Menuju konten utama

Konflik Iran vs Amerika: Trump Tak Akan Balas Serangan Teheran

Trump mengatakan, tidak akan membalas serangan rudal Iran dengan cara militer.

Konflik Iran vs Amerika: Trump Tak Akan Balas Serangan Teheran
Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Battle Creek, Mich., Rabu, 18 Desember 2019. Paul Sancya/AP

tirto.id - Amerika Serikat dan Iran mundur dari kemungkinan perang setelah Presiden AS Donald Trump pada Rabu (8/1/2020) mengisyaratkan dia tidak akan membalas secara militer serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer AS di Irak. Tidak ada yang terluka dalam serangan itu, tetapi pasukan AS di kawasan itu tetap waspada.

Berbicara dari Gedung Putih, Trump tampaknya berniat mengurangi krisis yang meningkat setelah pembunuhan pemimpin militer Iran, Qassem Soleimani. Iran membalas kematian itu dengan serangan lusinan rudal di Irak, tempat pangkalan militer AS dan Kedutaan Besar AS berada.

Dikutip dari AP News, rudal itu merupakan serangan langsung Iran terhadap Amerika sejak perebutan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979. Pentagon mengatakan pada Rabu, mereka meyakini Iran menembak dengan maksud untuk membunuh.

"Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak terkait dan hal yang sangat baik bagi dunia," kata Trump di Gedung Putih.

Meskipun ada pembicaraan damai seperti itu, kedua wilayah tetap dalam kondisi tegang. Pasukan Amerika yang dikirim selama akhir pekan, berada dalam siaga tinggi. Pekan lalu milisi yang didukung Iran mengepung Kedutaan Besar AS di Baghdad, dan proksi Teheran di wilayah tersebut tetap dapat melakukan serangan seperti yang terjadi pada 27 Desember yang menewaskan seorang kontraktor AS dan permusuhan baru.

Beberapa jam setelah Trump berbicara, dua roket menghantam Zona Hijau Baghdad dan menimbulkan dampak pada area diplomatik, kata seorang pejabat. Namun, tidak ada laporan ada korban yang jatuh.

Jenderal Mark Milley, Kepala Joint Chief of Staff, memperingatkan "mungkin terlalu dini untuk mengatakan" jika serangan rudal telah membuat Iran puas dan cukup untuk membalas kematian Qassem Soleimani.

"Kita harus memiliki ekspektasi, bahwa kelompok-kelompok milisi Syiah, baik yang diarahkan atau tidak diarahkan oleh Iran, akan melanjutkan dengan cara apapun untuk mencoba dan merusak kehadiran kami di sana, baik secara politik maupun militer," kata Menteri Pertahanan Mark Esper.

Trump berjanji untuk memberikan "tekanan maksimum" melalui sanksi ekonomi terhadap Iran. Dia mengatakan sanksi baru yang belum ditentukan akan tetap berlaku "sampai Iran mengubah perilakunya."

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan rudal yang dilakukan Iran bukan merupakan pembalasan maksimal.

"Tadi malam mereka menerima tamparan. Tindakan militer ini tidak cukup [untuk balas dendam]. Yang penting adalah bahwa kehadiran Amerika yang korup di wilayah ini berakhir," kata Khamenei.

Trump, yang sedang menghadapi mungkin ujian terbesar dari masa kepemimpinannya, memuji kerusakan minimal dari serangan itu karena ada sistem peringatan dini "yang bekerja sangat baik" dan mengatakan orang Amerika harus "sangat berterima kasih dan bahagia" dengan hasilnya.

Serangan-serangan itu telah mendorong Teheran dan Washington mendekati perang. Dunia menunggu untuk melihat apakah Trump akan menanggapi dengan kekuatan militer. Trump, dalam pidatonya di televisi selama sembilan menit, berbicara tentang militer AS yang kuat dengan rudal yang "besar, kuat, akurat, mematikan, dan cepat." Namun kemudian ia menambahkan: "Kami tidak ingin menggunakannya."

Iran selama berhari-hari telah berjanji untuk membalas pembunuhan Soleimani. Serangan rudal Iran menyasar dua pangkalan, satu di Irbil Irak utara dan Ain al-Asad Irak barat. Menteri Luar Negeri AS Mohammad Javad Zarif mengatakan negara itu telah "mengambil langkah-langkah proporsional dalam membela diri."

Pada Rabu, Trump mengatakan Amerika Serikat "siap untuk merangkul perdamaian dengan semua pihak." Pidato ini berubah tajam dari peringatannya sehari sebelumnya. Trump mengatakan "jika Iran melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan, mereka akan menerima akibatnya."

Baca juga artikel terkait KONFLIK IRAN AS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH