Menuju konten utama

Konflik Palestina-Israel: 2 Warga Tewas Dibunuh Pria Bersenjata

Update berita konflik Palestina dan Israel: dua warga tewas dibunuh pria bersenjata.

Konflik Palestina-Israel: 2 Warga Tewas Dibunuh Pria Bersenjata
Tentara Israel mengambil posisi di lokasi serangan penembakan Palestina terhadap sebuah mobil Israel di pos pemeriksaan Hawara, dekat kota Nablus, Tepi Barat, Minggu, 26 Februari 2023. Dua warga Israel tewas dalam penembakan itu, kata pejabat Israel. (AP Photo/Majdi Mohammed)

tirto.id - Puluhan pemukim Israel meluapkan amarahnya pada Minggu, 26 Februari 2023, dengan membakar puluhan mobil dan rumah warga Palestina di Tepi Barat. Hal itu terjadi setelah dua pemukim Israel dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina.

Seperti diberitakan AP News, peristiwa itu memicu kekacauan hebat dan menjadikannya sebagai tindakan kekerasan pemukim terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Aksi pria bersenjata Palestina itu menyulut api kembali konflik Israel-Palestina yang memang sudah memburuk di awal tahun 2023 ini karena telah menewaskan lebih dari 60 warga Palestina.

Media Palestina menyebutkan bahwa amukan pemukim Israel itu membuat sekitar 30 rumah dan mobil terbakar di kota Huwara, Tepi Barat.

Dalam sebuah video yang beredar, kerumunan pemukim Yahudi terlihat berdiri, berdoa dan meratapi sebuah bangunan yang terbakar. Sebelum itu, seorang menteri Kabinet Israel sekaligus pemimpin pemukim menyerukan agar Israel menyerang “tanpa ampun” usai pria bersenjata Palestina menewaskan 2 pemukim Israel di wilayah tersebut.

Pada saat kejadian, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, terdapat seorang pria berusia 37 tahun tewas oleh tembakan Israel, kemudian terdapat 4 orang lainnya luka-luka karena tertembak dan dipukuli dengan batang besi, serta 95 orang lainnya dirawat karena menghirup gas air mata.

Menanggapi peristiwa itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk aksi yang disebutnya sebagai tindakan teroris.

“Tindakan teroris yang dilakukan oleh pemukim di bawah perlindungan pasukan penjajah malam ini. Kami meminta pemerintah Israel untuk bertanggung jawab sepenuhnya,” ungkap Presiden Mahmoud Abbas.

Sementara di pihak Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan imbauan agar semua pihak tetap tenang, serta mendesak agar tak melakukan tindakan main hakim sendiri.

“Saya meminta agar ketika darah mendidih dan semangat membara, jangan main hakim sendiri,” ungkap Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.

Seorang pejabat Palestina, Ghassan Douglas, yang memantau pemukiman Israel di wilayah Nablus, mengatakan bahwa para pemukim Israel itu membakar sedikitnya enam rumah dan puluhan mobil di Hawara, Tepi Barat. Ada juga laporan serangan yang dilakukan ke beberapa desa Palestina lainnya yang berdekatan.

“Sekitar 400 pemukim Yahudi ikut ambil bagian dalam serangan tersebut. Saya tidak pernah melihat serangan seperti itu,” ungkap Ghassan Douglas.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, konflik dua negara telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina serta 40 warga Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur.

Palestina masih tegas dengan klaimnya bahwa Tepi Barat, Yerusalem timur dan Jalur Gaza merupakan wilayah negara mereka di masa depan yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah pada tahun 1967 lalu.

Akan tetapi, ada sekitar 700 ribu pemukim Israel telah menempati Tepi Barat hingga Yerusalem timur, yang disebut sebagai “penghalang” perdamaian kedua negara.

Sayap Kanan Israel Serukan Tindakan Keras Terhadap Palestina

Masih mengutip AP News, para anggota terkemuka pemerintahan sayap kanan Israel dikabarkan telah menyerukan tindakan keras terhadap Palestina usai pria bersenjata menewaskan dua pemukim Israel di Hawara, Tepi Barat.

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dengan tegas mengklaim bertanggung jawab atas sebagian besar kebijakan Tepi Barat Israel.

