Menuju konten utama
Contoh Teks Khutbah Jumat

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Keistimewaan Syawal & Halal Bihalal

Khutbah Jumat bulan Syawal 2023 akan menyampaikan tentang keistimewaan Syawal dan halalbihalal Idulfitri.

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Keistimewaan Syawal & Halal Bihalal
Ilustrasi Khutbah Jumat. foto/istockphoto

tirto.id - Khutbah Jumat bulan Syawal 2023 akan menyampaikan tentang keistimewaan Syawal dan halalbihalal Idulfitri.

Bulan Syawal bisa dimanfaatkan sebagai momentum mempertahankan sekaligus meningkatkan amal saleh. Meskipun bulan penuh kemuliaan, Ramadan, telah berlalu, umat muslim bisa tetap melaksanakan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, qiamulail, hingga bersedekah kepada sesama.

Salah satu perilaku yang dapat dikerjakan di bulan Syawal adalah halalbihalal. Halalbihalal memiliki banyak manfaat, mulai dari menghapuskan dosa kepada sesama manusia hingga mempererat tali persaudaraan, terutama kepada keluarga, tetangga, hingga masyarakat.

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Keistimewaan Syawal & Halal Bihalal

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

Latin: Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du.

Artinya: ”Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, yang kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal-amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorangpun dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tak seorangpun mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, berikan rahmat, keselamatan serta barakah kepada Junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan shahabatnya semuanya. Amma ba'du,"

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Kemudian tidak lupa, khatib berwasiat kepada diri sendiri maupun jemaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Sebab, sebaik-baiknya hamba adalah mereka yang bertakwa, menjalankan segala perintah serta menjauhi larangan-Nya.

Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah seputar keistimewaan bulan Syawal dan halalbihalal.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Umat Islam kini telah memasuki bulan Syawal, salah satu bulan yang istimewa. Kaum muslim yang telah melaksanakan puasa Ramadan serta berbagai amal saleh akan mendapatkan kesucian dari dari dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sesuai riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR. Bukhari).

Syawal berasal dari kata syala (شَالَ) yang berarti irtafaa (اِرْتَفَعَ) yakni 'meningkatkan'. Secara sederhana bulan Syawal dapat dimaknai sebagai waktu untuk tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan amalan saleh.

Allah Swt. menganjurkan supaya umat Islam senantiasa bertakwa dalam Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Arab Latinnya:

Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat]. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Hasyr [59]: 18).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Namun, dosa-dosa yang dimaafkan di bulan Ramadan berkaitan dengan kesalahan kepada Allah Swt. Maka dari itu, umat Islam, terutama di Indonesia, biasanya melakukan halalbihalal atau silaturahmi antar keluarga, tetangga, maupun teman.

Tujuan halalbihalal adalah meminta keikhlasan atas dosa yang telah dibuat diri sendiri maupun orang lain, sehingga Allah Swt., menjadi rida. Saling memaafkan antar sesama menjadi anjuran dalam Islam sebagaimana firman Allah Swt. Surah Al-A’raf ayat 199 sebagai berikut:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

Arab Latinnya:

Khużil-‘afwa wa'mur bil-‘urfi wa a‘riḍ ‘anil-jāhilīn(a).

Artinya:

“Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” (QS. Al-A'raf [7]: 199).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Tradisi halalbihalal diperkenalkan KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, kepada Presiden Sukarno ketika negara tengah mengalami kemelut konflik antar-pemimpin politik. Atas saran KH Wahab, Sukarno pada Hari Raya Idulfitri 1948 silam, mengundang tokoh politik untuk menghadiri silaturahmi dengan judul halalbihalal di Istana Negara.

Sejak saat itu, halalbihalal dipraktekan di berbagai instansi hingga masyarakat muslim, terutama di wilayah Jawa. Kini halalbihalal telah menjadi tradisi di Indonesia yang diselenggarakan rutin di bulan Syawal.

Halalbihalal memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaanya. Pertama, membebaskan kaum muslim dari dosa sesama. Rasulullah saw. dalam suatu riwayat dari Salman Al-Farisy Ra. pernah bersabda sebagai berikut:

عَنْ سَلْمَانِ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:"إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَأَخَذَ بِيَدِهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُمَا ذُنُوبُهُمَا، كَمَا تَتَحَاتُ الْوَرَقُ مِنَ الشَّجَرَةِ الْيَابِسَةِ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ، وَإِلا غُفِرَ لَهُمَا، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُهُمَا مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ" - رواه الطبراني

Artinya:

Dari Salman Al-Farisy Ra., Rasulullah saw. bersabda: ‘Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan,’” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Keutamaan kedua dari halalbihalal perekat persaudaraan antara sesama kaum muslim. Halalbihalal menjadi jalan mudah saling memaafkan atas kesalahan yang disengaja maupun tidak. Allah Swt., berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10 sebagai berikut:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

Arab Latinnya:

Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum turḥamūn(a).

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu [yang bertikai] dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati,” (QS. Al-Hujurat [49]: 10).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah seputar keistimewaan bulan Syawal dan halalbihalal. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun jemaah sekalian. Mari kita saling bersilaturahmi sesama keluarga, tetangga, maupun masyarakat.

Semoga Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma aamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin