Menuju konten utama
Makanan Pencegah Stunting

Konsumsi 1 Telur Setiap Hari Bisa Cegah Stunting pada Anak

Cegah stunting pada anak dengan mengonsumsi satu telur setiap harinya.

Konsumsi 1 Telur Setiap Hari Bisa Cegah Stunting pada Anak
Ilustrasi Anak Makan Telur Rebus. foto/istockphoto

tirto.id - Stunting adalah gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan ini terjadi karena anak kekurangan nutrisi, mengalami infeksi berulang dan kekurangan rangsangan psikis dan sosial.

Penyakit ini dapat mengakibatkan tinggi badan anak rendah atau kerdil untuk anak seusianya.

Selain memengaruhi pertumbuhan, stunting juga berpengaruh pada aspek kesehatan dan aspek kognitif anak. Karena berdampak pada masa depan anak, pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini.

Pencegahan stunting dapat dimulai dari memperhatikan asupan gizi anak–anak.

Malnutrisi, salah satu penyebab stunting, dapat dicegah dengan memberikan bahan makanan yang bergizi dan berimbang. Di awal masa kelahiran anak, ASI adalah makanan yang paling utama.

Kementerian Kesehatan RI menganjurkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi hingga berumur enam bulan.

Telur Bisa Cegah Stunting

Setelahnya, ASI dapat dilanjutkan hingga 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI. Salah satu MPASI yang berpotensi mencegah stunting pada anak adalah telur.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 menyebutkan, mengonsumsi telur satu kali sehari dapat meningkatkan tinggi badan anak-anak.

Riset yang melibatkan anak–anak di Ekuador ini menemukan bahwa kelompok bayi yang diberi telur sekali sehari selama enam bulan mengalami kenaikan tinggi badan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi telur.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kelompok bayi yang mengonsumsi telur ternyata lebih sedikit mengonsumsi makanan manis, seperti permen dan kue. Ini menunjukkan bahwa konsumsi telur dapat mengurangi obesitas pada anak–anak.

Dari penelitian ini, telur berpotensi menjadi makanan yang dapat mengurangi risiko stunting. Telur sebagai sumber protein yang baik, relatif murah dan mudah didapatkan.

Pemberian telur kepada anak-anak dapat dimulai ketika mereka berumur 6–8 bulan. Pada tahap ini, telur sebaiknya direbus hingga matang dan dilumatkan agar bayi mudah mengonsumsinya.

Namun, pemberian telur sekali sehari ini harus memperhatikan respons tubuh anak.

Bila anak memiliki alergi terhadap telur, konsumsi telur sebaiknya dibatasi dan diganti dengan makanan berprotein tinggi lainnya. Contoh makanan berprotein tinggi adalah daging sapi, tahu dan tempe.

Terkait dengan asupan gizi yang seimbang, Kementerian Kesehatan RI memperkenalkan istilah "Isi Piringku".

“Isi Piringku” adalah pengganti untuk slogan “4 Sehat 5 Sempurna”. Slogan baru ini menjadi pedoman konsumsi gizi sehari–hari agar bisa memenuhi gizi yang seimbang.

Dalam poster dan iklan layanan masyarakatnya, Kemenkes menyarankan porsi makanan yang ideal untuk sekali makan. Sebagai contoh, seporsi makan siang memiliki kalori sebesar ± 700 kalori.

Untuk setengah piring, 2/3 bagian diisi dengan sayuran dan sisa 1/3 bagiannya diisi buah-buahan.

Untuk setengah piring lainnya, 1/3 bagian diisi lauk pauk dan 2/3 bagian sisanya diisi dengan makanan pokok. Porsi makanan yang ideal ini ditentukan oleh kebutuhan energi tiap orang.

Baca juga artikel terkait KONSUMSI TELUR BISA MENCEGAH STUNTING atau tulisan lainnya dari Hana Afifah Nuraini

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Hana Afifah Nuraini
Penulis: Hana Afifah Nuraini
Editor: Dhita Koesno

Artikel Terkait