Menuju konten utama
6 Mei 2015

Kisah Pepeng "Jari-Jari", Juara Lomba Lawak dan Berkibar di Radio

Perjalanan Ferrasta Soebardi atau Pepeng sebagai komedian bermula sejak dia menjuarai lomba lawak mahasiswa yang digelar di Taman Ismail Marzuki.

Kisah Pepeng
Ilustrasi Mozaik Pelawak Pepeng (Ferrasta Soebardi). tirto.id/Sabit

tirto.id - Sersan Prambors, grup komedi yang turut mewarnai sejarah panggung hiburan tanah air ini berdiri pada era 1980-an, yang dimotori oleh para juara lawak mahasiswa. Mereka beranggotakan Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio alias Sys NS, Mukhlis Gumilang, Krisna Purwana, Ferrasta Soebardi atau Pepeng, serta Nana Krip.

Sejarah terbentuknya Sersan Prambors terhubung dengan grup lawak mahasiswa bernama GM Selo (Gerak Musik Seloroh), yang digawangi oleh Pepeng, Krisna, dan Nana Krip, yang sudah eksis sejak akhir dekade 1970-an. Menurut Nana Krip dalam buku Di Balik Jari-jari (2016) suntingan Tiangka Adiati, dia pertama kali bertemu dengan Pepeng dan Krisna pada tahun 1978. Saat itu, ketiganya tengah bersaing mengikuti lomba lawak mahasiswa yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pepeng tampil sebagai juara pertama, Krisna juara kedua, juara ketiga diraih oleh Nana Krip, dan juara keempat adalah Taufik. Setelah perlombaan itu, keempat orang ini jadi akrab dan sering berkumpul. “[…] akhirnya timbul deh ide ngumpulin juara keempat, ketiga, kedua, dan kesatu peserta lomba lawak. Terbentuklah grup lawak GM Selo,” kenang Nana Krip.

“Kita sering manggung di kampus-kampus. Pokoknya, kita sering banget diundang, bahkan GM Selo pernah dikontrak setahun sama Pasar Seni,” lanjutnya.

Pamor GM Selo pun kian melambung. Pada 1979, mereka turut membintangi film Rojali dan Juleha yang disutradarai Nya' Abbas Akup. Pepeng, Krisna, Nana Krip, dan Taufik beradu akting dengan jajaran bintang film papan atas masa itu seperti Titiek Puspa, Elvy Sukaesih, Edi Mowat, juga salah satu personil sekaligus pendiri Warkop, Nanu.

Tak hanya itu, GM Selo juga merambah ke ranah industri kaset. Tak main-main, musisi beken Iwan Fals mengajak para pelawak ini mengisi album bertajuk Canda Dalam Ronda yang dirilis pada 1979. Setahun berselang, album Yang Muda Yang Bercanda beredar. Ini adalah album berisi rekaman live para pemenang Lomba Musik dan Baca Humor yang diadakan oleh Lembaga Humor Indonesia (LHI). Selain GM Selo, kelompok musik humor Pancaran Sinar Petromaks (PSP) juga turut mengisi album ini.

Memasuki dekade 1980-an, GM Selo terus menuai masa-masa jaya. Hingga pada 1985, Sys NS dari Radio Prambors mengundang grup lawak ini. Sys NS yang dekat dengan kalangan artis tentu mengenal para komedian GM Selo karena orang-orang ini sudah dikenal di kancah hiburan tanah air. Mereka kemudian dikenalkan dengan Mukhlis Gumilang, salah satu penyiar Prambors. GM Selo diajak mengisi siaran bersama Sys NS dan Mukhlis. Awalnya hanya coba-coba dan bukan program tetap. Namun, dari sinilah kemudian muncul ide untuk mengisi program sendiri.

Terlebih saat itu salah satu program komedi andalan Prambors yang diisi oleh Warkop mendekati akhir, lantaran kesibukan para personelnya yang mulai terjun ke dunia akting alias main film.

Radio Prambors memang mengandalkan program-program untuk kawula muda dan harus selalu dinamis. Rhenald Kasali dalam buku Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning (1998) mengungkapkan, segmen remaja di Prambors bukan cuma sekadar ada, melainkan justru dibentuk dan dipertajam oleh radio ini.

Prambors, tulis Kasali, mempelajari apa yang dikehendaki kawula muda dari waktu ke waktu. Dan kaum remaja pun menyesuaikan gaya hidupnya dengan standar yang diciptakan Prambors. Inilah salah satu alasan mengapa kemudian GM Selo digaet. Sys NS paham betul, setelah Warkop, GM Selo yang terdiri dari para jawara lomba lawak mahasiswa menjadi representasi selera humor kalangan muda kala itu, seperti halnya stand-up comedy di era sekarang.

Infografik Mozaik Ferrasta Soebardi

Infografik Mozaik Pelawak Pepeng (Ferrasta Soebardi). tirto.id/Sabit

Sayangnya, Taufik mengundurkan diri dan tidak ikut mengisi program acara di Prambors lantaran sakit. Pepeng, Krisna, Nana Krip, ditambah Sys NS dan Mukhlis, akhirnya mengisi siaran tetap di Prambors setiap malam Jumat, menggantikan acara sebelumnya yang dibawakan oleh Warkop.

Nama yang dipilih untuk grup baru ini adalah Serius Santai yang disingkat Sersan, diikuti nama stasiun radio tempat mereka bernaung yaitu Prambors. Jadilah Sersan Prambors mulai mengudara pada 1985.

Mengisi siaran radio bukan pengalaman pertama bagi GM Selo. Dalam bukunya yang berjudul Akhirnya Tertawa Juga: Ratusan Humor dengan Ribuan Manfaat (2009), Krisna Purwana menceritakan, pada 1983 ia diajak mengisi siaran di Radio Bahana. GM Selo pun sempat dibuatkan program bernama Bahana Jokes. Dengan pengalaman itu, trio Pepeng, Krisna, serta Nana Krip tidak terlalu menemui kesulitan saat mengudara bersama Sys NS dan Mukhlis bareng Sersan Prambors.

Nana Krip yang bernama asli Rachmana meninggal dunia di Jakarta dalam usia 73 tahun. Sementara Pepeng mengembuskan napas terakhirnya pada 6 Mei 2015, tepat hari ini 6 tahun lalu, setelah bertahun-tahun berjuang melawan multiple sclerosis, penyakit langka yang dideritanya. Sedangkan Sys NS meninggal dunia pada 23 Januari 2018 akibat serangan jantung.

Setelah wafatnya Nana Krip, Sys NS, dan Pepeng, Sersan Prambors kini tinggal menyisakan dua personel, yakni Krisna dan Mukhlis.

==========

Artikel ini awalnya terbagi dua bagian. Pertama kali ditayangkan pada 21 dan 22 Februari 2019. Kami menggabungkannya, menyunting ulang, dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik.

Baca juga artikel terkait PEPENG atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Ivan Aulia Ahsan & Irfan Teguh