Menuju konten utama

Klik, Bagikan, Pesan: Kebiasaan Bersantap di Era Media Sosial

Wahai para pebisnis makanan, perhatikanlah hal ini: diskon dan promosi adalah kunci!

Klik, Bagikan, Pesan: Kebiasaan Bersantap di Era Media Sosial
Infografik Riset Mandiri Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Makanan?

tirto.id - Perilaku konsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh konteks sosial. Seseorang yang makan sendirian akan berbeda perilakunya saat ia makan bersama orang lain (Suzanne Higgs & Jason Thomas, 2016). Selain itu, pilihan makanan seseorang juga cenderung menampilkan informasi perihal kedekatan dengan hubungan sosialnya. Hal ini dikarenakan perilaku orang dalam kehidupan sosial cenderung adaptif dan menyesuaikan diri dengan aspek manfaat secara bersama.

Selama ini, penelitian terkait perilaku konsumsi makanan cenderung membahas konsumsi dengan upaya diet atau dampak obesitas (M Rudolf, 2017). Hal ini disebabkan isu mengenai makanan sangat dekat dengan isu kesehatan. Sementara, penelitian perilaku makanan dengan konteks sosial--terutama dari pengaruh media sosial, umumnya dilakukan melalui pendekatan marketing, merek, tipe konsumen, dan lain sebagainya. Intinya, penelitian dilakukan untuk melihat makanan dalam konteks bisnis media sosial.

Studi yang dilakukan Christopher Holmberga, dkk (2016), “Adolescents' Presentation of Food in Social Media: An Explorative Study” [PDF] misalnya, menemukan bahwa makanan menjadi hal yang utama dan dibingkai secara positif pada sebagian besar gambar Instagram remaja.

Menariknya, item makanan bermerek yang tampil dalam media sosial para remaja itu sesuai dengan konten iklan yang telah dibuat. Hal ini memperlihatkan pengaruh media sosial sebagi pendorong seseorang, khususnya remaja dalam memilih makanan.

Berangkat dari fenomena ini, Tirto melakukan survei yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumsi makanan bagi masyarakat. Tirto bekerjasama dengan Jakpat sebagai penyedia platform, untuk melakukan survei kepada 1.025 responden pada 15-22 Maret 2018.

Metodologi Riset

Jumlah Responden: 1.025 responden

Wilayah Riset: Indonesia

Periode riset: 15-22 Maret 2018

Instrumen penelitian: Kuisioner online dengan Jakpat sebagai penyedia platform

Jenis sampel: Random Sampling

Profil Responden

Pada riset ini, proporsi responden berdasarkan jenis kelamin cukup merata. Terlihat dari proporsi pria sebesar 53,27 persen dan wanita 46,73 persen. Kemudian, dari segi usia, mayoritas responden, yaitu 40,2 persen berusia 20-25 tahun dan 25,76 persen berusia 26-29 tahun. Hanya 0,78 persen responden yang berusia kurang dari 16 tahun. Pada survei ini, responden terpusat di Pulau Jawa, yaitu sebesar 79,21 persen. Diikuti oleh Sumatera Utara, dengan proporsi responden sebanyak 5,17 persen.

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Berdasarkan jenis media sosial yang digunakan, 92,29 persen responden menggunakan Facebook. Disusul oleh Instagram, sebanyak 85,66 persen dan Twitter 41,46 persen.

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Laki-Laki Lebih Banyak Posting Gambar Makanan

Tren mengunggah informasi atau foto dan video soal makanan di media sosial memang tengah berkembangan di kalangan pengguna, khususnya generasi milenial dan Z. Bahkan, tagar #food terhitung berjumlah 271,07 juta (25 April 2018, pukul 13:15 WIB) yang sudah dibagikan. Selain itu, tagar #foodtrip yang berarti wisata kuliner, juga telah dibagikan sebanyak 2,03 juta pada periode yang sama.

Begitu pula dengan generasi milenial dan Z di Indonesia. Berdasarkan hasil survei Tirto, 73,46 persen masyarakat yang masuk dalam kategori generasi ini sering membagikan informasi/foto/video tentang makanan. Hanya 26,54 persen yang menyatakan tidak sering mengunggah informasi ini.

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, tidak terlihat ada perbedaan yang besar antara pria maupun wanita dalam hal seringnya mengunggah informasi soal makanan. Proporsi pria memang terlihat lebih besar dengan 53,39 persen yang menyatakan sering mengunggah, dan wanita sebesar 46,61 persen.

Untuk membagikan informasi/foto/video soal makanan, masyarakat lebih memilih menggunakan Instagram. Terlihat dari 60,16 persen masyarakat yang menyatakan bahwa platform ini yang paling sering mereka gunakan untuk posting. Selain itu, sebanyak 2,66 persen masyarakat memilih Whatsapp sebagai media untuk membagikan informasi makanan.

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Mencari Informasi Makanan saat Jam Makan

Meskipun masih ada masyarakat yang tidak sering membagikan foto/video tentang makanan di sosial media, namun saluran ini masih menjadi pilihan untuk mencari informasi. Terlihat dari 87,02 persen masyarakat yang menyatakan menggunakan media sosial untuk mencari informasi soal makanan.

Dari mereka yang menyatakan mencari informasi makanan di sosial media, terlihat pula jam makan siang dan malam menjadi waktu paling sering mengakses informasi. Sebanyak 34,30 persen masyarakat menyatakan paling sering mencari informasi ini sekitar jam makan siang, yaitu 11.00 hingga 14.00. Serupa dengan waktu makan malam, yaitu 33,86 persen yang menyatakan mencari informasi makanan di media sosial pada kurun waktu 17.00 hingga 20.00. Hanya 10,43 persen masyarakat yang mengakses media sosial untuk mencari informasi makanan pada periode makan pagi (6.00 sampai 8.00).

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Jenis informasi yang paling banyak dicari masyarakat adalah makanan yang sedang terkenal (59,64 persen). Selain itu, 55,61 persen masyarakat pun mencari informasi tentang promo atau diskon dari makanan. Untuk resep masakan, sebanyak 44,62 persen masyarakat mencari topik ini dalam media sosial.

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Diskon adalah Kunci

Tak hanya aktif mencari informasi soal makanan, masyarakat pun cenderung terdorong untuk membeli maupun mendatangi tempat makan setelah mengikuti akun media sosial. Hal ini terlihat dari 94,17 persen masyarakat yang aktif mencari informasi makanan di akun media sosial menyatakan hal tersebut.

Melihat dari faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam membeli atau mendatangi tempat makan setelah melihat akun media sosial, informasi soal promo atau diskon menjadi pendorong terbesar. Sebanyak 84,88 persen masyarakat menyatakan hal ini. Selain itu, dibandingkan foto, video memiliki daya dorong yang lebih tinggi kepada masyarakat untuk membeli atau mendatangi tempat makan (80,95 persen).

Jangan bayangkan seorang seleb media sosial sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumsi seseorang. Benar bahwa tokoh di media sosial seperti selebritas, selebgram, maupun politikus berpengaruh, tapi mereka bukanlah faktor yang paling berpengaruh. Proporsi masyarakat yang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa tokoh menjadi pendorong konsumsi mereka hanya sebesar 46,43 persen.

Infografik Riset Mandiri Perilaku Konsumsi Makanan

Sumber: Riset Tirto.id

Baca juga artikel terkait RISET MANDIRI atau tulisan lainnya dari Dinda Purnamasari

tirto.id - Marketing
Reporter: Dinda Purnamasari
Penulis: Dinda Purnamasari
Editor: Maulida Sri Handayani