Menuju konten utama

Keutamaan Puasa Asyura 19 Agustus 2021: Sejarah & Bacaan Niat

Puasa Asyura memiliki beberapa keutamaan bila seorang mukmin menunaikannya, apa saja?

Keutamaan Puasa Asyura 19 Agustus 2021: Sejarah & Bacaan Niat
Ilustrasi berdoa. foto/istockphoto

tirto.id - Bulan Muharram merupakan salah satu dari keempat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Rajab. Pada bulan tersebut, terdapat beberapa keutamaan untuk menjalankan ibadah seperti puasa Asyura.

Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SWT pernah menyatakan jika puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan.

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharam. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”

Puasa Asyura merupakan puasa sunah yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura tahun ini akan jatuh pada tanggal 19 Agustus 2021/1443 H.

Dikutip dari laman NU online, puasa Asyura sudah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sebelum adanya kewajiban menjalankan puasa Ramadhan. Setelah Allah SWT memerintahkan puasa Ramadhan, Nabi Muhammad SAW kemudian menyatakan jika puasa Asyura bersifat sunah dan boleh dikerjakan maupun tidak dilakukan. Hadist mengenai hal tersebut diriwayatkan dari Aisyah RA sebagai berikut:

“Puasa Asyura’ adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman jahiliyyah dan Rasulullah SAW juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika Nabi datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura’. Namun ketika puasa Ramadhan mulai diwajibkan, Nabi meninggalkan puasa Asyura’. Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silakan,”

Puasa Asyura memiliki beberapa keutamaan bila seorang mukmin menunaikannya. Beberapa keutamaan puasa Asyura seperti dileburkannya dosa selama satu tahun sebelumnya, mendapatkan pahala 1000 malaikat, pahala 10.000 orang haji dan umrah, dan pahala 10.000 orang yang mati dalam keadaan syahid.

Dikutip dari laman Jatim NU, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan ganjaran pahala ibadah 700 tahun bagi mukmin yang menjalankan puasa tiga hari di bulan Zulkaidah, Zulhijah, Rajab, dan Muharram.

Sejarah Puasa Asyura

Puasa Asyura mulai dilakukan pada tahun ke dua hijriah setelah Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Makah menuju Madinah.

Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW sedang datang ke kota Makah. Nabi kemudian mendapati para kaum Yahudi sedang berpuasa Asyura sebagai rasa syukur atas selamatnya Nabi Musa AS dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya.

Dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW kemudian memberikan sabda sebagai berikut:

“Maka kami dengan Musa lebih berhak dan lebih utama daripada kalian. Maka Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan berpuasa.”

Perintah Nabi Muhammad mengenai kewajiban menjalankan puasa Asyura tersebut berakhir setelah turunnya perintah untuk menjalankan puasa Ramadhan. Nabi kemudian memberitahukan kepada umat terkait kesunahan puasa Asyura dan kebebasan dalam menjalankannya.

Bacaan Niat Puasa Asyura

Seperti ibadah-ibadah yang lainnya dalam agama Islam, puasa Asyura juga memiliki niat sebelum melaksanaknnya. Dikutip dari laman MUI Digital, adapun niat puasa Asyura sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’ala

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Baca juga artikel terkait PUASA ASYURA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani