Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Terbaru & Singkat: Cara Memelihara dan Menjaga Amanah

Khutbah Jumat singkat hari ini dengan tema cara menjaga amanah dan memeliharanya.

Khutbah Jumat Terbaru & Singkat: Cara Memelihara dan Menjaga Amanah
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Bismillaahirrahmaaniraahiim,

Assalamu'alaikum warahmatulaahi wabarakatuh..

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Alhamdulilah, pada hari Jumat, 14 januari 2022 yang insya Allah dirahmati Allah SWT, kita kembali berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat, di mana tema yang diangkat kali ini adalah tentang cara memelihara serta menjaga amanah.

Naskah Khotbah Jumat Singkat

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Mukadimah di atas diambil dari surah Al-A'raf ayat 43 yang artinya:

Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini; dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk jikalau Allah tidak memberi petunjuk kepada kami. Sesungguhnya, telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran. Diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan amalan yang dahulu kamu kerjakan.”

Ada banyak amalan-amalan yang bisa mengantarkan kita menuju surga jannatun na'im, salah satunya amalan atau kebaikan yang bisa lakukan adalah memelihara dan menjaga amanah.

Amanah berarti titipan yang harus disampaikan kepada orang lain, juga diartikan “dapat dipercaya atau terpercaya”.

Seseorang dipandang amanah apabila ia dapat dipercaya dan dapat menyampaikan pesan atau titipan kepada orang lain yang berhak.

Sebagai muslim, kita dituntut untuk dapat mewujudkan amanah, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Amanah kepada-Nya dapat diwujudkan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Amanah kepada sesama manusia dapat diwujudkan dengan perbuatan baik kepada orang lain.

Tanggung jawab seseorang terhadap sesuatu sangat erat kaitannya dengan amanah. Apabila seseorang bertanggungjawab terhadap apa yang harus dilakukan, ia dipandang amanah.

Sebaliknya, ia tidak dapat dipandang amanah, apabila tidak dapat mewujudkan pribadi yang bertanggungjawab.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يَاۡمُرُكُمۡ اَنۡ تُؤَدُّوا الۡاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهۡلِهَا ۙ وَاِذَا حَكَمۡتُمۡ بَيۡنَ النَّاسِ اَنۡ تَحۡكُمُوۡا بِالۡعَدۡلِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمۡ بِهٖ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيۡعًۢا بَصِيۡرًا‏

Innallaaha yaamurukum an tu'addul amaanaati ilaaa ahlihaa wa izaa hakamtum bainan naasi an tahkumuu bil 'adl; innal laaha yaamurukum an tu'addul amaanaati ilaaa ahlihaa wa izaa hakamtum bainan naasi an tahkumuu bil 'adl; innal laaha ni'immaa ya'izukum bi, innallaaha kaana samii'an bashiraa

Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. An-Nisa: 58)

Maknanya jelas bahwa Al-Qur'an mengajarkan suatu tuntunan hidup yakni tentang amanah.

Ayat ini memerintahkan agar menyampaikan "amanat" kepada yang berhak, yakni sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Kata "amanat" dalam pengertian ini tentu sangat luas, meliputi "amanat" Allah kepada hamba-Nya, amanat seseorang kepada sesamanya dan terhadap dirinya sendiri.

Dikutip dari Kemenag, sebagai hamba Allah, maka kita wajib menjalankan amanah-Nya antara lain melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Semua nikmat Allah berupa apa saja hendaklah kita manfaatkan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada-Nya.

Firman Allah SWT:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَخُوۡنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوۡلَ وَتَخُوۡنُوۡۤا اَمٰنٰتِكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Yaaa aiyuhal laziina aamanuu laa takhuunal laaha war Rasuula wa takhuunuuu amaanaatikum wa antum ta'lamuun

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal: 27)

Sementara amanah seseorang terhadap sesamanya yang harus dilaksanakan seperti mengembalikan titipan kepada yang punya dengan tidak mengurangi suatu apa pun, tidak menipunya, memelihara rahasia dan lain sebagainya.

Hal-hal lain yang termasuk amanah juga bisa berupa:

1. Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang apa pun dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan hukum, sekalipun terhadap keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah dalam ayat ini.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang laki-laki menjadi pemimpin bagi keluarganya, ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap perihal keluarganya. Seorang isteri menjadi pemimpin, akan dimintai pertanggungjawabannya perihal pengurusan rumah dan anaknya. Dan seorang hamba menjadi pemimpin bagi harta tuannya, ia akan diminta pertanggungjawabannnya. Ingat, setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawabannya (H.R. al-Bukhari dan Muslim)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam hal ini cukuplah Nabi Muhammad saw menjadi contoh. Di dalam satu pernyataannya beliau bersabda:

"Andaikata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya saya potong tangannya" (Riwayat asy-Syaikhan dari 'Â'isyah).

2. Sifat adil ulama (yaitu orang yang berilmu pengetahuan) terhadap orang awam, seperti menanamkan ke dalam hati mereka akidah yang benar, membimbingnya kepada amal yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menganjurkan usaha yang halal, memberikan nasihat-nasihat yang menambah kuat imannya, menyelamatkan dari perbuatan dosa dan maksiat, membangkitkan semangat untuk berbuat baik dan melakukan kebajikan, mengeluarkan fatwa yang berguna dan bermanfaat di dalam melaksanakan syariat dan ketentuan Allah.

3. Sifat adil seorang suami terhadap istrinya, begitu pun sebaliknya, seperti melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain, tidak membeberkan rahasia pihak yang lain, terutama rahasia khusus antara keduanya yang tidak baik diketahui orang lain.

4. Amanat seseorang terhadap dirinya sendiri; seperti berbuat sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya dalam soal dunia dan agamanya. Jangan sampai kita membuat hal-hal yang membahayakan, baik di dunia maupun akhirat, dan lain sebagainya.

Ajaran yang sangat baik ini yaitu melaksanakan amanah dan hukum dengan seadil-adilnya, jangan sekali-kali diabaikan, tetapi hendaklah diindahkan, diperhatikan dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan kita, untuk dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Demikian khotbah Jumat singkat di hari yang penuh keberkahan ini. Mudah-mudahan kita senantiasa bisa menjaga amanah dan memeliharanya.

Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Aamiin allahumma aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom