Menuju konten utama
Apa Semeru Meletus?

Kondisi Gunung Semeru Terkini Pasca Banjir Lahar Dingin Minggu Sore

Apa Semeru meletus usai banjir lahar dingin yang terjadi pada Minggu sore dan menyebabkan putusnya jembatan darurat penghubung antardesa?

Kondisi Gunung Semeru Terkini Pasca Banjir Lahar Dingin Minggu Sore
Kepulan asap menyelimuti area yang terendam banjir lahar hujan Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa.

tirto.id - Kondisi Gunung Semeru hingga saat ini masih berstatus siaga atau level III, usai banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), cuaca di sekitar Semeru cerah hingga berawan, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut dan timur, berdasarkan hasil pengamatan pada periode Senin (3/1/2022) pukul 00:00-06:00 WIB.

Sebelumnya, banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang sejumlah desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dan menyebabkan dua warga terjebak pada Minggu (2/1/2022) sore.

Dua warga Desa Bades yang sempat terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru yakni Buang (50) dan Suara (65) bersama kerbaunya di daerah pertambangan Rotary Screen, Desa Gondoruso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Ada dua orang bersama kerbaunya yang merupakan warga Desa Bades, Kecamatan Pasirian terjebak lahar dingin Semeru dan kondisi mereka sehat," kata Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol Inf Andi A. Wibowo seperti dilansir dari Antara.

Selain menerjang beberapa desa dan mengakibatkan dua warga terjebak, banjir lahar dingin Gunung Semeru juga menyebabkan putusnya jembatan darurat penghubung antardesa di wilayah setempat, Minggu sore.

"Pada pukul 15.00 WIB, lahar dingin terpantau mulai terlihat memasuki daerah aliran Kali Regoyo yang berada di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Lahar dingin membawa material batu dan lumpur," kata Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang, melansir laman Antara.

Berdasarkan laporan petugas Pos Pantau Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur yang dilaporkan ke BPBD Lumajang menyebutkan getaran banjir yang terekam dalam seismograf sejak pukul 10.48 WIB hingga 16.02 WIB.

Pada pukul 14.25 WIB terekam getaran banjir dengan amplitudo maksimal 38 dan 40 mm (over scala) dan pada pukul 15.11 WIB terekam getaran banjir di semua stasiun seismograf dengan cukup besar intensitasnya, bahkan pukul 15.24 WIB getaran banjir masih over skala pada semua seismograf.

"Banjir lahar dingin pascaletusan Gunung Semeru disebabkan curah hujan tinggi di seputaran lereng dan sebagian besar di wilayah Kabupaten Lumajang," katanya.

Joko menjelaskan beberapa dampak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru memutus kembali jalur Curah Kobokan menuju Dusun Sumbersari di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

"Kemudian meluapnya aliran air dari sungai yang berada di belakang rumah warga Dusun Kamar Kajang di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dan menggenangi jalan nasional, sehingga jalan tidak bisa dilalui," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, banjir lahar dingin Semeru menyebabkan melubernya air di jembatan Kali Regoyo, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, sehingga tidak bisa dilalui oleh semua kendaraan.

"Jembatan darurat penghubung Desa Gesang di Kecamatan Tempeh dan Desa Sememu di Kecamatan Pasirian juga terputus akibat banjir lahar dingin Semeru," katanya.

Ia mengatakan pada lokasi tambang rotary terpantau secara visual dua alat berat terjebak dalam aliran lahar dingin, namun berdasarkan informasi dari warga setempat bahwa operator alat berat tersebut berhasil meninggalkan lokasi.

"Petugas akan melanjutkan untuk memantau aliran yang berada di Bondeli, Kampung Renteng, dan Kamar Kajang," ujarnya.

Kondisi Gunung Semeru Terkini

Pada periode pengamatan Senin (3/1/2022) pukul 00:00-06:00 WIB, teramati adanya asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100-500 meter dari puncak Gunung Semeru.

Selain asap kawah juga teramati 6 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-10 mm dan lama gempa 30-80 detik. Meski begitu, hingga saat ini status Gunung Semeru masih berapa pada level III atau siaga. Berikut hasil pengamatan PVMBG terhadap Gunung Semeru pada periode Senin (3/1/2022) pukul 00:00-06:00 WIB.

Lokasi Gunung Semeru

Gunung Api Semeru terletak di KabKota Lumajang, Malang, Jawa Timur dengan posisi geografis di Latitude -8.108°LU, Longitude 112.92°BT dan memiliki ketinggian 3676 mdpl

Pengamatan visual

Gunung api terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut dan timur.

Klimatologi

Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut dan timur. Suhu udara sekitar 20-21°C.

Pengamatan kegempaan

6 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-10 mm dan lama gempa 30-80 detik.

1 kali harmonik dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 317 detik.

2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-25 mm, S-P 20-40 detik dan lama gempa 65-115 detik.

Rekomendasi PVMBG

1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SEMERU HARI INI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya