Menuju konten utama

Ketua DPR Sebut Presiden Akan Dialog Demi Selesaikan Konflik Papua

Ketua DPR Bambang Soesatyo menyebut DPR sudah turun tangan selesaikan masalah Papua. Ia pun mendengar Presiden Jokowi segera berdialog untuk menyelesaikan masalah Papua.

Ketua DPR Sebut Presiden Akan Dialog Demi Selesaikan Konflik Papua
Politikus Golkar yang juga Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di kompleks parlemen di Senayan, Jakarta. ANTARA News/Dewa Wiguna

tirto.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menerangkan, DPR telah turun untuk menyelesaikan konflik Papua. Bamsoet (sapaan Bambang Soesatyo) mengklaim, dirinya dan sejumlah pimpinan DPR lain telah melakukan pembahasan untuk menyelesaikan masalah Papua. Ia pun mengaku sudah mendengar presiden akan segera turun untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Saya juga mendengar Presiden akan bertemu dengan para tokoh agama tokoh adat dan para tokoh agama, adat dari Papua. Dalam rangka melakukan pembahasan untuk menyelesaikan masalah papua ini," tutur Bamsoet saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).

Bamsoet pun mendesak agar pemerintah segera memulihkan situasi Papua pasca insiden baku tembak di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Ia pun mendorong agar TNI-Polri serta aparat keamanan lain untuk segera melakukan pemulihan setelah kerusuhan.

"Kemarin Pak Kapolri dan Panglima TNI sudah mengunjungi Papua, dan kita mendesak untuk segera dilakukan pemulihan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," ujarnya

Di sisi lain, Bamsoet pun meminta agar Komisi I DPR untuk memanggil pihak-pihak terkait insiden di Papua. Ia beralasan, DPR harus menentukan apakah kelompok tersebut digolongkan sebagai gerakan separatis atau kelompok kriminal bersenjata.

"Kami serahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang ada di DPR pada Komisi I untuk meminta penjelasan kepada pihak-pihak terkait. Kemudian merumuskannya dalam bentuk pengambilan langkah-langkah yang lebih konkrit," ucapnya.

Hingga saat situasi Papua masih mencekam. Tepat Rabu (28/8/2019), konflik kembali pecah di Deiyai, Papua. Setidaknya 6 orang aparat tewas akibat baku tembak saat masyarakat unjuk rasa di Deiyai, Papua. "Satu anggota TNI AD gugur, dan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," kata Dedi di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).

Peristiwa bermula ketika ada 150 orang berunjuk rasa. Massa ingin bupati menandatangani keinginan untuk referendum. Namun, Aparat berupaya meredam massa dengan bernegosiasi, tetapi negosiasi bubar begitu massa tiba-tiba datang dari segala penjuru dengan membawa senjata tajam dan menyerang aparat.

Berkaitan dengan enam warga Papua tewas di Deiyai, Dedi mengaku kabar itu belum terkonfirmasi kebenarannya. "Informasi itu masih terus dicek oleh Polda Papua," sambung dia. Kini aparat berusaha mengendalikan massa agar tidak terjadi kericuhan susulan. Mereka bersama tokoh masyarakat dan pemda setempat untuk tidak terprovokasi.

"Agar masyarakat tidak terprovokasi terhadap pasukan atau sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi kericuhan dan tindak anarkis lainnya," ujar Dedi.

Namun, Jubi (media lokal Papua) menyatakan ada warga yang menjadi korban dalam insiden di Deiyai. Setidaknya ada dua orang tewas tertembak dalam kerusuhan di Deiyai, Papua, yaitu Alpius Pigai (20) dan satu orang yang belum teridentifikasi. Hal itu disampaikan oleh aktivis HAM Yones Douw kepada Jubi.

Selain itu, dua orang ikut luka-luka dalam insiden Deiyai, yaitu Martinus Iyai (27) dan Naomi Pigome (27). “Martinus Iyai tertembak di paha kiri. Selain itu, seorang warga bernama Naomi Pigome jatuh ke parit setelah terkena gas air mata, dan terluka,” ujar Douw.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Andrian Pratama Taher