Menuju konten utama

Keuskupan Agung Ajak Umat Merawat Ingatan Bersama dalam Paskah 2018

Tema Merawat Ingatan Bersama dalam perayaan Paskah 2018 ini diambil guna mengajak umat Katolik mengingat kembali sejarah meraih kemerdekaan.

Keuskupan Agung Ajak Umat Merawat Ingatan Bersama dalam Paskah 2018
Ilustrasi perayaan Paskah. ANTARA FOTO/Aji Styawan

tirto.id - Banyak orang telah lupa dengan peristiwa masa lampau di Indonesia yang seharusnya jadi perekat kebersamaan. Hal ini dianggap memicu terjadinya kasus intoleransi dan perpecahan di tengah masyarakat.

Karena itu, Keuskupan Agung Jakarta mengangkat tema Merawat Ingatan Bersama dalam perayaan Paskah tahun ini. Tema tersebut diambil guna mengajak umat Katolik untuk mengingat kembali sejarah meraih kemerdekaan Indonesia.

"Supaya seperti halnya ingatan bersama umat Allah, perjanjian lama itu menjadi landasan ketika menghadapi tantangan berat bahkan yang mengancam eksistensi mereka. Ingatan bersama itu," kata Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Suharyo di Katedral Jakarta, Minggu (1/4/ 2018).

Ignatius menjelaskan, esensi dari perayaan Paskah adalah perayaan kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan. Umat Yahudi merayakan paskah untuk memperingati kemerdekaan mereka dari penjajahan Mesir, sementara umat Kristiani memperingati kemerdekaan dari penjajahan dosa.

"Nah, bangsa Indonesia juga punya sejarah kemerdekaan seperti itu," kata Ignatius Suharyo menjelaskan.

Selain itu, Ignatius Suharyo menyampaikan, tema Merawat Ingatan Bersama dalam perayaan Paskah tahun ini bukan hanya sekadar gagasan, melainkan juga harus jadi gerakan.

"Kalau gerakan ini diulang-ulang tentu akan jadi budaya, akan jadi apa yang kami sebut habitus baru yang akan mengubah kehidupan masyarakat," kata Ignatius Suharyo.

Saat ini, Keuskupan Agung Jakarta sedang mencanangkan gerakan kunjungan tetangga. Gerakan kecil ini diharapkan mampu mempererat persatuan dalam lingkungan terkecil masyarakat.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN PASKAH atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yuliana Ratnasari