Menuju konten utama

Komposisi Cokelat yang Bagus Tidak Bikin Gemuk

Kebanyakan cokelat saat ini didominasi gula dan susu sehingga rasa manisnya sangat kuat. Hal itulah yang membuat kegemukan dan diabetes.

Komposisi Cokelat yang Bagus Tidak Bikin Gemuk
Ilustrasi mengkonsumsi cokelat. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Komposisi cokelat yang tidak terlalu banyak susu dan gula akan membuat rasa cokelat asli tidak hilang. Dengan komposisi cokelat yang baik seperti itu, menurut pakar cokelat Nur Abduh, seharusnya tidak membikin gemuk jika dikonsumsi.

"Cokelat yang bagus itu komposisinya 32 persen mengandung kakao. Lebih banyak kakao dibandingkan bahan baku lain," ujar Nur di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Namun, ia melanjutkan, yang terjadi sekarang cokelat didominasi gula dan susu sehingga rasa manisnya sangat kuat. Hal itulah yang membuat kegemukan dan diabetes.

"Jadi yang bikin gemuk bukan cokelatnya, tetapi bahan baku tambahan seperti gula dan susu. Untuk menghindari kegemukan dan diabetes, bisa mengonsumsi cokelat hitam dengan kadar kakao 70 persen dan gulanya sedikit," paparnya.

Meski begitu, salah seorang ahli cokelat dari Gandum Kencana Mas (GMK) itu menerangkan bahwa dalam komposisi cokelat tetap harus ditambahkan gula agar rasanya lebih enak.

Penyajian cokelat tidak hanya dimakan langsung, tapi juga bisa dibuat kue atau dicampur dengan buah? Bisa juga untuk masker karena kandungan kakaonya tinggi.

"Biji kakao mengandung minyak seperti olive oil yang bisa melembutkan bahkan bisa untuk terapi body masker," cetus dia.

Sementara itu, Manajer Komunikasi GMK Iman Setia Nugraha mengatakan Indonesia adalah salah satu produsen cokelat terbesar di dunia. Posisinya ketiga besar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Meskipun demikian, konsumsi cokelat di Indonesia justru lebih rendah dari negara lain.

"Masyarakat Indonesia mengonsumsi cokelat dalam hitungan gram per orang per tahun. Sedangkan Malaysia, per kilogram per orang per tahun," kata Iman.

Hal itu dikarenakan masyarakat Indonesia masih menganggap cokelat sebagai cemilan mahal. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi produsen cokelat Indonesia untuk menaklukkan hati konsumen dalam negeri, demikian yang dilansir dari Antara.

Baca juga artikel terkait COKELAT atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari