Menuju konten utama

Konservasi Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Dampak kebakaran Kawah Ijen masih terlihat di sejumlah titik. Pepohonan hangus dan tumbang, menyisakan tunggul hitam. Tanah pun kering dan gersang.

Konservasi Taman Wisata Alam Kawah Ijen
249 Darling Squad berfoto bersama usai penanaman 500bibit pohon di lahan seluas 1,1 hektare Taman Wisata Alam Kawah Ijen pada Senin(16/12), FOTO/dok. Siap Darling

tirto.id - Siapa yang tak mengenal Gunung Ijen?

Gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, ini dikenal karena, salah satunya, punya Api Biru di dasar kawah. Sungguh membanggakan, bukan, bahwa selain di Islandia fenomena Api Biru hanya ada di Indonesia?

Fenomena Api Biru di Kawah Ijen muncul akibat cairan belerang mengalir tiada henti. Dilihat dalam kondisi gelap—biasanya sekira pukul 02.00 hingga 05.00—cairan itu tampak seolah kobaran api kebiruan. Inilah atraksi alam yang menarik wisatawan, selain pemandangan matahari terbitnya yang tak kalah menakjubkan—muncul dari celah kabut dan pepohonan, menyeruak di antara asap belerang dan lautan awan dari kejauhan.

Oktober lalu, kebakaran melanda Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, bahkan mencapai area Gunung Ranti dan Gunung Merapi Ungup-ungup. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi menyebut kebakaran itu sebagai kebakaran paling besar dalam satu dasawarsa terakhir. Dalam pantauan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, kebakaran diperkirakan mencapai 940 hektar.

“Jika Evergreen basah, maka akan mengurangi dan menghambat terjadinya kebakaran. Namun ketika di TWA Ijen ini terjadi hari tanpa hujan yang sangat panjang, Evergreen pun menjadi kering dan mudah terbakar," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram, Jumat (25/10/2019).

Akibat kebakaran, Kawah Ijen ditutup sejak 20 Oktober hingga 6 November 2019. Saat kembali dibuka, dampak kebakaran masih terlihat di sejumlah titik: pepohonan hangus dan tumbang, menyisakan tunggul hitam. Tanah pun kering dan gersang.

Infografik Advertorial Djarum DTFL 4

Infografik Advertorial Pulihkan Keindahan Ijen. tirto.id/Mojo
Menuju Ekosistem yang Seimbang

Bertolak dari kondisi demikian, Aksi Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) Konservasi Taman Wisata Alam Kawah Ijen digelar Bakti Lingkungan Djarum Foundation bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur pada 16 Desember 2019.

“Peranan Siap Darling melalui program penanaman di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen merupakan langkah nyata kepedulian generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran,” kata Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji.

Supanji menerangkan, kegiatan Siap Darling senantiasa melibatkan generasi milenial agar generasi penerus ini punya rasa cinta, kepedulian, dan kebanggaan terhadap lingkungan. “Untuk jangka panjang, program ini adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang.”

Kegiatan #Siapdarling kali ini diikuti 249 mahasiswa yang tergabung dalam #Darlingsquad regional Banyuwangi, Jawa Timur. Para peserta menanami 1,1 hektar area TWA Kawah Ijen dengan 500 Cemara Gunung (Casuarina junghuniana) yang notabene merupakan pohon endemik kawasan dengan ketinggian ±2.779 mdpl, kedalaman 200 meter, dan luas 5.466 hektar itu.

“Aksi tanggap dan peduli lingkungan Siap Darling di kawasan TWA Gunung Ijen merupakan upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali. Sebuah upaya pemulihan ekosistem flora dan fauna yang terputus/terganggu, bahkan mengalami kematian, akibat kebakaran hutan,” kata Kepala BBKSDA Jawa Timur Nandang Prihadi.

Nandang menyambut baik kegiatan Siap Darling karena dinilai berani mengajak masyarakat luas untuk lebih sadar lingkungan. Ia berharap kegiatan ini bisa mendorong pemuda-pemudi khususnya di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso agar memiliki keinginan lebih menjaga lingkungan.

“Saya juga berharap kegiatan Siap Darling tidak berhenti di TWA GunungIjen, tetapi masih terus berlanjut di Kawasan Konservasi maupun kawasan hutan lainnya,” sambung Nandang.

Selain penanaman pohon, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga membangun fasilitas sarana dan prasana di kawasan konservasi Gunung Ijen, salah satunya adalah green house. Diharapkan, pembangunan itu dapat membuat para wisatawan lebih nyaman saat menikmati keindahan Gunung Ijen.

Taman Wisata Alam Kawah Ijen

Green House di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. FOTO/dok. Siap Darling
Untuk diketahui, Aksi Siap Darling TWA Kawah Ijen diikuti para mahasiswa dari 35 perguruan tinggi di berbagai daerah, misalnya, Universitas Airlangga Banyuwangi, Politeknik Negeri Banyuwangi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Terbuka (UT), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan lain sebagainya.

Selain melakukan penanaman, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga membangun sarana dan prasana di kawasan konservasi Gunung Ijen, termasuk green house, agar wisatawan lebih nyaman.

Kegiatan Aksidarling Konservasi TWA Kawah Ijen juga diisi dengan Talkshow “Menuju Ijen Darling”. Di acara ini para peserta diberi pengetahuan tambahan mengenai cara menikmati alam, tanpa perlu merusaknya. Acara dipungkas dengan penampilan Barasuara—Duta Lingkungan Djarum Trees for Life (DTFL).

Terakhir, FX Supanji mengingatkan, “Sudah saatnya kita sama-sama sadar lingkungan, karena sebagaimana jargon #Siapdarling, bikin perubahan itu gak bisa sendirian.”

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis