Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Bekal Terbaik untuk Persiapan Haji

Khutbah Jumat singkat pekan ini bertema tentang persiapan dan bekal dalam menjalankan ibadah haji.

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Bekal Terbaik untuk Persiapan Haji
Umat Muslim melakukan Tawaf keliling Kakbah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umroh di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Jumat (3/5/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/nz.

tirto.id - Naskah khutbah Jumat singkat pekan ini bertema tentang mempersiapkan bekal terbaik untuk pergi berhaji.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: فِيۡهِ اٰيٰتٌ ۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبۡرٰهِيۡمَۚ  وَمَنۡ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ‌ؕ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ اِلَيۡهِ سَبِيۡلًا ‌ؕ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan bagi orang-orang yang saleh, serta salawat juga salam atas Nabi dan para Rasul, amma ba'du.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah di hari yang insya Allah dirahmati Allah ini, kita kembali berkumpul dalam majelis khotbah dan salat Jumat, di mana tema yang diangkat mengenai persiapan terbaik untuk bekal pergi haji.

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini

Header Advertorial LinkAja Tabungan Haji

Ilustrasi seseorang berdoa di Mekkah. FOTO/iStockphoto

Memasuki bulan haji atau Hari Raya Iduladha pada 10 Zulhijjah yang kemungkinan tahun ini akan jatuh pada tanggal 9-10 Juli 2022, maka umat Islam pun akan menjalankan ibadah haji di Tanah Suci Makkah.

Berhaji termasuk rukun Islam kelima dan Allah mewajibkan umat-Nya untuk melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.

Seperti disampaikan firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 97 yang dibacakan di awal khotbah yang artinya:

"Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS. Ali-Imran: 97)

Keterangan Di sana, pada ayat ini menjelaskan tentang Masjidilharam, di mana terdapat tanda-tanda yang jelas tentang keutamaan dan kemuliaannya seperti makam Nabi Ibrahim AS, yaitu bekas telapak kaki Nabi Ibrahim tempat beliau berdiri waktu membangun Kakbah; hajar aswad, hijir Ismail dan yang lainnya. (ini dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 125)

Barang siapa memasukinya, menjadi amanlah dia dari gangguan-gangguan.

Di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang Islam yang sudah akil balig yang mampu mengadakan perjalanan ke sana, mempunyai bekal yang cukup untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan, kemampuan fisik, ada sarana pengangkutan dan aman dalam perjalanan.

Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka dia adalah kafir, karena tidak percaya pada ajaran Islam.

Nabi Ibrahim pada zamannya telah mendirikan kembali Kabah lalu beliau disuruh Allah menyeru seluruh umat manusia agar berziarah ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji.

Ibadah haji ini dianjurkan oleh Nabi Ibrahim dan tetap dilaksanakan umat Islam sampai sekarang sebagai rukun Islam yang kelima. Setiap Muslim yang mampu diwajibkan menunaikan ibadah haji sekali seumur hidup.

Barang siapa yang mengingkari kewajiban ibadah haji, maka ia termasuk golongan orang kafir.

Lalu kita sebagai umat muslim, dalam hal ini yang mampu melaksanakan ibadah haji, apa saja bekal terbaik yang perlu kita persiapkan?

Ka'bah di makkah

Ka'bah di makkah. FOTO/iStockphoto

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Bekal utama dalam menjalankan ibadah haji tentu saja ilmu dan takwa.

Ilmu tentang tata cara berhaji ini sangatlah penting dan paling utama karena berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah haji, diterima atau tidaknya ibadah haji kita.

Tentu sangat disayangkan apabila harta, tenaga, waktu, rasa lapar, rasa haus, rasa letih dan perjalanan jauh hilang sia-sia tanpa membawa manfaat dikarenakan kita tidak membawa bekal yang memadai tentang ilmu mengenai tata cara haji.

Seperti dikutip laman NU Online, orang yang tidak memiliki ilmu tentang hukum-hukum haji, lalu ia berhaji tanpa ilmu maka ia tidak bisa menjamin keabsahan ibadah yang ia kerjakan.

Andaikan ilmu ini kita abaikan dan tidak mengetahui tata cara ibadah sebagaimana mestinya, maka banyak orang yang salat dan puasanya tidak sah.

Seperti sabda Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang memiliki makna:

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh apa pun dari puasanya kecuali rasa lapar, dan betapa banyak orang yang melakukan shalat malam, namun tidak memperoleh apa pun dari shalat malamnya kecuali (rasa letih karena) begadang” (HR Ibnu Majah)

Jika kita telah memiliki ilmu dan mengetahui bagaimana tata cara berhaji, sebelum berangkat pergi haji, yang harus kita siapkan selanjutnya adalah "Niat".

Niat yang ikhlas dan suci hanya karena Allah SWT harus ditanamkan dalam hati.

Jauh-jauh pergi haji, kita akan meninggalkan keluarga, anak yang disayangi, pekerjaan yang dicintai, dan mengeluarkan biaya yang tak sedikit, tujuannya semata-mata demi memenuhi undangan Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya.

Oleh sebab itu, niat ikhlas dari dalam hati harus ada di dalam diri masing-masing jamaah.

Selanjutnya, bekal yang perlu kita persiapkan adalah manasik haji dan umrah.

Dalam "Ensikloped Haji dan Umrah" yang ditulis Kiai Ahmad disebutkan, ilmu pengetahuan tentang ibadah haji itulah yang disebut manasik haji.

Beribadah haji tentu saja berbeda dengan perjalanan wisata ke luar negeri lainnya, di mana kita bisa merencanakan wisata mana saja yang akan dikunjungi, lalu melakukan kegiatan menurut keinginan dan selera kita sendiri.

Menjalankan ibadah haji, kita terikat dengan aturan yang baku, itulah mengapa kita perlu melakukan manasik haji.

Saat manasik, kita akan mempelajari tata cara haji yang dilakukan Rasulullah SAW, mulai dari tata cara berihram, thawaf, sa’i, wukuf, sampai melontar jumrah.

Selain itu, kita juga perlu mengetahui hukum-hukum dan adab-adab yang berkaitan dengan Safar atau perjalanan.

Misalnya, bagaimana tata cara bersuci (wudhu dan tayamum), salat jamak dan qasar, dalam perjalanan, doa dan zikir yang dianjurkan selama perjalanan haji hingga pulang ke tanah air, serta adab dan akhlak yang patut dijaga selama berada di tanah haram (Makkah dan Madinah).

Kemudian bekal selanjutnya atau yang ketiga adalah bekal kesehatan jasmani dan rohani.

Karena ibadah haji berbeda dengan ibadah-ibadah yang lainnya, maka kesehatan fisik sangat penting mengingat hampir semua rangkaian ibadah haji itu berupa perbuatan, kegiatan yang melibatkan anggota badan, serta perlu juga mempersiapkan rohani berupa kesehatan mental selama berada di tanah suci Makkah

Menjaga kesehatan dengan cara mengatur pola makan, olahraga, dan sebagainya adalah termasuk salah satu upaya memaksimalkan ibadah Haji untuk meraih status haji yang mabrur.

Demikianlah khotbah singkat hari Jumat yang penuh keberkahan ini. Semoga apa-apa yang disampaikan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita amalkan bersama.

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom