Menuju konten utama

Kontribusi Ilmuwan Diaspora Indonesia Dituangkan dalam Buku Sains

Pemerintah perlu melihat potensi yang ada pada ilmuwan diaspora yang tersebar di beberapa negara untuk peningkatan indeks pembangunan manusia Indonesia.

Kontribusi Ilmuwan Diaspora Indonesia Dituangkan dalam Buku Sains
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberi sambutan dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Jakarta, Sabtu (1/7). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Community and Region Planning Alabama A&M University, Deden Rukmana mengatakan, perlunya pemerintah melihat potensi yang ada pada ilmuwan diaspora yang tersebar di beberapa negara. Hal tersebut untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Menurut dia, ada banyak sekali ilmuwan diaspora Indonesia yang pemikirannya bisa dimanfaatkan untuk perkembangan bidang sains.

Para ilmuan diaspora telah menuangkan pemikiran dalam berbagai bidang pada buku Kontribusi Ilmuwan Diaspora Dalam Pengembangan Sumber Daya IPTEK&DIKTI di Indonesia.

"Buku tersebut hanya simbol saja, karena masih banyak yang di luar. Buku ini hanya menunjukkan, inilah ilmuwan diaspora yang ingin berbuat untuk Indonesia. Di luar [yang menulis di buku ini] ada banyak lagi ilmuwan diaspora," ujar dia saat diskusi peluncuran buku tersebut di Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2019).

Dalam buku ini, terdapat 27 ilmuwan diaspora yang tersebar di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Arab Saudi, Kanada, dan Inggris.

Buku ini berisi pembahasan berbagai hal di Indonesia mulai pengembangan ilmu dan teknologi kesehatan, potensi dan strategi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, pengembangan kolaborasi antara pendidikan tinggi, industri dan pemerintah serta kontribusi ilmuwan diaspora.

"Jika negara melihat diaspora sebagai potensi bangsa, maka kita bisa mengejar ketertinggalan. Perlu bagi kita untuk terus naik ke atas, agar tidak sekedar menjadi pemain pinggiran melainkan inti," ujar dia.

Kepala Parahyangan Center for International Studies (PACIS), Elisabeth A.S. Dewi menilai para ilmuwan diaspora yang menulis buku tersebut sebagai kelompok epistemik yang posisinya dapat mendorong kebijakan publik.

"Buku ini adalah contoh dari komunitas epistemik, mereka ialah kelompok masyarakat yang siap mendorong kebijakan-kebijakan baru melalui paparan karya yang mereka buat," ujar dia.

Baca juga artikel terkait DIASPORA atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali