Menuju konten utama

Konsep Link and Match: SMK Didesain untuk Langsung ke Dunia Kerja

PSPK menyebutkan, konsep link and match antara sekolah vokasi dengan dunia usaha yang kebanyakan penerapannya di SMK memang didesain untuk menuju dunia kerja.

Konsep Link and Match: SMK Didesain untuk Langsung ke Dunia Kerja
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berdialog dengan perwakilan siswa diklat pendidikan vokasi di sela-sela Peluncuran Program Pendidikan Vokasi Tahap II antara industri dengan SMK untuk wilayah Jateng-DI Yogyakarta di Demak, Jawa Tengah, Kamis (28/2/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj.

tirto.id - Direktur Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Fiona Handayani menyoroti konsep link and match sekolah vokasi dengan dunia usaha, yang mana bahasan tersebut ramai pada debat cawapres kemarin.

Menurutnya, vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan memang didesain untuk peserta didik langsung menuju dunia kerja.

"Pendidikan vokasi dengan demikian memang perlu dirancang agar lulusan siap masuk ke industri yang sudah spesifik sektornya, misalnya otomotif, komputer, dan sebagainya. Dan hal ini berbeda dengan tujuan penyelenggaraan sekolah menengah umum atau SMA," ujarnya pada Tirto, Selasa (19/3/2019).

Sehingga menurutnya akan tidak relevan jika SMK digadang sebagai sekolah yang berorientasi kapitalisme karena diarahkan untuk mencetak tenaga kerja.

"Bagi industri, lulusan SMK menjadi sumber daya manusia yang sepatutnya siap untuk bekerja dan untuk siswa, SMK diharapkan dapat memberikan peluang kerja tanpa harus berinvestasi waktu dan biaya lagi untuk masuk ke perguran tinggi," tuturnya.

Menurut Fiona, yang seharusnya diperhatikan justru pada metode pengajaran siswa SMK tersebut. Agar semata-mata tidak hanya disesuaikan untuk kebutuhan kerja di dunia industri saja.

Untuk para peserta didik tersebut, lanjutnya, perlu juga dibekali pemahaman akan pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat atau lifelong learner. Para siswa tersebut harus didorong untuk terus meningkatkan dan memperbarui kompetensi dirinya sendiri dan tidak stagnan pada satu jenis bidang industri saja.

"Dengan demikian SMK tidak bisa lagi semata-mata fokus pada keterampilan menggunakan teknologi yang ada, yang bahkan mungkin tidak lagi digunakan di dunia industri. Tetapi harus membangun transferable skills termasuk kemampuan menjadi pembelajar sepanjang hayat tadi," pungkasnya.

Konsep link and match pendidikan dengan dunia usaha kembali menyeruak ke permukaan, setelah menjadi pembahasan pada debat ketiga antara calon wakil presiden Maaruf Amin dan Sandiaga Uno pada Minggu (17/3/2019) kemarin. Keduanya memiliki visi untuk meningkatkan sinergitas pendidikan dan dunia usaha untuk mengurangi jumlah pengangguran lulusan vokasi di Indonesia.

Baca juga artikel terkait SMK atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno