Menuju konten utama

Kiat Hadapi Anak yang Bosan dengan Mainannya

Terkadang orangtua mendapati keluhan anak-anak yang merasa bosan bersama mainannya. Menghadapi keadaan itu, orang tua perlu mendampingi anak saat bermain.

Kiat Hadapi Anak yang Bosan dengan Mainannya
Sejumlah anak bermain "outbond" saat berwisata di Happyland, Cibalung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (25/12). ANTARA FOTO/ Arif Firmansyah.

tirto.id - Terkadang orangtua mendapati keluhan anak-anak yang merasa bosan bersama mainannya. Menghadapi keadaan itu, orang tua perlu mendampingi anak saat bermain.

Spesialis anak dari RSU Bunda Jakarta, dr Markus M Danusantoso, SpA mengatakan sebenarnya tak ada istilah anak bosan bermain bersama mainannya. Rasa bosan muncul karena ia bermain sendirian.

"Dia bisa bosan kalo main sendiri, karena dia mengulang apa yang dia sudah bisa lakukan. Anak membutuhkan pendamping. Orangtua harus mendampinginya," ujarnya dalam diskusi Early Lerning Centre (ELC) di Jakarta, Rabu (25/1/2017), seperti dikutip dari Antara.

Menurut Markus, saat mendampingi anak bermain, orangtua perlu kreatif, agar anak bisa merasakan berbagai sensasi pengalaman bermain bersama mainannya.

"Saat mendampingi kita (orangtua) harus kreatif, agar kesannya mainannya tidak begitu-begitu saja. Satu mainan dieksplorasi. Sensasi pengalaman harus dibina sejak dini," kata dia.

Bermain merupakan sarana anak belajar dan menambah pengalaman. Sejumlah aspek berkembang saat anak bermain mulai dari motorik, kognitif, sosial, yang berujung meningkatnya ketajaman panca indera anak.

"Caranya? Orangtua harus dampingi. Anak tak tahu cara memainkan mainannya," kata Markus.

Markus menambahkan, bermain juga membantu mengenal lingkungan sekitar, melatih anak lebih mandiri dan berinteraksi dengan orang dan yang paling penting merangsang sistem saraf dan kecerdasannya.

Kiat Memilih Mainan untuk Anak

Masih menurut Markus, orangtua perlu memperhatikan sejumlah aspek sebelum memutuskan membeli mainan bagi anak mereka.

"Pilih yang tidak berbahaya, menarik, sederhana dan memiliki nilai belajar," ujarnya.

Selain itu, lanjut Markus, semakin bertambah usia anak maka mainan yang ia miliki harus semakin kompleks, untuk membantunya berpikir lebih kompleks.

"Semakin besar usia anak, mainannya harus semakin kompleks agar ia bisa berpikir lebih kompleks. Misalnya mainan yang memiliki bermacam-macam bunyi," tutur dia.

Sejumlah aspek perkembangan anak yang orangtua perlu perhatikan sejak kelahirannya antara lain: kemampuan anak memegang, memutar, melatih jari tangan, melatih konsentrasi. Kemudian, mengenal berbagai jenis tekstur bentuk permukaan, warna hingga mengenal konsep sebab akibat.

Baca juga artikel terkait MAINAN ANAK-ANAK atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri