Menuju konten utama

Komisi III Wacanakan Evaluasi Terhadap Kinerja BNPT yang Buruk

Komisi III DPR berencana mengevaluasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang kerap gagal mengantisipasi aksi-aksi terorisme di Indonesia.

Komisi III Wacanakan Evaluasi Terhadap Kinerja BNPT yang Buruk
Ilustrasi orang bersenjata api. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Komisi III DPR berencana mengevaluasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang kerap gagal mengantisipasi aksi-aksi terorisme di Indonesia.

Wakil Ketua Komisi III DPR Adies Kadir mengatakan bahwa kinerja BNPT selama ini hanya sebatas sosialisasi saja. Sementara untuk pencegahan terhadap aksi terorisme, lanjut Adies, BNPT selalu terlambat.

"Ada celetukan kawan-kawan untuk mengevaluasi apakah BNPT ini masih bisa diandalkan untuk mendeteksi terorisme atau sudah waktunya dievaluasi," ujar Adies di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019).

Adies mencontohkan dua peristiwa teror yang terjadi dalam waktu dekat kemarin yakni penyerangan terhadap mantan Menteri Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten dan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada pekan lalu.

Dua aksi itu menurut Adies seharusnya bisa dideteksi oleh BNPT sehingga tak terjadi kejadiannya.

"Jadi terkesan dalam penanganan ini dan lain-lain tetapi saat penangannnya terlambat. Dan selalu terjadi seperti itu," kata Adies.

Komisi III, kata Adies, belum bisa memastikan nasib lembaga BNPT setelah dievaluasi. Namun yang pasti, tak menutup kemungkinan seluruh penanganan aksi terorisme akan dilimpahkan ke Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror milik Polri.

"Kami akan lihat perkembangannya seperti apa. Berarti kalau dievaluasi berarti semua di-handle oleh pihak kepolisian dalam hal ini Densus 88," kata Adies.

Adies mengakui bahwa penanggulangan terorisme yang dilakukan BNPT terkendala oleh anggaran. Untuk itulah, dalam rapat dengar pendapat yang kembali digelar hari ini, Komisi III akan mendalami efektivitas anggaran BNPT dalam melakukan pencegahan terorisme.

"Dia perlu apa? Perlu peralatan? perlu SDM atau perlu apa? Tapi dengan konsekuensi kalau ini sudah terpenuhi [anggarannya], semua betul-betul harus pencegahan tersebut harus bisa diandalkan oleh masyarakat," jelas Adies.

Adies juga mempertanyakan keberhasilan deradikalisasi yang selalu ditonjolkan oleh BNPT. Pasalnya, menurut Adies, kondisi yang ada saat ini justru banyak bermunculan jaringan-jaringan terorisme baru.

"Kenapa semakin banyak juga paham-paham yang baru atau ranting-ranting semakin menjamur, juga menjadi pertanyaan dari kawan-kawan, oleh karena itu kita belum bisa mengambil kesimpulan," pungkas Adies.

Baca juga artikel terkait BNPT atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Ringkang Gumiwang