Menuju konten utama

KMHE 2016: UI Curi Perhatian

Tim Nakoela Universitas Indonesia (UI) tampil memukau di hari kedua Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang digelar di Kompleks Candi Prambanan, Kamis (3/11/2016) siang kemarin. Nakoela perkasa melahap tikungan demi tikungan dan mampu menstabilkan daya mobil yang masuk kategori prototipe dan hemat energi. Hasilnya, mereka sukses melebihi indikator jarak tempuh 200 Km per 1 liter bahan bakar menjadi 700 Km per satu liter bahan bakar.

KMHE 2016: UI Curi Perhatian
Tim Nakoela Universitas Indonesia (UI) tampil memukau di hari kedua Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang digelar di Kompleks Candi Prambanan, Kamis (3/11) siang kemarin. Nakoela perkasa melahap tikungan demi tikungan dan mampu menstabilkan daya mobil yang masuk kategori prototipe dan hemat energi. [foto/nakoela UI]

tirto.id - Tim Nakoela Universitas Indonesia (UI) tampil memukau di hari kedua Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang digelar di Kompleks Candi Prambanan, Kamis (3/11/2016) siang kemarin. Nakoela perkasa melahap tikungan demi tikungan dan mampu menstabilkan daya mobil yang masuk kategori prototipe dan hemat energi. Hasilnya, mereka sukses melebihi indikator jarak tempuh 200 Km per 1 liter bahan bakar menjadi 700 Km per satu liter bahan bakar.

Melibas sirkuit dadakan sepanjang 1,6 KM, tim Nakoela menempuh waktu selama 27-28 menit. Catatan waktu ini juga di atas rata-rata yang ditentukan panitia, yaitu3 0 menit. Tim Nakoela membeberkan rahasia stabil dan iritnya mobil prototipe buatan tim. Menurut Imanuel, rahasia stabilnya mobil adalah di rangka baru yang membuat mobil ringan. Saat test drive satu liter mobil Nakoela mampu menempuh jarak sekitar 500-an kilometer. Namun saat dipakai race, naik menjadi 700 km.

"Ini mobil baru, bukan mobil tahun kemarin. Kami riset dulu sebelum membuat rangka mobil. Untuk tahun depan, mesinnya akan kami ganti dengan bikinan kami sendiri. Target race terakhir ini kami mau capai 1000 Km per 1 liter. Bertahap saja," kata Immanuel, Kamis (3/11/2016).

Selain itu, faktor lainnya adalah pemilihan ban. Ban yang dipakai di mobil hemat energi menentukkan kecepatan dan iritnya bahan bakar. Semakin pas atau khususnya ban, maka akan semakin memudahkan. Ban yang digunakan oleh Tim Nakoela memiliki compound dan teknologi yang sama dengan yang digunakan di Enviro,hanya saja ukuran yang digunakan untuk mobil prototipe dari Tim Nakoela tidak diproduksi massal di Indonesia sehingga harus didatangkan dari Jepang.

"Kami awalnya sempat kebingungan soalnya enggak ada ban yang cocok, terus kami dibantu sama IRC yang mengimport ban langsung dari Jepang buat tim Nakoela. Ban ini diimport langsung dari Jepang khusus untuk mobil prototipe yang dibuat sama tim dan berhasil membuat mobil irit sampai 1 liter per 700 km," beber Immanuel.

Ferdy Septian selaku Assistant Brand Manager IRC Tire PT Gajah Tunggal yang ikut memantau race membeberkan suatu saat tidak menutup kemungkinan akan mengajak kerjasama tim asal Yogyakarta. "Kami tidak hanya mendukung tim Jakarta saja, tidak menutup kemungkinan nanti akan mengajak kerjasama tim dari UGM, UNY, atau yang lainnya bekerjasama," bebernya.

Adapun KMHE diikuti 60 tim dari 38 universitas dan Politeknik se-Indonesia. Lomba yang diprakarsai Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) ini melombakan empat kategori bahan bakar yang diperlombakan, yakni gasoline, diesel, listrik dan etanol, dengan jarak tempung sejauh 1,6 km. Peserta akan berlomba untuk menjadi juara dengan kriteria Best Fuel Efficiency dalam penggunaan bahan bakar.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Prof Dr Intan Ahmad mengatakan kontes mobil hemat energi ini setiap tahun terus mengalami peningkatan dari jumlah peserta. Hal ini menunjukkan semangat mahasiswa di bidang ini mengalami peningkatan terutama dalam inovasi bisa bahan bakar hemat energi. Menurutnya kontes ini juga sebagai ajang pengembangan pengetahuan dan penelitian di bidang otomotif. "Ini harus kita dukung karena ke depan Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan dari energi fosil yang lama-lama akan habis. Begitu juga dengan pemilihan ban dan lain-lain," katanya singkat.

Baca juga artikel terkait PEBALAP atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Otomotif
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh