Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Kolo Toure dan Kekuatan Mental Puasa Ramadan

Kolo Toure dikenal sebagai pesepakbola muslim yang sebisa mungkin tidak meninggalkan puasa Ramadan meskipun harus menjalani latihan dan pertandingan.

Kolo Toure dan Kekuatan Mental Puasa Ramadan
Kolo Toure saat memperkuat Celtic sebelum memutuskan gantung sepatu. (AP Foto / Scott Heppell)

tirto.id - Ketaatan Kolo Toure sebagai pesepakbola muslim terlihat dari kedisiplinan yang ia jalankan setiap bulan suci Ramadan tiba. Bek Timnas Pantai Gading yang juga kakak kandung Yaya Toure ini sebisa mungkin tidak meninggalkan ibadah puasa.

Lahir di Bouake, Pantai Gading, 19 Maret 1981, nama Kolo Toure melambung ketika memperkuat Arsenal sejak awal karier profesionalnya. Ia juga pernah memperkuat Liverpool dan Manchester City sebelum gantung sepatu di Celtic pada 2017.

Beberapa orang mungkin menganggap berpuasa bisa menghambat penampilan saat latihan atau melakoni pertandingan. Namun tidak demikian dalam pandangan Kolo Toure.

“Saya selalu menjalankan ibadah puasa Ramadan setiap tahun ketika saya menjadi pesepakbola. Itu memang masa yang sulit," kata Toure dikutip dari website klub Liverpool.

"Tapi di sisi lain, saya juga merasa lebih kuat karena terbantu kekuatan mental. Tidak pernah mudah memang namun selama kamu percaya Tuhan maka semua akan baik-baik saja,” tambahnya.

Disiplin adalah kunci bagi pemain muslim yang tetap berpuasa ketika menjalani kompetisi. Adaptasi tentu harus dilakukan.

Menurut Kolo Toure, lima hari pertama tidak akan mudah. Tapi seiring berjalannya waktu, ia merasa tidak masalah dan tetap bisa memberikan yang maksimal di lapangan.

“Saya tak pernah merasa masalah soal itu. Saat bermain pun saya bahkan selalu total dalam melakukannya. Saya juga biasa memberikan 110 persen kemampuan saya di latihan," bebernya.

"Semua memang tak mudah, terutama di lima hari pertama. Tapi berpuasa manfaatnya sangat besar untuk membersihkan tubuh dan membuat kami lebih fit setelah 30 hari berpuasa," imbuh mantan atlet yang kini berusia 39 tahun ini.

Bukan Manusia Sempurna

Kolo Toure menikah dengan Chimene Akassou pada 2012 dengan acara yang sama sekali jauh dari kemewahan. Meski ia pesepakbola top yang punya harta melimpah, namun pernikahan itu dilakukan secara sederhana di sebuah masjid di Abidjan, Pantai Gading.

Menjalani bahtera rumah tangga diakui oleh Kolo Toure bukan hal yang mudah. Ada saja godaan yang bisa saja mengancam keutuhan keluarga. Kolo Toure sendiri mengakui dirinya bukan manusia yang sempurna.

Belum lama menikah, Kolo Toure justru berusaha menjalin hubungan lain dengan seorang model bernama Kessel Kasuisyo.

Diungkapkan oleh Kasuisyo, Kolo Toure mengaku sebagai seorang sales mobil ketika berkenalan dengannya. Sang model sama sekali tak tahu bahwa Kolo Toure adalah pesepakbola top yang saat itu memperkuat klub kaya raya Inggris, Manchester City.

Kasuisyo sebenarnya sempat curiga dengan gelagat Kolo Toure. Pria itu selalu memberikan hadiah mahal dari uang yang disebutnya diperoleh dari usaha menjual mobil. Kolo Toure kerap memakai topi baseball dan kacamata agar tak ketahuan orang lain.

Tapi semua kebohongan itu kemudian terbongkar. Pada akhirnya Kasuisyo tahu bahwa Kolo Toure sudah menikah, bahkan ia menemukan foto-foto perkawinan pesepakbola itu di internet.

"Saya merasa hancur. Di beberapa foto ia [Kolo Toure] terlihat menangis saat menikah. Padahal beberapa saat sebelumnya ia bersama saya. Ketika akan menikah, ia beralasan harus kembali ke Afrika untuk menjual dua mobil,” beber Kasuisyo.

“Mungkin ia ingin menjadikan saya sebagai istri keduanya. Saya bukan fans sepak bola dan tak benar-benar tahu siapa dia. Tapi foto-foto tersebut sudah cukup untuk membuat saya tahu siapa dia. Tingkah laku anehnya selama ini pun menjadi masuk akal," tambahnya.

Jejak Prestasi di Lapangan

Terlepas dari kontroversinya, harus diakui bahwa Kolo Toure merupakan salah satu bek terbaik yang pernah bermain di Liga Inggris. Banyak prestasi bergengsi yang ia dapat terutama ketika membela Arsenal dan Manchester City.

Di bawah arahan Arsene Wenger, Kolo Toure menjadi bagian dari tim juara Premier League 2003/2004. Tak sekadar juara liga, The Gunners saat itu disebut sebagai The Invincibles karena tak terkalahkan dalam semusim, catatan gemilang yang belum bisa diulangi tim lain sampai sekarang.

Kolo Toure juga bisa membantu Arsenal memenangi Piala FA 2003 dan 2005 serta FA Community Shield pada 2002 dan 2004. Satu hal yang disayangkan dari kariernya bersama Arsenal mungkin terjadi di Final Liga Champions 2006 ketika mereka kalah dari Barcelona di Paris.

Tahun 2010, Kolo Toure pindah ke Manchester City yang dibawanya memenangi gelar Premier League 2011/2012 dan FA Community Shield 2012.

Bergabung dengan Liverpool selama 3 musim sejak 2016, Kolo Toure akhirnya menuntaskan kariernya sebagai pesepakbola di klub Skotlandia, Celtic, pada 2017.

Kolo Toure juga punya rekam jejak prestasi di Timnas Pantai Gading. Trofi juara di Piala Afrika 2015 dipersembahkannya. Kolo Toure kala itu juga masuk ke dalam Team of the Tournament bersama adiknya, Yaya Toure.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya