Menuju konten utama

KJRI Kinabalu: 1 WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah, Bukan 18

Berdasarkan data KJRI Kota Kinabalu, selama tahun 2022 tercatat 1 (satu) orang WNI meninggal di Depot Imigresen Papar karena sakit.

KJRI Kinabalu: 1 WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Sabah, Bukan 18
Ilustrasi korban tewas. FOTO/iStockphoto

tirto.id - KJRI Kota Kinabalu mengklarifikasi kabar perlakuan tidak baik para pekerja migran Indonesia yang berada di rumah tahanan (depot imigresen) daerah Sabah, Malaysia. Pihak KJRI menegaskan bahwa angka pekerja migran yang meninggal tidak mencapai 18, tetapi hanya 1 orang di tahun 2022.

"Berdasarkan data KJRI Kota Kinabalu, selama tahun 2022 tercatat 1 (satu) orang WNI meninggal di Depot Imigresen Papar," kutip Tirto berdasarkan keterangan resmi KJRI Kota Kinabalu, Senin (27/6/2022).

Sementara itu, tercatat 6 (enam) orang meninggal di Depot Imigresen Sandakan, 1 (satu) orang meninggal di Depot Imigresen Papar, dan 1 (satu) orang meninggal di Depot Imigresen Kota Kinabalu pada tahun 2021. Untuk tahun 2020, tercatat tidak ada WNI yang meninggal di Depot Imigresen di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu.

"Adapun penyebab kematian dikarenakan sakit dan terpapar Covid-19," bunyi keterangan tersebut.

Pihak KJRI menyatakan bahwa mereka selalu memonitor kondisi pekerja migran yang ada di Depot Imigresen Sabah. Mereka pun selalu memverifikasi kondisi kesehatan para pekerja migran WNI yang ditahan sebelum kembali ke Indonesia.

"Semua verifikasi dilakukan untuk memastikan identitas dan kondisi kelayakan mereka untuk dipulangkan sebelum diterbitkan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor). Adapun bagi WNI yang kondisinya tidak sesuai/layak untuk dipulangkan, maka KJRI selalu meminta agar mereka dirawat terlebih dahulu," bunyi keterangan tersebut.

Saat ini KJRI Kinabalu mencatat sekitar 230 WNI yang berada di 3 Depot Imigresen. Kondisi dan keberadaan mereka akan terus dalam pantauan KJRI dan akan difasilitasi proses pemulangannya, termasuk pelaksanaan verifikasi dan pemberian dokumen perjalanan. KJRI Kota Kinabalu juga melakukan pendampingan pada setiap pemulangan yang dilakukan melalui Pelabuhan Tawau, Sabah.

Pihak KJRI juga mengklarifikasi bahwa mereka selalu membantu upaya peningkatan kesehatan WNI di depot imigresen yang berada di wilayah kewenangan KJRI Kinabalu.

"Sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas kebersihan serta kesehatan para WNI di Depot Imigresen, KJRI Kota Kinabalu juga telah memberikan produk kebersihan dan kesehatan bagi WNI yang tersebar di 3 (tiga) Depot Imigresen di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu, yaitu sebanyak 724 paket pada tahun 2020 dan 606 paket pada tahun 2021," bunyi keterangan tersebut.

"KJRI Kota Kinabalu akan terus berkoordinasi dengan semua pihak guna memantau perkembangan kasus-kasus terkait WNI di wilayah kerja dan akan menyampaikan informasi pada kesempatan pertama sekiranya terdapat perkembangan fakta terbaru," tutup keterangan tersebut.

Sebelumnya, Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) merilis laporan soal perlakuan tidak menyenangkan buruh migran di daerah Sabah, Malaysia. Perlakuan tidak menyenangkan tersebut dialami juga oleh para buruh migran Indonesia.

Berdasarkan catatan KBMB, mereka menyebut ada 18 orang pekerja migran Indonesia meninggal dunia di pusat tahanan imigrasi Tawau, Sabah, Malaysia per Januari-Maret 2022. Angka tersebut diduga lebih besar karena baru satu rumah tahanan.

Selain itu, mereka mencatat bahwa kondisi rumah tahanan di Malaysia buruk. Mereka juga melaporkan bahwa aksi deportasi Maret 2021-Juni 2022 ada aksi deportasi sebanyak 10 kali dengan total 2.191 buruh migran dari Malaysia ke Nunukan.

Baca juga artikel terkait PEKERJA MIGRAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri