Menuju konten utama

Kondisi Merapi Terkini, BPPTKG: Magma Bergerak ke Permukaan Gunung

Hingga saat ini belum dapat diperkirakan kapan magma itu akan sampai di permukaan.

Kondisi Merapi Terkini, BPPTKG: Magma Bergerak ke Permukaan Gunung
Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu ( 18/11/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

tirto.id - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida, mengatakan hingga saat ini magma masih bergerak menuju ke permukaan kawah Gunung Merapi

"Magma belum muncul di permukaan. Masih menuju ke permukaan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat ditemui di Kantor BPPTKG Yogyakarta, melansir Antara.

Hanik mengatakan berdasarkan data-data kegempaan sejak Oktober 2020 memang mengindikasikan bahwa magma sedang bergerak menuju ke permukaan.

Namun ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum dapat diperkirakan kapan magma itu akan sampai di permukaan.

Menurutnya, karena magma belum muncul di permukaan, sehingga kecepatan pertumbuhan dan volume magma hingga kini belum bisa diketahui.

Sementara itu, berdasar pemantauan morfologi puncak sampai dengan 16 November 2020, kubah lava juga belum terdeteksi muncul di permukaan gunung api aktif itu.

"Nanti kita ikuti prosesnya. Kalau terbentuk kubah lava maka akan terjadi guguran lava pijar, awan panas, dan sebagainya," kata dia.

Sedangkan, terkait potensi bahaya guguran lava, menurut Hanik, memiliki kemungkinan mengarah ke bukaan kawah atau ke arah Kali Gendol.

Manun, menurutnya, tidak menutup kemungkinan ke arah barat, barat laut atau ke Kali Senowo.

"Tetap ada kemungkinan ke arah barat, barat laut melihat EDM atau deformasinya atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang ada di sisi barat," kata Hanik.

Sebelumnya, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dan untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan agar dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Update aktivitas Gunung Merapi (19/11/2020)

Sebelumnya, pada Kamis (19/11/2020) laju rata-rata deformasi EDM Babadan teramati sebesar 12cm/hari.

Pada hari yang sama juga terdengar suara guguran dari PGM Babadan sebanyak tujuh kali dengan intensitas lemah hingga keras.

Selain itu juga terlihat asap warna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 75 meter di atas puncak Gunung Merapi.

Kegempaan di Gunung Merapi pada periode pengamatan Kamis (19/11/2020)

  • 52 guguran
  • 312 hybrid/fase banyak
  • 29 vulkanik dangkal
  • 44 hembusan

Aktivitas Gunung Merapi Terkini (20/11/2020)

Periode pengamatan

Jumat (20/11/2020) pukul 00:00 hingga 06:00 WIB

Lokasi Gunung Merapi

Gunung Merapi (2968 mdpl),

Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

Meteorologi

Cuaca di sekitar Gunung Merapi terlihat cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 15.5-20.6 °C, kelembaban udara 69-90 %, dan tekanan udara 567.7-687.7 mmHg.

Visual

● Gunung Merapi terlihat jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

● Terdengar suara guguran empat kali dengan intensitas lemah hingga sedang dari Pos Babadan.

kegempaan

■ Guguran

(Jumlah : 21, Amplitudo : 4-40 mm, Durasi : 12.4-88.8 detik)

■ Hembusan

(Jumlah : 16, Amplitudo : 3-12 mm, Durasi : 11.2-15.6 detik)

■ Hybrid/Fase Banyak

(Jumlah : 117, Amplitudo : 3-29 mm, S-P : 0.3-0.4 detik, Durasi : 5.8-10.9 detik)

■ Vulkanik Dangkal

(Jumlah : 14, Amplitudo : 40-75 mm, Durasi : 11.6-44.1 detik)

Kesimpulan

Tingkat Aktivitas Gunung Merapi Level III (Siaga)

Rekomendasi BPPTKG

1. Prakiraan daerah bahaya meliputi:

A. Provinsi DIY

a. Kabupaten Sleman. Kecamatan Cangkringan: Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

B. Provinsi Jawa Tengah

a. Kabupaten Magelang. Kecamatan Dukun: Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2)

b. Kabupaten Boyolali. Kecamatan Selo: Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi)

c. Kabupaten Klaten. Kecamatan Kemalang: Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang)

2. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

3. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

4. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

5. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH