Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Menyambut Kemuliaan Bulan Dzulhijjah

Naskah khotbah Jumat singkat terbaru pekan ini tentang menyambut datangnya kemuliaan bulan Dzulhijjah dan amalan 10 hari pertamanya.

Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Menyambut Kemuliaan Bulan Dzulhijjah
Ka'bah di makkah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Naskah khutbah Jumat singkat terbaru pekan ini mengangkat tema tentang menyambut kemuliaan hadirnya bulan Dzulhijjah.

Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pekan ini.

Salawat dan salam tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari kiamat. Amma ba'du.

Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Hari ini, 1 Juli 2022 bertepatan dengan datangnya salah satu bulan mulia, bulan Dzulhijjah, di mana seperti kita tahu pada tanggal 10 Dzulhijjah atau 10 Juli mendatang kita akan merayakan Idul Adha 1443 Hijriah.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan.

Karena amal-amal kebaikan yang kita lakukan tersebut, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang maknanya:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad).

Kita semua tentu juga mengetahui bahwa bulan Dzulhijjah ini merupakan bulan terakhir atau bulan kedua belas dalam kalender Hijriyah.

Bulan Dzulhijjah juga biasanya disebut dengan bulan haji, karena pada hari ke-9 di bulan ini ini, umat Islam yang sedang beribadah haji melaksanakan wukuf di Arafah sementara yang tidak beribadah haji melaksanakan puasa sunah Arafah.

Kemudian pada hari berikutnya atau tanggal 10 Dzulhijjah, kaum muslimin akan menjalankan ibadah salat ied dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha yang dikenal sebagai hari raya kurban.

Allah SWT berfirman:

وَاَذِّنۡ فِى النَّاسِ بِالۡحَجِّ يَاۡتُوۡكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّاۡتِيۡنَ مِنۡ كُلِّ فَجٍّ عَمِيۡقٍ

Wa azzin fin naasi bil Hajji yaatuuka rijaalanw wa 'alaa kulli daamiriny yaatiina min kulli fajjin 'amiiq

Artinya: "Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.

لِّيَشۡهَدُوۡا مَنَافِعَ لَهُمۡ وَيَذۡكُرُوا اسۡمَ اللّٰهِ فِىۡۤ اَ يَّامٍ مَّعۡلُوۡمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمۡ مِّنۡۢ بَهِيۡمَةِ الۡاَنۡعَامِ‌‌ ۚ فَكُلُوۡا مِنۡهَا وَاَطۡعِمُوا الۡبَآٮِٕسَ الۡفَقِيۡـرَ

Li yashhaduu manaafi'a lahum wa yazkurus mal laahi fiii ayyaamimma'luumaatin 'alaa maa razaqahum mim bahiimatil an'aami fakuluu minhaa wa at'imul baaa'isal faqiir

Artinya: "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mere-ka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (QS. Al-Hajj 27-28).

Pada dua ayat di atas, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as agar menyeru manusia untuk mengerjakan haji, mengunjungi Baitullah guna melaksanakan rangkaian manasik haji setelah fondasi kakbah ditinggikan agar terbebas dari kemusyrikan, dan manusia akan datang kepada seruan Ibrahim sesuai kemampuannya.

Ada yang berjalan kaki bagi yang berjarak dekat, atau mengendarai setiap kuda atau unta yang kurus, karena jauhnya perjalanan menuju Kakbah hingga kehabisan bekal.

Mereka datang untuk menunaikan ibadah haji dari segenap penjuru dunia, baik yang dekat maupun yang jauh.

Ibadah haji itu termasuk ibadah yang diwajibkan bagi kaum Muslimin.

Dengan memenuhi seruan Nabi Ibrahim, mengunjungi Baitullah guna menunaikan ibadah haji, kaum muslim mendapat keuntungan dunia akhirat, yakni agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka, terutama menguatkan perasaan bersaudara di antara umat muslim, dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan dalam rangkaian manasik haji seperti berkurban dengan mengumandangkan takbir pada hari raya haji atau hari Tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak.

Maka dari hewan kurban itu makanlah sebagian darinya, sebagai tanda bersyukur dan sebagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir sebagai tanda peduli dan berbagi dengan kaum duafa hingga perasaan gembira itu dirasakan bersama.

Ayat ini juga menerangkan tujuan disyariatkan ibadah haji, yaitu untuk memperoleh kemanfaatan. Tidak disebutkan dalam ayat ini bentuk-bentuk manfaat itu, hanya disebut secara umum saja.

Penyebutan secara umum kemanfaatan-kemanfaatan yang akan diperoleh orang yang mengerjakan ibadah haji dalam ayat ini, menunjukkan banyaknya macam dan jenis kemanfaatan yang akan diperoleh itu.

Kemanfaatan-kemanfaatan itu sukar menerangkannya secara terperinci, hanya yang dapat menerangkan dan merasakannya ialah orang yang pernah mengerjakan ibadah haji dan melaksanakannya dengan niat ikhlas.

Sementara bagi kita yang tidak melaksanakan ibadah haji juga bisa memperoleh manfaat dan keutamaan, utamanya pada 10 hari pertama.

Amalan 10 hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Seperti sudah disebutkan di awal khotbah, bahwa kita dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, beberapa amalan di antaranya:

1. Memperbanyak zikir di 10 hari pertama.

Zikir yang secara khusus dituntunkan Nabi Muhammad di hari tersebut adalah takbir, tahlil, dan tahmid, kalimat-kalimat zikir ini sebaiknya lebih sering kita baca.

2. Puasa.

Menjalankan puasa sunah dari tanggal 1-8 Dzulhijjah sangat dianjurkan. Lalu, pada 9 Zulhijjah terdapat tuntutan mengerjakan puasa Arafah yang penuh keberkahan.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim).

3. Bertaubat.

Sebagai manusia, tentu kita pernah melakukan dosa dan maksiat, karenanya momentum 10 hari pertama Dzulhijjah, menjadi waktu tepat untuk kita bertaubat dan meningkatkan ketaatan kepada Allah.

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya,” (Muttafaqun ‘Alaih)

4. Memperbanyak amal salih.

Beberapa contoh amal salih yang dapat dikerjakan lebih sering di 10 hari pertama Dzulhijjah seperti sedekah, memperbanyak salat sunnah, membaca Al-Quran, salat jamaah di masjid, dan lainnya.

5. Beribadah kurban di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.

Bagi umat Islam yang mampu, wajib untuk berkurban. Dikutip laman Institut Agama Islam An Nur Lampung, Nabi Muhammad menghardik mereka yang hidup berkecukupan tapi enggan berkurban.

“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

6. Tidak memotong rambut dan kuku untuk orang yang berkurban.

Bagi muslim yang menjalankan ibadah qurban, disunnahkan menahan diri untuk memotong rambut dan kuku sampai dia selesai berqurban.

Sabda Rasulullah SAW:

“Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya“. (HR Muslim)

7. Menunaikan salat Idul Adha dan mendengarkan khotbahnya.

Maasyiral muslimin yang dimuliakan Allah,

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga kita bisa mengambil manfaat dari apa yang disampaikan dan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang diberi kesempatan berkunjung ke Baitullah dan berziarah ke makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom