Menuju konten utama

Komentator Liga 1 Cabul dan Kurang Ajar kepada Suporter Perempuan

Komentator Liga 1 yang melontarkan komentar seksisme terhadap suporter perempuan saat laga Persita Tangerang melawan PSM Makassar, Jumat lalu dinilai melecehkan perempuan dan KPI perlu memberi sanksi tegas agar ada efek jera.

Komentator Liga 1 Cabul dan Kurang Ajar kepada Suporter Perempuan
Ilustrasi pelecehan mahasiswa. Getty Images/iStockphoto.

tirto.id - Ucapan tak pantas komentator Shopee Liga 1 kepada suporter perempuan disorot dan dikritik tajam. Ini terjadi dalam laga Persita Tangerang melawan PSM Makassar, Jumat (6/3/2020) kemarin.

Ucapah komentator bernama Rama Sugianto ini viral di media sosial. Akun Twitter @AlionelMessi membagikannya pada Minggu (8/3/2020) kemarin, sembari memberi kritik, "Sangat tidak pantas komentar macam begini!"

Awalnya video berdurasi 15 detik itu memperlihatkan deretan suporter perempuan yang memakai kaus warna hitam--pendukung Persita. Kemudian sang komentator berkata, "Sementara kita lihat, ini dia, saya melihat ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat, bung. Ada yang besar tapi bukan harapan, Bung Erwin,"

Komentator yang lain menyahut, "Perempuan-perempuan ini yang menghiasi tribun." Mendengar kata-kata tersebut, komentator sebelumnya tertawa lepas.

Aktivis perempuan Tunggal Pawestri mengatakan komentar seksis tersebut sangat tidak patut karena jelas-jelas menjadikan tubuh perempuan sebagai objek. Ditambah lagi itu terjadi di ruang publik melalui televisi.

"Komentarnya cabul dan kurang ajar. Ucapan yang tak pantas dan merendahkan begini bisa dengan santai saja dilontarkan di ruang publik," kata Tunggal kepada reporter Tirto, Senin (9/3/2020).

Pernyataan seksis komentator tersebut juga menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan para aktivis perempuan untuk 'membumikan' kesetaraan gender dan penghormatan terhadap perempuan. "Jangan mimpi keadilan gender bisa dicapai dalam waktu cepat kalau seperti ini," katanya, pesimistis.

Selain menyoroti komentator, ia juga memberi perhatian kepada stasiun televisi. "Jika mereka [stasiun TV] enggak bersikap tegas atas kejadian ini, ya, mereka ikut melanggengkan objektifikasi dan pelecehan tubuh perempuan."

Ia berharap ke depan hal ini tak terjadi lagi. Stasiun televisi bisa berbuat lebih dengan cara "memberikan pendidikan singkat dan bikin SOP soal pelecehan seksual" untuk para komentator laga.

Jurnalis senior yang banyak menulis soal olahraga, Budiarto Shambazy, juga menegaskan pernyataan komentator "tidak etis." "Harusnya komentator itu menjelaskan pertandingan, analisis, bukan malah body shaming kayak gitu," kata Budiarto kepada reporter Tirto, Senin (9/3/2020).

Jika ingin mengomentari suporter, tambahnya, masih banyak bahan yang bisa dibicarakan. Dari mulai mendeskripsikan keramaian atau yel-yel atau chant.

Jika Tunggal mengusulkan stasiun televisi berbuat lebih Budiarto mengatakan peran ini bisa dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Jadi KPI-lah yang mengumpulkan stasiun televisi, lalu mereka memberikan pemahaman apa yang boleh dan tak boleh dikatakan seorang komentator sepakbola.

KPI mengatakan O Channel, stasiun televisi yang menayangkan pertandingan tersebut, telah memberikan klarifikasi. Komisioner Bidang Kelembagaan KPI Pusat, Hardly Stefano, juga mengatakan sang komentator telah diberi sanksi berupa pemberhentian sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

"Ini sebagai komitmen mereka kepada KPI. Permintaan maaf kami apresiasi, tetapi tidak berarti tak kami berikan sanksi," kata Hardly kepada reporter Tirto.

Agar kejadian tersebut tak terulang lagi, KPI pun mengimbau kepada seluruh stasiun televisi untuk menerapkan pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS) kepada seluruh karyawannya, termasuk komentator.

"Khususnya agar lebih sensitif terhadap isu gender. Agar tidak ada yang sifatnya melecehkan perempuan atau orang lain," pungkasnya.

Komentator Meminta Maaf

Manajemen O Channel memang sudah meminta maaf. Hal itu disampaikan melalui akun resmi @ochannelupdates, Senin (9/3/2020).

"Permohonan maaf sebesar-besarnya atas insiden ini," kata akun tersebut. "Kejadian ini menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi kami, dan O Channel berjanji untuk lebih meningkatkan pengawasan atas tayangan program-program kami."