Smotrich yang menjadi pemimpin pemukim di wilayah yang diserang oleh pria bersenjata Palestina itu menyerukan “menyerang kota-kota teror dan penghasutnya tanpa belas kasihan, dengan tank, dan helikopter.”

Tak hanya itu, Smotrich juga menyerukan respons yang lebih keras dengan menyatakan bahwa Israel harus bertindak dan menunjukkan bahwa tuan rumah telah menjadi “gila”.

Akan tetapi, pada hari Minggu petang itu, Smotrich justru memberikan imbauan kepada para pemukim Israel di Hawara agar tidak main hakim sendiri dan membiarkan tentara serta pemerintah yang menangani masalah tersebut.

“Dilarang untuk main hakim sendiri dan menciptakan anarki berbahaya yang bisa lepas kendali dan menelan korban jiwa,” ungkap Bezalel Smotrich.

Pemicu Pria Bersenjata Palestina Serang Pemukim Huwara di Tepi Barat

Kejadian pria bersenjata Palestina yang melancarkan serangan di Huwara pada hari Minggu itu terjadi beberapa hari setelah serangan militer Israel yang menewaskan 10 warga Palestina di Kota Nablus.

Penembakan itu terjadi di jalan raya utama yang dilalui oleh warga Palestina dan pemukim Israel. Dua pemukim Israel yang tewas itu diidentifikasi sebagai kakak beradik Hallel dan Yagel Yaniv dari pemukim Yahudi Har Bracha di Huwara, Tepi Barat.

Dalam aksi pembalasan itu, mengutip timesofisrael.com, pria bersenjata Palestina tersebut melepaskan tembakan dari jarak dekat kemudian melarikan diri dan masih menjadi buron pasukan Israel.

Sementara menurut kelompok Jihad Islam Palestina, mengutip Al Jazeera, penembakan di hari Minggu di Huwara, Tepi Barat, itu sebagai “operasi heroik”.

“Ini mengirimkan pesan yang kuat kepada KTT Aqaba bahwa perlawanan kami (Palestina) ada,” ungkap kelompok Jihad Islam yang telah bergabung dengan Hamas dan kelompok Palestina lainnya.

Sehari sebelum amarah meluap di hari Minggu malam usai dua pemukim Israel ditembak, pada hari Sabtu pemukim Israel juga telah membakar sejumlah mobil milik warga Palestina di desa Burin, dekat Nablus.

Situasi Terkini Kasus Pembunuhan 2 Warga Pemukim Israel

Diberitakan Al Jazeera, setelah pria bersenjata Palestina tembak 2 pemukim Israel, Kantor Berita Palestina Wafa melaporkan bahwa terdapat seorang warga Palestina berusia 37 tahun ditembak mati oleh pemukim Israel di desa Zaatara dekat Nablus.

Akan tetapi, tentara Israel tak memberikan komentar, mereka hanya mengklaim telah mengevakuasi puluhan warga Palestina di Huwara karena terancam ditembaki.

Akibat kejadian itu, pasukan Israel mencari pria bersenjata yang menewaskan dua pemukim Israel di Tepi Barat.

“Pasukan keamanan Israel menutup beberapa pos pemeriksaan dan mereka masih mencari orang yang melakukan (serangan) ini,” menurut Sara Khairat dari Al Jazeera yang melaporkan dari Yerusalem Barat.

Menteri Pertahanan Israel, Ben-Gvir juga menyerukan agar pemerintahnya meningkatkan kehadiran militer di Tepi Barat yang diduduki.

“Pada hari yang sulit di mana dua orang Israel terbunuh dalam serangan teror Palestina, tidak ada yang lebih simbolis daripada meloloskan undang-undang hukuman mati bagi para teroris,” ungkap Ben-Gvir, kelompok sayap kanan serta pemukim Israel di Tepi Barat.

Di sisi lain, Sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, menyatakan bahwa kehadiran para pemukim di dalam pemerintahan Israel itu justru membuat situasi semakin sulit bagi warga Palestina.

"Satu-satunya cara yang dapat saya gambarkan adalah bahwa ini adalah perilaku geng fasis yang merupakan pemukim Israel, yang dilindungi dan didukung oleh tentara Israel, nasib rakyat Palestina berada di tangan para pemukim ilegal. Mereka menyerang dan menembak orang-orang di kiri dan kanan dan tentara Israel tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan mereka," ungkap Barghouti.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Politik
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto