Menuju konten utama

Ketua Parmusi Usamah Hisyam: UAS Sudah Tepat Netral di Pilpres 2019

Usamah Hisyam menilai sikap Ustaz Abdul Somad di Pilpres 2019 masih netral. Dia menyatakan hal itu menunjukkan UAS tidak terpengaruh oleh hoaks yang menyerang Jokowi. 

Ketua Parmusi Usamah Hisyam: UAS Sudah Tepat Netral di Pilpres 2019
Ustadz Abdul Somad memberikan tausyiah saat zikir akbar di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Minggu (25/11/2018) malam. ANTARA FOTO/Ampelsa/hp.

tirto.id - Mantan penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212, Usamah Hisyam menilai sikap Ustaz Abdul Somad (UAS) tidak condong pada salah satu pasangan calon (paslon) di Pilpres 2019. Dia menganggap hal itu sudah tepat.

Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) tersebut menyatakan sikap UAS yang netral di Pilpres 2019 menunjukkan dai tersebut mendapatkan informasi secara berimbang mengenai dua paslon.

"Kalau Ustaz Abdul Somad sudah tepat dia netral. Ia harus ngasih pencerahan kepada masyarakat, jangan ikut-ikutan hoaks. Karena [isu] Jokowi anti-Islam itu hoaks yang diciptakan sedemikian rupa demi merusak pikiran umat Islam," kata Usamah kepada reporter Tirto pada Senin (11/2/2019).

Usamah menilai sebagian masyarakat selama ini masih terpengaruhi hoaks dalam menentukan pilihan di Pilpres 2019. Dia mencontohkan Jokowi diserang dengan stigma anti-Islam sementara Prabowo dinilai sebaliknya meski belum berbuat apa pun untuk umat Islam di Indonesia.

"Ini hanya dimainkan saja dalam tataran opini oleh teman-teman kita ya. Teman-teman di [PA] 212 sehingga masyarakat terbawa," kata Usamah.

Padahal, dalam pandangan Usamah, Jokowi cukup banyak berbuat bagi umat Islam. Menurut Usamah, capres petahana itu selama ini membebaskan umat Islam menjalankan keyakinannya. Dia mengklaim pemerintahan Jokowi juga membebaskan umat Islam bebas berekspresi, termasuk di aksi 212.

"Buktinya, [aksi] 212 bisa sampai 7 juta ngumpulin orang bebas menyampaikan pendapat. Jadi ini kan ruang dakwah ini cukup bagus. Sepanjang republik ini berdiri, kan ruang dakwah paling luas ini terjadi di era pak jokowi," kata Usamah.

Usamah juga membantah tudingan bahwa kriminalisasi ulama banyak terjadi di masa pemerintahan Jokowi. Usamah balik menuding sejumlah tokoh agama terjerat pidana di era pemerintahan Jokowi akibat ulah mereka sendiri.

Menurut Usama, tuduhan kriminalisasi ulama dimunculkan untuk menggalang dukungan melawan pemerintah.

"Ini karena hanya terstigma oleh [isu Jokowi] anti-Islam yang dibangun oleh kelompok yang ingin ganti presiden padahal itu cuma hoaks," ujar Usamah.

"Makanya saya juga langsung bersikap tegas kan, keluar dari [posisi] penasihat PA 212, karena saya tahu kondisi real, kasihan umat dibohongin, kasihan umat hanya ditunggangi untuk kepentingan politik sesaat,” dia menambahkan.

Akhir pekan kemarin, UAS menemui tiga ulama karismatik Nahdlatul Ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yakni KH Maimun Zubair, Habib Luthfi bin Yahya dan KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). Hal itu memunculkan spekulasi bahwa UAS melabuhkan dukungannya ke Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Namun, berdasarkan keterangan yang ia tulis di akun instagramnya, UAS menjelaskan kunjungannya untuk menemui tiga tokoh NU itu hanya silaturahmi dan berkaitan dengan perjalananan spiritualnya.

Selama ini, UAS sudah menegaskan bersikap netral di Pilpres 2019. Dia pernah menyatakan tidak akan memenuhi undangan dalam acara yang dihadiri salah satu paslon capres-cawapres.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom