Menuju konten utama

Komisi IX DPR: Masyarakat Butuh Layanan Konseling Bunuh Diri

Hotline ASA milik Kemenkes muncul pada Oktober 2010 berbarengan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Namun eksistensinya hanya bertahan empat tahun. 

Komisi IX DPR: Masyarakat Butuh Layanan Konseling Bunuh Diri
Ilustrasi bunuh diri [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf menyesali Hotline 500-454 atau Hotline ASA yang diperuntukan sebagai layanan konseling pencegahan bunuh diri oleh Kementerian Kesehatan sudah tidak aktif lagi. Padahal, kata Nova, perannya sangat dibutuhkan untuk menanggapi berbagai keluhan masyarakat yang berpotensi menghilangkan nyawanya sendiri.

"Saya agak malu, waktu Chester Linkin Park bunuh diri, terus ada nomor telepon hotline service dari seluruh dunia. Eh, Indonesia tidak ada," ujarnya kepada Tirto, Rabu (30/1/2019).

Hotline ASA milik Kemenkes tersebut muncul pada Oktober 2010 berbarengan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Namun eksistensinya hanya bertahan empat tahun atau tepatnya pada 2014 akhir.

"Yang waktu itu mendesak hotline tersebut ada, itu saya dan kawan-kawan Komisi IX pada tahun 2010. Eh sebentar saja sudah tidak aktif lagi. Saya kira akan diperbaiki. Ternyata sampai sekarang belum juga revitalisasi," ujarnya.

Nova juga menyayangkan, pada akhirnya layanan konseling pencegahan bunuh diri dialihkan oleh Kemenkes ke nomor 199, yang menurutnya tidak efektif.

"Itu bukan hotline service untuk bunuh diri. Salah-salah kasih nasihat orang malah bunuh diri beneran," ujarnya.

Maraknya kasus bunuh diri belakangan ini, terlebih dalam beberapa kasus terdapat fenomena unik. Semisal, sebelum pelaku bunuh diri melakukan aksinya, terlebih dahulu disertai unggahan status di media sosial yang mengindikasikan kemirisan hidup atau bahkan secara terang benderang mengarah ke tindakan bunuh diri.

Hal tersebut juga dikomentari Nova sebagai bentuk ketidaktahuan masyarakat bagaimana cara menghadapi seseorang yang tindakannya berpotensi bunuh diri.

"Kalau ada hotline kan bisa telepon. Tanya 'saya harus bagaimana menghadapi teman ini [yang hendak bunuh diri]?' atau yang bersangkutan juga bisa telepon daripada temannya juga tidak tahu cara menghadapi curhatannya," paparnya.

Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengatakan akan melakukan kajian kembali menyoal penghidupan hotline ASA setelah lama vakum. Terutama terkait biaya operasional dan manajemen.

"Kita akan kaji lagi. Yang menyangkut pelayanan masyarakat itu pasti diperlukan," ujar Oscar.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto