Damkar, Kepolisian, KPLP, PMI, Basarnas, TNI AL dan tim penyelam turun melakukan penyisiran di lokasi kejadian kapal tenggelam tersebut.

Pada Rabu (13/6/2018) pukul 12.45 WITA, terjadi kecelakaan di Perairan Makassar (Perairan Gusung) Kecamatan Ujung Tanah Makassar yang menyebabkan Perahu KM Arista tenggelam.

Kapal yang dinakhodai Kila dengan puluhan penumpang itu bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.

Namun nahas di pertengahan jalan kapal oleng dihempas ombak, karena diduga muatan berlebihan membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam.

Dari kejadian itu 13 orang dinyatakan meninggal dunia masing, Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), Arsyam (1) ditemukan di sekitar pelabuhan Paotere.

Kemudian lima korban lainnya yakni, Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37) dan Suryani (35) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Pulau Barrang Lompo. Mayoritas korban adalah perempuan dan hanya dua orang laki-laki.

Berdasarkan data, jumlah korban dinyatakan selamat yakni 22 orang, meninggal dunia 13 orang, dan bertambah dua orang yakni Soraya (6) dan Indriani (7) ditemukan tim KPLP, Kamis dini hari tadi serta masih ada enam orang korban dicari tim penyelamat di perairan setempat dengan menyisir di seputar lokasi kejadian.

Baca juga artikel terkait KAPAL TENGGELAM atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra