Menuju konten utama

Korban Gempa dan Tsunami Sulteng: 2.113 Tewas, 1.309 Hilang

Semua korban meninggal dunia akibat bencana Sulteng telah dimakamkan, baik pemakaman massal maupun pemakanan keluarga.

Korban Gempa dan Tsunami Sulteng: 2.113 Tewas, 1.309 Hilang
Warga terdampak gempa mencari barang berharga sekitaran reruntuhan rumahnya di Balarowa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

tirto.id - Jumlah korban jiwa terkait gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) capai 2.113 hingga Sabtu (20/10/2018).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto mengungkapkan sebaran 2.113 orang korban meninggal dunia adalah Kota Palu 1.703 orang, Donggala 171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasangkayu 1 orang.

Semua korban meninggal dunia telah dimakamkan, baik pemakaman massal maupun pemakanan keluarga.

Dari 2.113 orang korban meninggal dunia, sudah termasuk 1 orang warga Korea Selatan yang meninggal dunia di reruntuhan Hotel Roa-Roa Kota Palu, menurut Sutopo.

Tak hanya itu, dampak bencana di Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan sebanyak 223.751 orang mengungsi di 122 titik.

Kini penanganan darurat dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah terus dilakukan. Percepatan pemulihan dampak bencana terus diintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.

Menurut Sutopo, masa tanggap darurat bencana masih diberlakukan hingga 26 Oktober 2018.

Beberapa fasilitas publik seperti listrik dan komunikasi sudah pulih kembali di daerah terdampak bencana. Beberapa daerah memang aliran listrik belum berfungsi di Kabupaten Donggala seperti di sebagian Kecamatan Sindue, Balaesang Tanjungdan Sirenja sehingga perlu dioperasikan genset dan pemasangan instalasi listrik di lokasi pengungsi.

Pada jaringan komunikasi, pemulihan BTS di Sulawesi Tengah dari total 3.519 BTS, mencapai 96,1 persen.

Jaringan Telkomsel telah pulih 100 persen. Begitu juga dengan pasokan listrik. Tujuh gardu induk, 2.086 gardu distribusi dan 45 unit penyulang serta 70 dari 77 unit genset telah dioperasikan. Pelayanan listrik total mencapai 95 persen.

25 SPBU telah beroperasi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, yang dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, distribusi melalui 40 truk tangki BBM dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.

Kondisi perekonomian berangsur-angsur normal kembali di Sulteng usai bencana gempa dan tsunami. Sebanyak 25 pasar daerah, 3 pasar tradisional, 3 pasar swalayan, dan 17 perbankkan telah kembali beroperasi.

Sekolah darurat telah dijalankan meski masih ada kekurangan tenda darurat dan sarana prasarana pendidikan dan belum semua siswa masuk sekolah.

Menurut Sutopo, pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan oleh petugas gabungan bersama relawan. Sebanyak 251 unit alat berat dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya, baik alat berat yang di bawah kendali TNI sebanyak 64 unit maupun di bawah kendali Kementerian PU PR sebanyak 187 unit.

Sebanyak 14.604 personil gabungan dari TNI, Polri, sipil dan relawan dikerahkan untuk penanganan darurat hingga saat ini. Meskipun evakuasi korban sudah dihentikan secara resmi sejak 12/10/2018, namun hampir setiap hari korban ditemukan oleh petugas dan relawan.

Pembangunan hunian sementara dan tenda-tenda terus dilakukan untuk pengungsi. Begitu juga sarana prasana kebutuhan MCK, air bersih, dan sanitasi dibangun di sekitar tempat pengungsian. Mendekati musim penghujan kebutuhan huntara dan tenda yang layak untuk pengungsi menjadi kebutuhan mendesak.

Kebutuhan mendesak untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak masih diperlukan hingga saat ini. Kebutuhan mendesak antara lain beras, gula, makanan bayi, susu anak, susu ibu hamil, kantong plastik, tenda, selimut (bayi, anak-anak, dewasa), minyak kayu putih, sabun mandi, pasta gigi, minyak goring, seragam anak sekolah, buku dan peralatan sekolah, air bersih, MCK, penerangan di pengungsian, sanitasi, dan kebutuhan dasar lainnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora