Menuju konten utama
Khotbah Shalat Jumat

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Makna Beriman Kepada Allah & Rasul

Contoh khutbah Jumat singkat terbaru pekan ini mengambil tema tentang makna beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Makna Beriman Kepada Allah & Rasul
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Contoh nNaskah khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema tentang makna beriman Kepada Allah dan Rasul-Nya.

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ بَعَثَ رَسُوْلَهُ بِاللِّسَانِ اْلفَصِيْحِ وَالشَّرْعِ الْمَلِيْحِ، وَجَعَلَ الدِّيْنَ الصَّحِيْحِ مُوَافِقاً لِلْعَقْلِ لِلصَّرِيْحِ، لاَ عَدَاوَةَ بَيْنَ الدِّيْنِ الصَّحِيْحِ وَاْلعَقْلِ الصَّرِيْحِ أَبَداً

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang kembali mempertemukan kita dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati-Nya.

Salawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wassalam, keluarganya, kerabat,

Hari Jumat pekan ini, 19 Agustus 2022, tema yang diangkat adalah tentang makna beriman kepada Allah dan Rasul, serta apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan iman dan takwa tersebut.

Khutbah Jumat Singkat Terbaru Pekan Ini

Hadirin jamah Jumat rahimakumullah,

Iman yang perlu kita prioritaskan sebelum yang lainnya, yakni beriman kepada Allah SWT serta beriman kepada rasul-rasul Allah.

Dalam majelis khotbah Jumat kali ini akan dibahas bagaimana cara kita memaknai keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Iman kepada Allah SWT merupakan asas dan pokok akan adanya keimanan kita atas rukun iman yang lainnya.

Keyakinan itu benar-benar percaya dan bersungguh-sungguh bahwa Allah SWT adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu, Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah satu-satunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Semua sesembahan selain Dia adalah sesembahan yang batil, dan beribadah kepada selain-Nya adalah kebatilan.

Allah SWT berfirman:

ذٰ لِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡحَـقُّ وَاَنَّ مَا يَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖ هُوَ الۡبَاطِلُ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡكَبِيۡرُ

Dzaalika bi annal laaha Huwal haqqu wa anna maa yad'uuna min duunihii huwal baatilu wa annal laaha Huwal 'Aliyyul kabiir

Artinya: "Demikianlah (kebesaran/kekuasaan Allah berlaku) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Mahabenar dan apa saja yang mereka seru selain Dia itulah yang batil. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar." (QS. Al-Hajj: 62)

Dalam ayat ini diterangkan pada semua hal, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, karena Allah, Dialah Tuhan yang Hak sehingga hanya Dia yang berhak disembah.

Dan sungguh apa saja yang diseru makhluk ciptaan-Nya selain Dia yang dianggap tuhan dan disembah, itulah tuhan dan persembahan yang batil, salah, sesat, dan jauh dari kebenaran.

Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi dari semua tuhan-tuhan yang dianggap tinggi oleh manusia; Mahabesar, kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Sifat-sifat Allah yang demikian itu, yaitu kekuasaan yang sempurna, ilmu yang luas dan sempurna, meliputi segala macam ilmu ada pada Allah, karena Dialah yang wajibul-wujud atau wujud yang konkret, pasti adanya, mempunyai segala macam sifat kesempurnaan, tidak mempunyai kekurangan sedikit pun.

Dialah yang memiliki agama yang benar, yang disampaikan nabi-nabi dan rasul-rasul yang diutus-Nya, yang paling akhir ialah Nabi Muhammad SAW.

Allah Dialah Tuhan Yang Maha Esa, tiada seorang pun yang menjadi syarikat bagi-Nya. Karena itu beribadah kepada-Nya adalah suatu yang wajib, sesuatu yang paling benar, demikian pula pertolongan-Nya, janji-Nya adalah suatu yang hak.

Segala yang disembah selain Allah adalah sembahan yang salah, dan ibadah itu merupakan ibadah yang tidak ada dasarnya.

Dia Allah berkuasa menciptakan segala yang dikehendaki-Nya. Jika Dia ingin menciptakan sesuatu, cukuplah Dia mengatakan, "Jadilah". Maka terwujudlah barang itu.

Karenanya mengimani Allah merupakan bentuk keimanan paling mendasar dari manusia, sesungguhnya Allah Mahatinggi, semua berada dibawah-Nya da Dia di atas segala sesuatu.

Tidak ada sesuatu pun yang menyamainya dalam kekuatan, ketinggian dan kebesaran serta pengetahuan-Nya.

Selanjutnya bentuk keimanan kita adalah beriman kepada Nabi dan Rasul dengan kita Meyakini adanya rasul-rasul Allah SWT dan itu perlu kita tunjukkan dengan sikap yakin adanya rasul-rasul Allah SWT.

Meyakini adanya rasul-rasul Allah SWT dapat ditunjukkan dengan sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para rasul Allah SWT dengan cara meneladani rasul.

Makna iman kepada rasul Allah harus tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari, misalnya bisa menjelaskan apa itu pengertian iman kepada rasul-rasul Allah SWT, mengetahui nama-nama rasul Allah SWT, serta menunjukkan perbedaan nabi dan rasul.

Selain itu, jika kita mengidolakan seseorang seperti artis atau pesohor lainnnya, maka kita harus bisa memberi alasan mengapa menjadikannya idola, lalu hubungkanlah tokoh idola kita itu dengan teladan rasul-rasul Allah SWT.

Firman Allah SWT:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh." (QS. An-Nisa: 136).

Ayat ini jelas menyeru kaum Muslimin agar mereka tetap beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya, dan kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya.

Kemudian ayat ini memperingatkan orang-orang yang mengingkari seruan-Nya.

Barang siapa mengingkari Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan hari akhirat, maka ia telah tersesat dari jalan yang benar, yaitu jalan yang akan menyelamatkan mereka dari azab yang pedih dan membawanya kepada kebahagiaan yang abadi.

Iman kepada kitab-kitab Allah dan kepada rasul-rasul-Nya adalah satu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Tidak boleh beriman kepada sebagian rasul dan kitab saja, tetapi mengingkari bagian yang lain seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Iman serupa ini tidak dipandang benar, karena dipengaruhi oleh hawa nafsu atau hanya mengikuti pendapat-pendapat dan pemimpin-pemimpin saja.

Apabila ada orang yang mengingkari sebagian kitab, atau sebagian rasul, maka hal itu menunjukkan bahwa ia belum meresapi hakikat iman, karena itu imannya tidak dapat dikatakan iman yang benar, bahkan suatu kesesatan yang jauh dari bimbingan hidayah Allah.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah Jumat singkat pekan ini, semoga kita dapat mengambil hikmah dari yang disampaikan, Aamiin allahumma aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabaraatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom