Menuju konten utama

Ketua RT: Terduga Teroris Dedi Sehari-Hari Berjualan Ikan & Jajanan

Terduga teroris Dedi Suliastiantono aliasa Teguh ditembak mati polisi diduga karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap di rumah kosnya di Jalan Sikatan IV, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, Selasa petang kemarin.

Ketua RT: Terduga Teroris Dedi Sehari-Hari Berjualan Ikan & Jajanan
Tim Densus 88 memasukkan kardus yang diduga berisi peledak ke dalam tabung pengaman saat dilakukannya penggeledahan di kediaman terduga pelaku bom bunuh diri Polrestabes Surabaya, di Tambak Medokan Ayu, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/5/2018). ANTARA FOTO/Didik Suhartono.

tirto.id - Terduga teroris yang ditembak mati polisi kemarin, Dedi Sulistiantono alias Teguh (41), ternyata dalam kesehariannya berjualan ikan dan jajanan gorengan. Ia ditembak mati oleh polisi karena diduga melakukan perlawanan saat ditangkap di rumah kosnya, di Jalan Sikatan IV, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, Selasa petang.

"Selama sekitar lima tahun indekos di Jalan Sikatan IV, Pak Teguh sehari-harinya berjualan ikan dan jajanan gorengan di Pasar Sikatan," ujar Ketua RT 6/ RW 2 Kelurahan Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, Ramin, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Selasa malam.

Menurut dia, yang terlihat bekerja cuma Teguh. Sedangkan istrinya, Suyanti (34), hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga.

Warga sekitar menyebut Suyanti, istri Teguh, dengan sapaan Keceng, karena perawakannya yang terbilang kurus.

Istri Teguh sejak pertama kali tinggal di Jalan Sikatan IV Surabaya tidak berjilbab. Baru terlihat berjilbab sejak beberapa bulan terakhir. Menurut Ramin, Suyanti masih kerap kali buka-pasang jilbab.

"Yang jelas istri Pak Teguh tidak memakai cadar," katanya.

Keluarga ini selama lima tahun terakhir telah berpindah kos sebanyak dua kali. Semuanya di sepanjang Jalan Sikatan IV Surabaya.

Teguh tercatat sebagai warga asli Surabaya asal Kelurahan Manukan Kulon. Sedangkan istrinya asal Jombang, Jawa Timur. Pasangan ini memiliki tiga anak yang semuanya masih kecil.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan Teguh alias Dedi ditembak mati karena berupaya melawan saat hendak ditangkap. Istri dan ketiga anaknya saat ini telah diamankan polisi.

Penggeledahan rumah kos Dedi oleh petugas kepolisian berlangsung hingga Rabu dini hari. Di antaranya dilakukan peledakan bom rakitan yang ditemukan di dalam rumah kos tersebut.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, usai meninjau rumah kos Dedi juga membenarkan bahwa Dedi warga Surabaya.

"Dedi ini orang Surabaya. Dia adalah adik kandung dari terduga teroris yang meledakkan diri di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo. Tapi yang soal kegiatan terorisnya ini biar polisi yang menjelaskan," katanya.

Risma memastikan, dari beberapa pengalaman terduga teroris kerap bersembunyi dan beraktivitas di rumah kos atau kontrakan, mulai besok akan diterapkan sistem yang dapat mendeteksi kegiatan mereka.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri