Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Terbaru: Menjaga Lisan agar Terhindar dari Mudarat

Khutbah Jumat singkat pekan ini bertema tentang menjaga lisan agar terhindar dari mudarat.

Khutbah Jumat Terbaru: Menjaga Lisan agar Terhindar dari Mudarat
Ilustrasi. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat terbaru minggu ini tentang menjaga lisan agar terhindar dari mudarat.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang kembali mempertemukan kita dalam majelis khotbah dan salat Jumat di hari ini, tanggal 2 Desember 2022.

Salawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya yang berada dalam iman Islam.

Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya.

Seluruh bentuk ciptaan-Nya yang diberikan kepada kita merupakan nikmat dan karunia yang harus selalu kita syukuri, termasuk penciptaan seluruh anggota tubuh.

Mulai dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut, kaki, tangan, dan organ-organ luar dan dalam, serta sel-sel yang tak terhitung jumlahnya adalah nikmat besar.

Salah satu ciptaan tersebut ada mulut, yang di dalamnya ada lidah yang memiliki manfaat untuk mengucapkan kata, kalimat atau disebut juga dengan lisan.

Lisan ini adalah anggota tubuh yang paling krusial, karena ia bisa menimbulkan manfaat dan bisa juga menimbulkan mudarat.

Bermanfaat atau mudarat tersebut tergantung kita menggunakannya, jika digunakan untuk mengucapkan dan mengeluarkan yang baik-baik tentu ia menjadi manfaat, namun sebaliknya lisan juga bisa membuat kerugian dan mudarat jika digunakan untuk mengeluarkan yang tidak baik.

Terkait mulut dan lisan, telah disebutkan Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Balad ayat 9-10.

Firman Allah SWT:

وَلِسَانًا وَّشَفَتَيۡنِۙ; وَهَدَيۡنٰهُ النَّجۡدَيۡنِ‌ۚ

Wa lisaananw wa shafatayn; Wa hadaynaahun najdayn

Artinya: "dan lidah dan sepasang bibir? Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)," (QS. Al-Balad: 9-10)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Lidah dan sepasang bibir diciptakan yang fungsinya untuk mencecap, berbicara, dan memberi penjelasan kepada orang lain.

Pada ayat ini dijelaskan, lidah yang diciptakan akan bertemu dengan dua jalan yang disediakan Allah, yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah.

Dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan. Manusia sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.

Terkait lisan yang harus kita jaga agar terhindar dari hal-hal yang mudarat, pesan yang perlu diingat bahwa segala ucapan yang dikeluarkan manusia sejatinya selalu dalam pengawasan Allah.

Dikutip dari laman NU Online, setiap ucapan yang kita keluarkan mengandung pertanggungjawaban, bukan hanya di dunia melainkan di akhirat pula.

Orang yang berbicara sembrono, tanpa mempertimbangkan dampak buruknya, mengindikasikan pengabaian terhadap keyakinan bahwa Allah selalu hadir menyaksikan dan hari pembalasan pasti akan datang.

Allah juga mengutus malaikat khusus untuk mengawasi setiap ucapan kita.

Seperti firman Allah SWT:

مَا يَلۡفِظُ مِنۡ قَوۡلٍ اِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيۡبٌ عَتِيۡدٌ

Maa yalfizu min qawlin illaa ladaihi raqiibun 'atiid

“Tak ada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf :18)

Dalam ayat ini diterangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat itu ialah bahwa tiada satu kata pun yang diucapkan seseorang kecuali di sampingnya malaikat yang mengawasi dan mencatat amal perbuatannya.

Malaikat ini, yang satu di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri kita, yakni Malaikat Raqib dan Atid.

Yang berada di sebelah kanan ialah yang mencatat kebaikan dan yang satu lagi di kiri mencatat kejahatan.

Oleh karenanya, terserah kepada kita, apakah mau memperkecil atau memperbesar amal perbuatan dan perkataan, kita diberi kebebasan dan bertanggung jawab terhadapnya dan nanti setelah mati, daftar itu ditutup dan digantungkan pada leher, kemudian masuk bersama-sama kita ke dalam kubur sampai kita dibangkitkan pada hari Kiamat.

Dan ketika itulah Allah akan berfirman: "Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu." (al-Isra'/17: 13-14)

Manusia diberi kebebasan dan pertanggungjawaban sepenuhnya dan oleh karena itu, siapa yang berbuat kejahatan janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Banyak hal kotor yang dapat muncul dari lisan. Seperti ghibah atau membicarakan keburukan orang lain.

Ghibah mungkin bagi sebagian orang itu menyenangkan sebagai bahan obrolan, namun ia mempertaruhkan reputasi orang lain, memupuk kebencian, serta merusak kepercayaan dan kehormatan orang lain.

Contoh lainnya yang bisa dikeluarkan oleh lisan adalah fitnah. Yakni, sengaja menebar berita tak benar dengan maksud merugikan pihak yang difitnah.

Fitnah umumnya berujung adu domba, hingga pertengkaran bahkan pembunuhan. Sifat ini sangat dibenci Islam. Fitnah masuk dalam kategori kebohongan namun dalam level yang lebih menyakitkan.

Ini pula yang menjadi relevansi manusia dikarunia akal sehat, yang tujuannya agar kita bisa berpikir terlebih dahulu terhadap setiap yang akan dilakukan atau diucapkan.

Berpikir tentang nilai kebaikan dalam kata-kata yang akan kita ucapkan, juga dampak yang bakal timbul setelah ucapan itu dilontarkan.

Ini yang harus kita ingat dan penting untuk dijadikan catatan supaya kesalahan tak terjadi berlipat ganda hanya karena lisan manusia yang tak terjaga.

Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

"Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, 'Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok'." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).

Karenanya, para jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, jika memang terasa berat untuk menjaga lisan ini, maka kita sebaiknya diam daripada berkata namun yang keluar adalah hal yang menyakitkan.

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat dijadikan pelajaran dan bermanfaat bagi hidup kita.

Kebenaran hanya datang dari Allah dan kesalahan adalah karena diri khatib pribadi. Wabillaahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom