Menuju konten utama
Pendidikan Geografi

Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadi, Letak & Kedalamannya

Berikut ini adalah klasifikasi laut berdasarkan proses terjadinya, letak, dan kedalamannya.

Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadi, Letak & Kedalamannya
Atlet selam laut putri Jawa Barat Amarrisa Fadiah memacu kecepatannya pada final Selam Laut 6.000 M putri PON Papua di Teluk Yos Sudarso, Kota Jayapura, Papua, Senin (11/10/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

tirto.id - Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudra.

Terdapat empat Samudra yang menutupi planet Bumi, yaitu Pasifik (179,7 juta km2), Atlantik (93,4 juta km2), Hindia (74,9 juta km2), dan Arktik (13,1 juta km2).

Sementara, perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%). Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361.000.000 km2. Jadi lebih dari 70% luas permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata 3.730 m.

Adapun, ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan lain-lain.

Mengutip modul Udara dan Air Sumber Kehidupan (2017), negara Indonesia merupakan negara kepulauan. Laut mengelilingi dan memisahkan pulau-pulau. Tentunya banyak peluang yang dapat kita manfaatkan.

Laut memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan atau dikelola secara maksimal. Banyak potensi sumber bahan pangan dari laut yang dapat diolah, seperti ikan, rumput laut, dan garam.

Klasifikasi Laut

Mengutip modul Geografi Kelas X (2020), berikut ini adalah klasifikasi laut berdasarkan proses terjadinya, letak, dan kedalamannya:

A. Berdasarkan Proses Terjadinya

1. Laut Transgresi

Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es.

Inilah yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia timur danbarat tergenang air laut dan sekarang menjadi laut dangkal.

Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.

2) Laut Ingresi

Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut.

Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku.

3.Laut Regresi

Laut Regresi yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial merupakan daratan.

Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut inilah yang dinamakan laut regresi.

Contoh: Laut Banda dan Selat Makassar.

B. Berdasarkan Letaknya

1. Laut Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan Laut Cina Selatan.

2. Laut Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara benua, contohnya Laut Tengah.

3. Laut Pedalaman (inland sea) adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.

C. Berdasarkan Kedalamannya

Tingkat-tingkat kedalaman dasar laut adalah sebagai berikut:

1. Zona Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut.

2. Zona Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.

b) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.

c) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia.

d) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.

3. Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Kedalamannya antara 200–2000 m.

b) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.

4. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Kedalamannya antara 2000–5000 m.

b) Tekanan airnya sangat besar.

c) Suhu sangat rendah.

d) Tidak terdapat tumbuhan laut.

e) Binatang laut sangat terbatas.

5. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam > 6000 m).

Baca juga artikel terkait KLASIFIKASI LAUT atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom