Menuju konten utama
Khotbah Shalat Jumat

Khutbah Jumat Bulan Safar: Tidak Ada Waktu Sial dalam Ajaran Islam

Naskah khutbah Jumat singkat di bulan bulan Safar tentang tidak ada waktu sial dalam ajaran Islam.

Khutbah Jumat Bulan Safar: Tidak Ada Waktu Sial dalam Ajaran Islam
Ilustrasi Hikayat Hukum Berburuk Sangka. tirto.id/Nauval

tirto.id - Naskah khutbah Jumat singkat kali ini mengangkat tema tentang tidak ada waktu sial dalam ajaran agama Islam yang dikaitkan dengan bulan Safar.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ. وَفِيْ بَعْضِ النَّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Alhamdulillah segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada pekan ini.

Salawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari kiamat. Amma ba'du.

Khutbah Jumat Singkat Bulan Safar

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan dan keberkahan kepada kita semua dan kita dapat menambahkan rasa syukur dengan nikmat iman dan nikmat Islam yang telah kita peroleh, sehingga membuat kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah kapan pun juga.

Termasuk di bulan ini, bulan Safar yang sedang kita jalani pada tahun 1444 Hijriah.

Sebelum memulai, flashback sedikit ke jaman jahiliah, di mana pada masa itu orang-orang jahiliah menganggap serta meyakini bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh kesialan.

Keyakinan itu tentu saja membuat mereka jadi ketakutan untuk melakukan kegiatan atau hal-hal tertentu. Dan di zaman sekarang, anggapan bahwa bulan safar adalah bulan sial masih saja berkembang, padahal ini adalah sesuatu yang salah..Subhanalllah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

“Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah dan shafar (yang dianggap membawa kesialan). Dan larilah dari orang yang berpenyakit kusta sebagaimana engkau lari menjauh dari singa," (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Dalam hadis di atas, kata 'adwa yang disebutkan maknanya adalah keyakinan mengenai wabah penyakit menular, yang menjadikan orang takut dengan sendirinya tanpa alasan dan tanpa seizin Allah.

Thiyarah bermakna tentang nasib baik dan buruk yang ditentukan setelah melihat burung.

Mitos ini berkembang di masyarakat jahiliah yang menyebutkan, apabila ada seseorang melihat burung terbang di sebelah kanannya saat ia keluar rumah, maka kemungkinan ia akan mendapatkan kemujuran atau keberuntungan dalam waktu dekat.

Sebaliknya, jika yang dilihatnya adalah burung yang terbang di sebelah kirinya ketika keluar rumah, maka akan datang kesialan untuknya, sehingga lebih baik ia pulang daripada harus melaksanakan aktivitas di hari itu.

Istilah hamah mengenai anggapan saat ada burung hantu yang hinggap di atas rumah orang jahiliah di masa itu, maka ini sebagai pertanda nasib sial akan menghampiri sang pemilik rumah tersebut.

Begitu pula dengan shafar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka.

Astaghfirullahal 'azhiim, nah anggapan-anggapan seperti ini yang harus diluruskan dan dibenarkan.

Sejatinya semua hari adalah baik, termasuk Safar yang juga berjalan seperti bulan-bulan lainnya, jadi apabila ada seseorang mendapat keburukan atau kesialan pada bulan Safar, tentu saja itu terjadi karena faktor lain, bukan semata-mata karena bulan Safarnya.

Kita sebagai umat muslim yang beriman wajib meyakini jika ada pengaruh baik maupun pengaruh buruk yang kita alami, semua tidak akan bisa terjadi tanpa adanya izin Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan manusia agar senantiasa melakukan proses-proses dan tahapan-tahapan yang wajar dan Islam merupakan agama yang sangat menghargai fungsi akal sehat.

Oleh sebab itu, setiap pekerjaan dan segala hal yang kita lakukan sebaiknya telah melalui perencanaan yang matang yang disertai ikhtiar yang maksimal.

Selanjutnya, kita tetap harus berdoa dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah apa yang sudah kita perbuat tersebut.

Seperti dikutip laman NU Online, adanya kesialan atau keberuntungan yang akan diperoleh, itu semuanya merupakan kelanjutan dari proses dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayalan yang tidak masuk di akal.

Misalnya saja, agar terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular.

Untuk selamat dari kebangkrutan, maka wirausahawan diminta melakukan perhitungan yang teliti dan hati-hati. Supaya lulus ujian, maka yang ikut ujian perlu belajar secara serius agar bisa mendapat hasil maksimal. Dan contoh-contoh lainnya.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Menolak adanya "bulan sial" dan "bulan beruntung" akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang bisa bersikap wajar. Tidak malas berikhtiar karena merasa hari-harinya pasti diliputi keberuntungan.

Selain itu, perasaan cemas karena dihantui hari-hari penuh kesialan akan hilang dengan sendirinya, jadi tidak akan overthinking tentang anggapan bahwa bulan Safar bulan yang sial.

Sebagai hamba, manusia didorong untuk berencana, berjuang, dan berdoa; sementara ketentuan hasil dipasrahkan kepada Allah.

Dengan demikian, saat menuai hasil, kita tetap bersyukur; dan tatkala mengalami kegagalan, kita tidak lantas putus asa.

Hadirin jamaah salat Jumat yang berbahagia rahimakumullah,

Rasulullah SAW pun pernah melakukan kegiatan dan aktivitas penting di bulan Safar, dan ini semoga bisa semakin membuat kita menghilangkan stigma negatif tentang bulan Safar bulan yang penuh kesialan.

Peristiwa Penting di Bulan Safar

Beberapa aktivitas penting Nabi Muhammad SAW pada bulan Safar, di antaranya:

1. Pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah al-Kubra di hari-hari bulan Safar, dan pernikahan itu berlangsung sebelum datang wahyu dari Allah (sebelum masa kenabian).

2. Rasulullah SAW menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib di Bulan Safar.

3. Rasulullah SAW melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah juga pada akhir bulan Safar di goa al-Hajar sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama.

4. Pada bulan Safar juga terjadi perang pertama dalam Islam, yaitu perang Abwa.

5. Penaklukan Khaibar pada tahun ke-7 Hijriah terjadi di bulan Safar.

6. Pengutusan Usamah bin Zaid oleh Rasulullah SAW kepada pimpinan prajurit Rum tahun 11 Hijriah, itu terjadi beberapa hari pra-wafatnya Rasulullah SAW.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dengan mengetahui beberapa peristiwa penting yang pernah terjadi di bulan Safar semoga semakin membuka mata kita dan meyakinkan kita bahwa semua hari adalah baik, termasuk di bulan Safar.

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan kita semua selalu menjadi pribadi yang bertakwa serta selalu mendapatkan petunjuk dan keberkahan dari Allah SWT.

Aamiin allahumma aamiin,

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom