Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Kisah Mualaf Nicolas Anelka Alias Abdul Salam Bilal

Nicolas Anelka menjadi pesepakbola muslim setelah memeluk Islam sebagai mualaf dan menyandang nama baru: Abdul Salam Bilal.

Kisah Mualaf Nicolas Anelka Alias Abdul Salam Bilal
Nicolas Anelka (kiri) saat masih memperkuat Chelsea.. wikimedia commons/fair use

tirto.id - Ini kisah seorang mualaf bernama Nicolas Anelka. Pesepakbola muslim eks Timnas Perancis yang sempat dikenal berperangai bengal di lapangan. Tahun 2004, Anelka memeluk Islam dan menyandang nama baru: Abdul Salam Bilal.

Nicolas Anelka lahir di Le Chesnay, Perancis, tanggal 14 Maret 1979. Ia kini berusia 41 tahun dan sudah gantung sepatu sejak 2015 dari kancah sepak bola profesional yang digelutinya nyaris dua dekade lamanya.

Orangtuanya adalah imigran dari Martinik, sebuah negara pulau di kawasan Laut Karibia, Amerika Tengah. Anelka dilahirkan setelah 5 tahun ayah dan ibunya datang ke Perancis.

Di Perancis, Anelka punya banyak teman muslim, kebanyakan anak-anak imigran berdarah Aljazair. Dari sinilah ia mulai mengenal Islam, kemudian sedikit banyak punya pemahaman tentang ajaran agama ini berkat pergaulan dengan kawan-kawan sebaya.

Hingga akhirnya, pada 2004, Anelka mantap memeluk Islam. Ia menjadi mualaf di Uni Emirat Arab. Striker yang saat itu sedang memperkuat Manchester City ini mengaku selaras dengan ajaran agama Islam.

Menentang Diskriminasi

“Menjadi muslim tidak mengubah hidup saya. Saya tetap menjadi orang yang adil dan punya nilai hidup. Apa yang membuat saya memilih Islam adalah karena saya merasa agama ini cocok untuk saya,” kata Anelka dalam wawancara dengan Al Arabiya.

“Saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan itu membuat hidup saya menjadi lebih cerah. Saya punya keyakinan dari hati bahwa Islam adalah agama yang harus saya pilih," tambahnya.

Menjadi sosok terkenal dan seorang muslim, Anelka sadar benar bahwa ia punya tanggung jawab lebih.

Ia merasakan sendiri bahwa kaum muslim di Perancis terkadang mendapatkan perlakuan tidak adil. Anelka tergerak untuk membuat perubahan.

“Orang di Perancis yang punya asal-usul Afrika [imigran] tidak punya kehidupan yang mudah," ungkap pengemas 69 caps dan 14 gol di Timnas Perancis ini.

"Contohnya saja jika mereka mencari pekerjaan. Jika kamu mengirim CV dengan ‘kode’ yang salah dan menunjukkan keislamanmu, maka kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan itu," lanjutnya.

“Saya kira hanya di Perancis saja hal itu terjadi. Kamu harus menyembunyikan identitas aslimu dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan. Tingkat diskriminasi di Perancis menurut saya sudah tidak bisa diterima," tukas Anelka.

Berdamai dengan Ramadan

Sebagai seorang mualaf, Nicolas Anelka sangat antusias menyambut bulan suci Ramadan. Ia bersemangat menunaikan puasa, bahkan ketika sedang menjalani kompetisi bersama klub maupun ketika harus memperkuat tim nasional.

Berada di lingkungan yang tepat juga menjadi pengaruh kebulatan tekad Anelka untuk berpuasa. Banyak hal yang ia kagumi ketika melihat orang-orang sekitarnya tetap menjalankan puasa meski sedang menjalani aktivitas.

“Saya dulu terbiasa berpuasa selama Ramadan. Saya sangat kagum dengan orang-orang yang berpuasa di sekitar saya,” ujar Anelka.

Namun, entah kenapa, Anelka kerap mengalami cedera setelah Ramadan usai. Ia lalu berpikir dengan lebih jernih. “Saya menghormati Ramadhan dan sejujurnya tidak terlalu sulit menjalaninya," ungkapnya.

"Saya beberapa kali melakukannya tapi saya menyadari bahwa saya mendapatkan cedera ketika periode Ramadan telah usai,” imbuh Anelka dalam sesi jawab pertanyaan di FourFourTwo.

“Pada akhirnya saya tidak terlalu ketat dalam berpuasa. Saya tidak terlalu keras kepala seperti sebelumnya meski tidak terlalu sulit melakukannya."

"Masalahnya hanya karena saya beberapa kali mengalami cedera setelah Ramadan dan kemudian saya tidak melakukannya lagi," ujar eks striker klub-klub mapan Eropa termasuk PSG, Arsenal, Real Madrid, Liverpool, Manchester City, Chelsea, hingga Juventus ini.

Kontroversi 'Salam Nazi'

Setidaknya ada 12 klub yang pernah diperkuat Nicolas Anelka. Ia mengawali karier di PSG pada 1996 lalu pindah ke Arsenal. Setelahnya, Real Madrid menjadi klub baru Anelka sebelum kembali ke PSG pada 2000.

Liverpool, Manchester City, Fenerbahce, Bolton Wanderers, Chelsea, Shanghai Shenhua, Juventus, dan West Bromwich Albion (WBA) secara beruntun menjadi klub yang dibela Anelka. Ia pensiun pada 2015 usai membela Mumbai City di Liga India.

Saat bermain untuk WBA pada musim 2013/2014, terjadi kontroversi. Anelka menyumbangkan satu gol dalam laga kontra West Ham United pada 28 Desember 2013.

Usai mencetak gol, Anelka melakukan selebrasi quenelle. Ini adalah gerakan tangan yang dipopulerkan komedian Perancis yang juga kawan Anelka, Dieudonne M’Bala M'bala, sebagai bentuk protes. Apesnya, gerakan ini mirip 'Salam Nazi'.

Gara-gara itulah ia diganjar hukuman dari FA berupa larangan bertanding 5 kali. WBA juga menjatuhkan sanksi internal kepada strikernya itu yang berujung pemutusan kontrak.

Gerakan quenelle saya disalahartikan. Saya tidak punya sejarah sebagai orang rasis atau anti semitisme dan tidak ada saksi atas hal itu," keluh Anelka.

"Dieudonne M'bala M'bala adalah teman saya, kami bahkan seperti saudara. Ia komedian, bukan politisi. Tak mudah mendukung seorang teman yang sedang menjadi musuh nomor satu," tutupnya.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya