Menuju konten utama
7 Februari 1940

Kisah Pinocchio dari Dongeng Kejam ke Film Animasi Terbaik

Pinocchio dirilis hari ini 81 tahun silam dan jadi gold standard film animasi hingga bertahun-tahun setelahnya.

Kisah Pinocchio dari Dongeng Kejam ke Film Animasi Terbaik
Ilustrasi Mozaik 'Pinocchio' dirilis Walt Disney's. tirto.id/Sabit

tirto.id - Walaupun membuat Walt Disney merugi, Film Pinocchio tercatat sebagai salah satu film panjang animasi klasik terbaik sepanjang sejarah.

“You might tell her the truth!”

Begitu kata Jiminy Cricket, seekor serangga kecil, kepada Pinocchio ketika Blue Fairy datang menghampirinya di kereta milik Stromboli. Pada babak itu, Pinocchio dikurung dalam sangkar oleh Stromboli yang menjadikan Pinocchio sebagai atraksi pada teater boneka kayu miliknya.

Pinocchio yang terkejut dengan kedatangan sang peri tidak mengindahkan saran dari temannya, Jiminy. Ketika Blue Fairy menanyakan alasan Pinocchio tidak berangkat ke sekolah, sang boneka kayu malah menjawab dengan kebohongan. Dari setiap kebohongan, hidung kayu Pinocchio bertambah panjang dan panjang hingga tumbuh menjadi cabang pohon lengkap dengan sarang burung dan bunga-bunga.

Jiminy dan Pinocchio kemudian memohon kesempatan kedua kepada Blue Fairy agar Pinocchio bisa membuktikan dirinya mampu menjadi anak laki-laki sungguhan. Akhirnya, Blue Fairy memberikan kesempatan itu dan mengembalikan wujud Pinocchio kembali seperti semula. Blue Fairy memperingatkan bahwa ini adalah kali terakhir dia membantu Pinocchio.

Di awal cerita, Blue Fairy mengabulkan keinginan Geppetto, seorang pria tua yang sangat menginginkan anak laki-laki, dengan mengubah boneka kayu buatan Geppetto menjadi anak laki-laki sungguhan. Saat itu, Blue Fairy memperingatkan Pinocchio, meskipun si boneka bisa bergerak dan berbicara, bukan berarti ia sudah menjadi anak laki-laki sungguhan. Jika ia ingin menjadi anak laki-laki yang sebenarnya, Pinocchio harus membuktikan dirinya berani, jujur, dan tidak egois.

Dongeng tentang bocah laki-laki yang hidungnya bertambah panjang setiap kali berbohong adalah cerita masyhur yang dikisahkan turun temurun. Kisahnya digunakan para orangtua untuk menakut-nakuti anak mereka agar tidak berbohong. Tetapi sesungguhnya, Pinocchio juga mengajarkan bahwa melalui kesalahanlah pembelajaran dan pendewasaan didapat.

Film Pinocchio pertama kali dirilis pada 7 Februari 1940, atau 81 tahun silam. Kisahnya diadaptasi dari novel anak Italia berjudul The Adventures of Pinocchio (1883) karya Carlo Collodi. Film ini adalah film panjang animasi kedua yang diproduksi oleh Walt Disney.

Tiga tahun sebelumnya, Walt Disney Production lebih dulu merilis film panjang animasi untuk Snow White and the Seven Dwarfs, pada 1937, yang menuai sukses besar. Kesuksesan Snow White membuat Disney lebih ambisius lagi. Ia berani menghabiskan biaya produksi untuk film Pinocchio dua kali lebih besar dari biaya produksi Snow White and the Seven Dwarfs. Sayangnya, kisah boneka kayu legendaris ini hanya menghasilkan setengah dari biaya produksi dan membuat Disney mengalami kerugian.

Mengutip paparan J.B. Kaufman untuk Library of Congress AS (PDF), ada dua hal yang disebut sebagai alasan gagalnya film ini secara finansial. Pertama, ceritanya dianggap terlalu gelap dan kelam untuk film keluarga, khususnya anak-anak. Bagaimana tidak, pada akhir cerita, Pinocchio dikisahkan mati karena menyelematkan Geppetto, meskipun akhirnya dihidupkan kembali oleh Blue Fairy dan menjadi anak laki-laki sungguhan karena dianggap sudah membuktikan diri.

Sebagai bacaan anak-anak, cerita Pinocchio dianggap mengandung pesan moral yang keras dan kejam. Meskipun bertujuan menanamkan nilai moral kepada anak-anak, Pinnochio bukanlah dongeng polos layaknya cerita adaptasi Disney lainnya. Buku aslinya menceritakan anak laki-laki nakal yang selalu membuat masalah, sementara karakter pada film dibuat lebih lembut dan halus. Time Out bahkan menuliskan bahwa film ini adalah representasi paling jelas kebaikan dan keburukan dari Disney dibanding kartun lainnya.

Alasan kedua adalah pecahnya Perang Dunia II. Akibat perang, Pinocchio kehilangan pasar penonton Eropa yang sangat besar. Sementara sebagian besar profit yang dari film Snow White and the Seven Dwarfs bersumber dari pasar Eropa.

Walaupun gagal menghasilkan profit, dari segi kreatif, film Pinocchio disebut merepresentasikan puncak kejayaan dari Disney Feature Animation. Proyek ambisius yang digarap selama dua tahun ini mempertegas pembuatan film animasi sebagai bentuk seni yang setara dengan pembuatan film live action.

Inovasi Film Pinocchio

Film Snow White boleh saja mencatat sejarah sebagai film panjang animasi pertama. Tetapi, film Pinocchio-lah yang menjadi pasak dan pondasi sesungguhnya bagi perkembangan industri film panjang animasi di tahun-tahun setelahnya. Inovasi yang disuguhkan dalam film ini tidak bisa disepelekan.

Dari segi pengembangan karakter, tim produksi Walt Disney berusaha keras untuk tidak hanya memikirkan gambaran fisik. Gambaran fisik karakter yang menarik memang penting, tetapi tim produksi lebih menekankan perihal efek emosional kepada penonton selama film diputar dan bagaimana respon penonton ketika melihat karakter. Disney berusaha menciptakan keterikatan emosional antara penonton dengan karakter film.

Film ini juga tercatat membawa pergeseran signifikan dalam industri pengisi suara untuk film animasi. Sebelumnya, aktor pengisi suara sekadar bertugas mengisi suara karakter animasi tertentu. Disney berusaha untuk menggunakan pendekatan berbeda. Kali ini, teknik yang digunakan adalah menggabungkan karakter animasi dengan karakter aktor pengisi suara.

Christian Rub, misalnya, tidak hanya menjadi pengisi suara Geppetto. Ia menjadi basis visual dari karakter Geppetto itu sendiri. Geppeto memiliki aksen, bahasa tubuh, hingga referensi visual yang serupa dengan Rub. Hal yang sama diterapkan pada Evelyn Venable, pengisi suara sekaligus basis karakter dari Blue Fairy.

Pengisi suara karakter Pinocchio adalah Dickie Jones, Anak laki-laki berumur 11 tahun. Suaranya mampu menghadirkan sosok Pinocchio yang otentik sebagai anak laki-laki naif yang baru mengenal dunia. Musisi Cliff Edwards dipilih mengisi suara Jiminy yang pada awal film menyanyikan “When You Wish Upon A Star”, sebuah lagu pengiring film ini.

Teknik ini dianggap membuat hubungan karakter animasi dan aktor menjadi lebih signifikan. Penggabungan fisik dan kepribadian aktor ke dalam karakternya membantu film terlihat realistis. Hasilnya, dunia fantasi pada film terasa lebih nyata.

Perkembangan signifikan dalam pembuatan efek animasi pada Pinocchio juga sangat jelas jika dibandingkan dengan film Snow White. Pinocchio dipenuhi sejumlah efek yang digambar tangan yang belum pernah dicoba sebelumnya dan dieksekusi dengan baik.

Terkait pembuatan efek animasi, Disney juga mengedepankan hal serupa dengan pengembangan karakter, yaitu fokus pada bagaimana efek tertentu berfungsi pada keseluruhan cerita dan memicu respons emosional dari penonton. Efek animasinya mewakili sebuah pemikiran detail tentang apa yang membuat animasi terlihat hidup, tetapi bukan replika dari dunia sebenarnya.

Infografik Mozaik Pinocchio

Infografik Mozaik Pinocchio. tirto.id/Quita

Film Pinocchio juga membawa standar pemodelan karakter ke taraf selanjutnya dengan pemanfaatan model tiga dimensi. Sebelumnya, film-film animasi Disney masih menggunakan pemodelan dua dimensi yang digambar oleh beberapa animator. Kali ini, Disney menggunakan metode gabungan antara gambar tangan dan animasi komputer sehingga mampu menghasilkan model karakter tiga dimensi.

Sebagai tambahan, Disney juga membuat model miniatur dari kereta Stromboli, kapal Pulau Pleasure, dan sejumlah jam dinding di rumah Geppetto. Model tiga dimensi ini terus dikembangkan dalam film-film selanjutnya seperti Cinderella dan 101 Dalmatians.

Sebenarnya, sebagian besar elemen dan teknik yang digunakan dalam film Pinocchio tidak sepenuhnya baru. Disney sudah menggunakannya dalam film Snow White dan film animasi pendek seperti Bambi dan Fantasia. Tetapi, Pinocchio menjadi pencapaian tersendiri bagi Disney.

Film ini mewujudkan sebuah ambisi artistik yang belum pernah terwujud sebelumnya. Baik dari level makro, pembuatan karakter, hingga mikro, pembuatan detail efek animasi, film ini menampakkan kekuatan artistik tersendiri. Mungkin film Snow White yang mencatat rekor sebagai film panjang animasi pertama, tapi Pinocchio yang jadi gold standard.

Pencapaian Pinocchio

Animasi yang begitu indah dan memukau menuai decak kagum dan pujian kritikus film. Keberhasilannya dibuktikan dengan membawa pulang dua penghargaan Academy Awards pertama Disney untuk kategori film cerita pada nomor Best Score dan Best Song.

Pinocchio juga bertengger pada posisi kedua film panjang animasi terbaik versi American Film Institute pada 2008. Menurut institut yang sama, film ini mendarat pada nomor 38 daftar film inspiratif. Pada 1994, film ini diberi predikat “culturally significant” oleh Library of Congress dan dipilih National Film Registry Amerika Serikat sebagai national treasure atau warisan nasional untuk seni sinematik dalam sejarah Amerika.

Kritikus, sejarawan, hingga pengamat film, juga mengungkapkan penghargaan mereka atas film ini. Mengutip dari The Disney Wiki, situs milik penggemar berat Disney, The New Yorker menulis ulasan positif untuk film Pinocchio dan mengatakan sudah seharusnya kita mengingat karakter Pinocchio dengan rasa syukur dan bahagia.

“Apa (Pinocchio) lebih baik daripada Snow White and The Seven Dwarfs? Menurutku jauh lebih baik. Tidak terlepas dari, tetapi sebagian besar, karena tidak adanya sentimen yang berlebihan dan romansa,” kata Richard Mallet dikutip dari The Disney Wiki.

Baca juga artikel terkait PINOCCHIO atau tulisan lainnya dari Hasya Nindita

tirto.id - Film
Penulis: Hasya Nindita
Editor: Windu Jusuf