Menuju konten utama

Kondisi Geografis Pulau Kalimantan Berdasarkan Peta & Bentang Alam

Kondisi geografis pulau Kalimantan berdasarkan peta dan keadaan bentang alamnya yang memiliki karanteristik sangat bervariasi.

Kondisi Geografis Pulau Kalimantan Berdasarkan Peta & Bentang Alam
Peta kenaikan permukaan laut di Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Screenshot/coastal.climatecentral.org/

tirto.id - Nama pulau Kalimantan kerap pula disebut Borneo dalam literatur barat. Sebutan itu merujuk pada Kesultanan Brunei yang dahulu kala pernah menguasai sebagian besar wilayah Kalimantan bagian barat dan utara.

Menukil satu publikasi Kemdikbud, dalam Kitab Nagarakartanama pupuh XIV/1, Kalimantan disebut dengan Barune yang diduga merujuk pula pada Brunei. Sementara dalam berita-berita Cina masa lalu, pulau ini disebut dengan Pu-ni. Ada juga nama lain yang dikenal masyarakat lokal di pulau ini, yaitu Bangawan Bawi Lewu Telo.

Belum diketahui secara jelas, awal mula kemunculan nama Kalimantan. Dalam bahasa lokal pulau itu, Kalimantan merupakan paduan dua kata, yakni kali (sungai) dan mantan (banyak). Maka itu, Kalimantan bisa bermakna pulau dengan banyak sungai. Nama ini sesuai dengan kondisi daratan Kalimantan yang dilintasi setidaknya oleh 58 sungai besar.

Sementara sumber lain menerangkan, kata Kalimantan bukan dari bahasa Melayu asli, melainkan Sanksekerta, yakni Kalamanthana. Makna kata Kalamanthana adalah "pulau dengan udara sangat panas." Kata itu, diucapkan dengan bunyi 'kalmantan', dan oleh lisan penduduk asli borneo sering dinyatakan dengan 'klemantan' atau 'Quallamontan'. Maka akhirnya, ia jadi Kalimantan, demikian catatan Slamet Muljana dalam Sriwijaya (2006).

Pulau Kalimantan sudah dikenal hingga mancanegara sejak berpuluh abad silam. Posisinya yang strategis di jalur perdagangan internasional menjadi salah satu sebabnya. Para pelaut Cina tercatat sudah berhubungan dengan penduduk lokal di Kalimantan sejak era Dinasti Han (206 SM-220 M). Kala itu, komoditas perdagangan utama dari Kalimantan adalah kayu dan resin.

Bentang Alam Pulau Kalimantan

Letak Pulau Kalimantan berada di utara Pulau Jawa dan barat Pulau Sulawesi. Pulau terbesar ketiga di dunia ini dimiliki oleh tiga negara. Sebagian besar wilayah Kalimantan (73%) dimiliki Indonesia. Sementara 26% lainnya adalah wilayah Malaysia dan sekitar 1 persen sisanya dikuasai Brunei.

Data Kementerian PUPR menunjukkan daratan Kalimantan yang termasuk dalam wilayah Indonesia seluas 544.150 kilometer persegi. Pada tahun 2013, total penduduk Pulau Kalimantan (di wilayah RI) mencapai 14.725.700 jiwa, angka yang kecil jika dibandingkan dengan luas kawasan tersebut.

Jika ditilik dari segi bentang alamnya, mengutip laporan dari Kementerian KLHK, Kalimantan punya geomorfologi sangat variatif. Banyak pegunungan legendaris yang kesohor sejak era kolonial dapat ditemui di Kalimantan.

Misalnya, Pegunungan Meratus, Pegunungan Schwaner, Pegunungan Muller, dan Pegunungan Iban. Pegunungan yang menjadi lokasi titik-titik paling tinggi di Kalimantan itu pun menjadi hulu hampir semua sungai besar yang membelah daratan Borneo.

Di sebagian besar area Kalimantan juga terbentang dataran rendah yang luas dengan karakteristik beragam. Selain menjadi lumbung hutan tropis dunia dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di muka bumi, dataran rendah itu pun menjadi tempat lahan gambut jutaan hektar.

Dataran rendah berupa rawa air tawar yang luas juga jadi wajah lain bentang alam daratan Pulau Kalimantan. Contohnya: rawa-rawa Mahakamh Tengah (Kalimantan Timur), Lahan Basah Sungai Negara (Kalimantan Selatan), hingga Rawa/Danau Sentarum (Kalimantan Barat). Sementara di area pesisir pulau ini, banyak rawa mangrove tumbuh di dataran pasang surut.

Keragaman bentang alam Borneo juga tampak pada keberadaan kawasan karst (kapur) di tengah-tengah daratan Kalimatan. Salah dua yang paling luas ialah areal karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kalimantan Timur dan karst Batulicin-Sungai Durian.

Dari segi morfogenesis, bentang lahan Kalimantan aman dari pengaruh sejumlah jenis bencana geologi. Kalimantan berada di luar jalur gunungapi aktif (ring of fire) dan struktur inti benua yang relatif stabil jika dibandingkan wilayah Indonesia lainnya yang dekat dengan lempeng tektonik.

Karena itu, risiko bencana gunung meletus dan gempa relatif kecil di sana. Bahkan, saat ini tidak ditemukan aktivitas gunung api di Kalimantan. Meski begitu, di sebagian wilayah Kalimantan dan pulau-pulau kecil sekitarnya, ada bentang lahan yang diidentifikasi terbentuk oleh aktivitas gunung api purba.

Bentang lahan di Kalimantan juga menyimpan kekayaan sumber daya alam berlimpah, terutama beragam jenis barang tambang dan hutan. Sayangnya, ekploitasi sumber daya alam di Kalimantan selama ini telah memicu kerusakan lingkungan yang kian hari semakin mengkhawatirkan.

Kondisi Geografis Kalimantan Berdasarkan Peta

Ditinjau dari letak geografisnya, Pulau Kalimantan berada di utara Pulau Jawa, sebelah timur Selat Malaka, sebelah barat Pulau Sulawesi, dan sebelah selatan kepulauan Filipina.

Ada sejumlah laut yang mengelilingi Pulau Kalimantan, yakni:

  • Laut China Selatan di bagian barat dan barat-laut
  • Laut Sulu di timur-laut
  • Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur
  • Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan.

Adapun secara astronomis, Pulau Kalimantan terletak di antara 4° 24' LU - 4° 10' LS dan 108° 30' BT - 119° 00' BT. Letak astronomis ini menyebabkan pulau Kalimantan dilintasi garis khatulistiwa.

Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo. Sedangkan dalam artian sempit, "Kalimantan" hanya mengacu ke area yang masuk wilayah Indonesia, dengan batas-batas berikut ini:

  • Sebelah Utara: berbatasan dengan Malaysia
  • Sebelah Barat: berbatasan dengan Selat Karimata
  • Sebelah Timur: berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi
  • Sebelah Selatan: berbatasan dengan Laut Jawa.

Saat itu, dalam hal administratif, wilayah Pulau Kalimantan yang masuk Indonesia terbagi menjadi 5 provinsi yaitu:

  • Kalimantan Utara (ibu kota di Tanjung Selor)
  • Kalimantan Timur (ibu kota di Samarinda)
  • Kalimantan Selatan (ibu kota di Banjarmasin)
  • Kalimantan Tengah (ibu kota di Palangkaraya
  • Kalimantan Barat (ibu kota di Pontianak).

Berdasar data dalam Atlas Bentang Lahan Kalimantan (2017) terbitan Badan Informasi Geospasial (BIG), luas Pulau Kalimantan mencapai 743.330 kilometer persegi.

Mayoritas bentang lahan Pulau Kalimantan berupa dataran. Lebih dari separuhnya berada di bawah ketinggian 150 mdpl. Tutupan lahan di Pulau Kalimantan masih didominasi oleh hutan hujan tropis primer dan sekunder, serta lainnya hasil budidaya.

Dikenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai," Kalimantan memang terkenal dengan aliran sungai-sungainya yang begitu panjang. Sungai-sungai itu menjadi jalur transportasi utama di sana.

Sungai paling panjang di Kalimantan ialah Sungai Kapuas (1.143 km) di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas juga menjadi sungai terpanjang di Indonesia. Selain itu, ada Sungai Barito dengan aliran sepanjang 880 km di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dan Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur.

Oleh karena dilalui garis khatulistiwa, Kalimantan memiliki iklim tropis dengan suhu relatif konstan di sepanjang tahun, sekitar 25°C dan 35°C di dataran rendah. Curah hujan yang minimal 60 mm di setiap bulan menyebabkan hutan tropis di Kalimantan bisa selalu hijau.

Angka rata-rata curah hujan di Kalimantan, masih merujuk pada Atlas Bentang Lahan Kalimantan (2017), mencapai 2.992 mm, dengan suhu rerata 26,7 °C. Adapun bulan terhangat di Kalimantan, biasanya berlangsung pada Mei.

Dilihat dari relief muka buminya, wilayah Pulau Kalimantan terdiri atas bagian-bagian berikut:

  • Pegunungan dan perbukitan (39,69 %)
  • Dataran lahan kering (35,08 %)
  • Dataran pantai atau pasang surut (11,73 %)
  • Dataran aluvial (12,47 %)
  • Bentuk lahan lain (0,93 %).

Di sebagian besar wilayah pegunungan Kalimantan, terdapat sejumlah taman nasional yang jadi lokasi konservasi beraneka ragam flora dan fauna. Bahkan, kawasan hutan Pegunungan Muller dan sebagian Pegunungan Schawner telah ditetapkan sebagai hutan warisan dunia.

Data lebih lengkap dapat dilihat dalam Atlas Bentang Lahan Kalimantan (2017) terbitan BIG yang bisa diakses melalui link ini.

Baca juga artikel terkait PULAU KALIMANTAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Yantina Debora