Menuju konten utama

Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau: Warga Jauhi KRB Radius 2 Km

Badan Geologi KemenESDM meminta masyarakat menjauhi zona Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Anak Krakatau sejauh 2 kilometer.

Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau: Warga Jauhi KRB Radius 2 Km
Erupsi Anak Krakatu, Jumat (4/2/2022). foto/CCTV PVMBG/https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/informasi-letusan/KRA

tirto.id - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan evaluasi bahwa jarak 2 kilometer dari Gunung Anak Krakatau di Lampung merupakan kawasan rawan bencana (KRB) yang harus diwaspadai.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Eko Lelono, bahwa kawasan rawan bencana itu ditetapkan setelah dilakukan pengamatan dari data visual dan instrumental potensi bahaya aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Berdasarkan pantauan data visual dan instrumental aktivitas Gunung Anak Krakatau adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 Km," katanya dalam surat edaran yang diterima Tirto pada Jumat (4/2/2022).

Pihaknya juga mengingatkan akan potensi longsor yang sewaktu-waktu bisa terjadi meski tanpa adanya aktivitas vulkanis seperti saat ini.

"Potensi ancaman Gunung Anak Krakatau secara historis sudah permanen, meski tanpa adanya aktivitas vulkanis, namun tetap memungkinkan adanya longsor yang membahayakan sekitarnya," terangnya.

Pihak Badan Geologi juga meningkatkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau menjadi Level II atau Waspada.

"Kami merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekat Gunung Anak Krakatau dengan radius 2 Km dari kawah aktif," ungkapnya.

Dalam pengamatan visual Badan Geologi, telah terjadi peningkatan intensitas embusan asap hingga abu.

"Dimulai dari Kamis (3/2/2022) terlihat saat malam hari ada sinar api di atas kawah, dan pada Jumat (4/2/2022) terlihat ada letusan sebanyak 9 kali dengan tinggi kolom abu sebanyak 800-1.000 meter dari atas puncak," jelasnya.

Sedangkan dari pengamatan instrumental, bahwa Gunung Anak Krakatau telah terpantau terjadi 9 kali gempa letusan, 135 kali gempa embusan, 4 kali tremor harmonik, 499 kali gempa dengan frekuensi rendah, 2 kali gempa hybrid, 2 kali gempa tektonik lokal dan 8 kali gempa tektonik jauh.

"Semua kegempaan tersebut tercatat selama kurun waktu 16 Januari-4 Februari 2022," katanya.

Eko juga mengimbau warga agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan Badan Geologi dan tidak terpancing dengan berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Kami harapkan warga mengikuti instruksi dari pemerintah baik Badan Geologi maupun Pemda setempat serta memantau terus informasi melalui aplikasi atau website Magma Indonesia," jelasnya.

Baca juga artikel terkait GUNUNG ANAK KRAKATAU atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri