Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat: Memaknai Tahun Baru dengan Hal Positif

Contoh khutbah Jumat singkat Tahun Baru 2023 bertema tentang memaknai pergantian tahun dengan hal-hal yang positif.

Khutbah Jumat Singkat: Memaknai Tahun Baru dengan Hal Positif
Umat Islam shalat magrib berjamaah saat kegiatan doa bersama awal tahun baru 1444 Hijriah di alun-alun Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (29/7/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.

tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat menyambut Tahun Baru 2023 bertema tentang cara memaknai Tahun Baru dengan hal-hal yang positif.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena dengan nikmat dan hidayah dari-Nya kita dapat berkumpul kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini, yang memasuki penghujung tahun 2022, tanggal 30 Desember 2022.

Salawat dan salam juga senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, dan kepada seluruh pengikutnya yang berada dalam iman Islam.

Insya Allah kita semua termasuk dalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunah Beliau hingga ajal menjemput kita. Aamiin allahumma aamiin.

Contoh Khutbah Jumat Singkat Tahun Baru

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Beberapa hari lagi atau tepatnya besok kita telah sampai di penghujung tahun 2022, dan lusa insya Allah kita akan memasuki awal tahun masehi 1 Januari 2023.

Kalender di rumah akan berganti dari 2022 menjadi 2023. Berkaitan dengan itu, khotbah Jumat kali ini pun akan mengambil tema "Memaknai Tahun Baru dengan Hal-hal Positif".

Dalam Islam, tahun baru sejatinya adalah pergantian tahun baru hijriah, namun memaknai tahun baru yang dirayakan secara universal juga bisa dilakukan dengan hal-hal positif.

Di antaranya mengintrospeksi diri dan mengevaluasi apa-apa saja yang sudah kita lakukan di masa lalu, serta memasuki tahun baru masehi kita dapat pula mempersiapkan diri menyambut masa depan.

Persiapan menyambut masa depan yang utama adalah dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Dikutip dari laman NU Online, jika kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mau terus melakukan evaluasi, muhasabah atau introspeksi diri dengan melihat apa yang telah kita perbuat di masa lalu, insya Allah kita juga bisa mempersiapkan masa depan agar lebih baik dari hari ini.

Langkah ini bisa menjadi wujud syukur atas karunia yang telah diberikan Allah kepada kita karena kita masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini sampai dengan penghujung tahun ini.

Mudah-mudahan dengan syukur ini, nikmat Allah akan terus ditambahkan kepada kita berupa karunia dipanjangkan umur kita oleh Allah sehingga kita akan bisa terus beribadah dan berbuat baik dalam kehidupan di dunia.

Sementara terkait meningkatkan takwa, ada banyak perintah agar selalu bertakwa kepada Allah SWT yang terdapat di dalam Al-Qur'an.

Salah satunya seperti disebutkan dalam Surat Al-Hasyr ayat 18. Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡتَـنۡظُرۡ نَـفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ

Yaaa ayyuhal laziina aamanut taqul laa; waltanzur nafsum maa qaddamat lighadiw wattaqual laah; innal laaha khabiirum bimaa ta'maluun

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Hasyr: 18)

Pada ayat ini, Allah dengan tegas mengingatkan orang beriman agar benar-benar bertakwa kepada Allah dan memperhatikan hari esok, akhirat.

Wahai orang-orang yang beriman! Kapan dan di mana saja kamu berada bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh melakukan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dikutip dari tafsir Kemenag, setiap manusia siapa pun dia, sudah sepantasnya memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, yakni untuk hidup sesudah mati, di akhirat dengan berbuat kebaikan atas dasar iman, ditopang dengan ilmu dan hati yang ikhlas semata-mata mengharap rida Allah.

Sebab hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan hidup di akhirat itu abadi; dan bertakwalah kepada Allah dengan menjaga hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam.

Sungguh, Allah Mahateliti sekecil apa pun juga terhadap apa yang manusia kerjakan sehingga semua yang dilakukan manusia itu, berada dalam pengetahuan Allah.

Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah mengingatkan orang beriman dengan berfirman yang artinya:

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 19)

Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan orang-orang beriman agar tidak seperti orang-orang yang lupa kepada Allah.

Lupa tersebut seperti tidak menyadari bahwa Allah senantiasa mengawasi manusia dalam kehidupan ini.

Jika ini terjadi, maka Allah menjadikan mereka, karena pola hidup mereka yang hanya mencari kepuasaan, kelezatan, dan kenikmatan duniawi tanpa mempertimbangkan kebutuhan hidup sesudah mati, manusia yang lupa akan diri sendiri, yakni manusia yang tercabut dari akar kemanusiaannya.

Mereka itulah, manusia yang lupa kepada Allah dan lupa kepada diri sendiri adalah orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang bergelimang dosa dan perbuatan keji. Naudzubillaahi min dzaalik.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam Al-Qur'an ungkapan kata takwa mempunyai beberapa arti, di antaranya: Pertama, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan diajarkan Rasulullah SAW seperti contoh ayat di atas.

Kedua, takut melanggar perintah Allah dan memelihara diri dari perbuatan maksiat.

Orang yang bertakwa kepada Allah hendaklah selalu memperhatikan dan meneliti apa yang akan dikerjakan, apakah ada manfaat untuk dirinya di akhirat nanti atau tidak.

Tentu yang akan dikerjakannya semua bermanfaat bagi dirinya di akhirat nanti. Di samping itu, hendaklah seseorang selalu memperhitungkan perbuatannya sendiri, apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak.

Jika lebih banyak dikerjakan yang dilarang Allah, hendaklah ia berusaha menutupnya dengan amal-amal saleh.

Dengan perkataan lain, manusia diperintahkan agar selalu mawas diri, memperhitungkan segala yang akan dan telah diperbuatnya sebelum Allah menghitungnya di akhirat nanti.

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat diambil hikmahnya dan mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang diberi syafaat Allah SWT hingga akhir zaman. Aamiin allahumma aamiin.

Wabillaahi taufik walhidayah wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom