Menuju konten utama

8 Pantangan dan 6 Hal yang Harus Dilakukan saat Perayaan Imlek

Terdapat beberapa pantangan saat Imlek dan yang harus dilakukan ketika perayaan Imlek. Apa saja? Temukan penjelasannya masing-masing di sini.

8 Pantangan dan 6 Hal yang Harus Dilakukan saat Perayaan Imlek
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di kawasan Klenteng Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (12/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Tradisi-tradisi Imlek tidak sebatas apa yang harus dilakukan, tetapi ada juga pantangan saat Imlek yang tentu saja tidak boleh dilakukan.

Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan tahunan yang dirayakan oleh seluruh komunitas Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Chunjie, yang artinya secara harfiah "Festival Musim Semi" merupakan sebutan lain untuk merayakan Imlek

Perayaan Imlek sendiri merupakan momen di mana semua hal baik dimulai, dan semua hal buruk ditinggalkan di tahun yang lewat. Hal ini berkaitan dengan legenda asal-usul Imlek itu sendiri.

Dilansir dari Britanncia, legenda tersebut menceritakan bahwa ribuan tahun yang lalu ada sosok monster bernama Nian (yang juga memiliki makna "Tahun"), menyerang penduduk desa di setiap awal tahun baru.

Monster itu takut dengan suara keras, cahaya terang, dan warna merah, jadi benda-benda tersebut digunakan penduduk untuk mengusir sang monster.

Objek-objek tersebut yang digunakan saat ini untuk melengkapi perayaan Imlek, seperti menyulut petasan, kembang api, serta berpakaian dan mendekorasi rumah serba merah.

Diharapkan dengan melakukan tradisi-tradisi Imlek, keluarga akan diberkahi keberuntungan dan kemakmuran selama satu tahun ke depan. Namun, tradisi-tradisi Imlek tidak sebatas apa yang harus dilakukan, tetapi ada juga yang tidak boleh dilakukan saat Imlek.

Apabila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di awal tahun, dipercaya akan berdampak pada tahun-tahun setelahnya dan menyebabkan kesialan.

Maka dari itu berikut ini Tirto merangkum beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat Imlek dan yang harus dilakukan.

Yang Tidak Boleh Dilakukan atau Pantangan Saat Perayaan Imlek

1. Sarapan bubur

Dilansir dari China Highlights, dalam budaya Cina bubur identik dengan makanan orang miskin, sehingga sarapan dengan bubur dianggap tabu karena akan membawa kemiskinan selama satu tahun ke depan.

2. Menggunakan pakaian berwarna hitam atau putih

Jika merah dan warna cerah adalah warna keberuntungan, maka warna hitam-putih adalah kebalikannya.

Pakaian berwarna hitam dan putih identik dengan acara duka atau suasana berkabung, sehingga memakainya di awal tahun dapat membawa pertanda buruk.

3. Meminjam dan meminjamkan uang

Uang tidak boleh dipinjamkan pada Hari Imlek dan semua hutang harus dibayar pada Malam Tahun Baru.

Apabila ada seseorang yang berhutang kepada Anda, jangan pergi ke rumahnya untuk menagih. Meminjam maupun menagih hutang di awal tahun dipercaya akan sial sepanjang tahun.

4. Tidur di siang hari

Hal yang tidak boleh dilakukan saat Imlek berikutnya adalah tidur di siang hari, karena identik dengan kemalasan, sehingga sebaiknya tidak dilakukan di Hari Tahun Baru. Apabila dilakukan, maka orang tersebut akan dipengaruhi oleh rasa malas selama satu tahun.

5. Mencuci pakaian dan rambut

Sebaiknya tidak mencuci pakaian pada hari pertama dan kedua Imlek, karena dua hari ini diperingati sebagai hari lahir Shuishen (Dewa Air).

Selain itu rambut juga tidak boleh dicuci selama hari pertama tahun baru. Hal ini karena dalam Bahasa Mandarin, pengucapan rambut sama dengan pengucapan "menjadi kaya." Sehingga, mencuci rambut diawal tahun sama dengan membasuh kekayaan.

6. Pulang ke rumah ibu

Sudah menjadi tradisi di Cina bahwa wanita yang sudah menikah tidak boleh mengunjungi rumah ibunya di hari pertama Imlek.

Apabila ini dilakukan maka dipercaya keluarga akan mengalami kesulitan ekonomi. Biasanya, wanita yang sudah menikah akan berkunjung ke rumah keluarganya pada hari kedua Imlek.

7. Menggunakan benda tajam

Menggunakan benda-benda tajam seperti jarum, silet, atau gunting dipercaya dapat memutus keberuntungan dan kekayaan di tahun yang akan datang.

Maka sebaiknya hindari dulu kegiatan-kegiatan yang memerlukan benda tajam seperti menjahit atau membuat kerajinan.

8. Minum obat atau pergi ke rumah sakit

Dalam tradisi Cina, minum obat atau pergi ke rumah sakit di awal tahun merupakan pertanda buruk.

Dipercaya bahwa orang yang melakukannya akan menghadapi sakit di sepanjang tahun. Maka dari itu minum obat atau pergi ke rumah sakit akan dilakukan dalam keadaan darurat.

Biasanya, orang yang sakit-sakitan di tahun sebelumnya akan mematahkan empedu (pot obat) pada saat Imlek.

Kegiatan ini diyakini dapat mengusir penyakit dan membuat orang sehat selama satu tahun ke depan.

Yang Harus Dilakukan Saat Perayaan Imlek

1. Memberikan persembahan

Persembahan disiapkan sebagai ungkapan syukur pada Tuhan atas berkah yang diterima sepanjang tahun.

Persembahan yang diberikan bisa dalam bentuk makanan, permen, lilin, dan buah-buahan. Kemudian, setiap orang yang lebih muda dalam keluarga akan memberikan penghormatan kepada orang yang lebih tua.

2. Bersih-bersih sebelum Tahun Baru

Membersihkan rumah sebelum Imlek harus dilakukan untuk membuang kesialan selama satu tahun terakhir.

Bersih-bersih rumah menjelang Imlek disebut juga dengan persiapan Chunjie, yang umumnya dilakukan sejak sebulan sebelum perayaan Tahun Baru Cina ini berlangsung.

Membersihkan rumah dan mendekorasinya dengan warna-warna cerah dianggap dapat memberikan energi baru untuk rumah.

Seluruh perabotan rumah, mulai tirai jendela, seprai, dan pakaian kotor harus sudah bersih sebelum tahun baru. Hal ini karena saat tahun baru, dilarang menyapu atau bersih-bersih debu dan kotoran.

Dilansir dari SBS, bersih-bersih pada saat tahun baru dianggap dapat membuang semua keberuntungan yang sudah masuk di dalam rumah.

3. Menggunakan pakaian baru

Sama seperti lebaran, pakaian baru juga menjadi salah satu tradisi dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Seluruh pakaian yang digunakan sebaiknya baru, termasuk pakaian dalam dan kaos kaki. Selain itu, pakaian yang dikenakan sebaiknya berwarna merah karena melambangkan keberuntungan.

4. Mengucapkan selamat pada keluarga dan teman

Saat Imlek pastikan memberikan ucapan selamat pada keluarga dan teman. Ini merupakan bentuk rasa syukur dan saling mendoakan untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.

Dilansir dari Pagoda Projects, cara memberikan selamat adalah dengan kepalan tangan dan salam telapak tangan sambil mengucap "guo nian hao" yang artinya Selamat Tahun Baru Imlek.

5. Memberi angpau

Tradisi memberikan angpau atau hong bao, amplop merah berisi uang dilakukan oleh orang yang lebih tua atau yang sudah menikah ke orang yang muda.

Tradisi pemberian angpau ini bermakna bahwa orang-orang tua merestui orang yang lebih muda untuk meraih kesuksesan dan menjadi lebih kaya di tahun yang akan datang.

6. Makan malam bersama keluarga

Makan malam bersama keluarga merupakan tradisi yang paling penting selama perayaan Imlek. Menu makan malam yang disajikan paling tidak ada 10 jenis, berupa bebek Peking, pangsit, daging, sayur-sayuran, bakpao, mantou, dan sebagainya.

Biasanya koin akan diselipkan di dalam pangsit untuk makan malam. Orang yang mendapat pangsit berisi koin tersebut dipercaya akan mendapat keberuntungan sepanjang tahun.

Merayakan Imlek saat Pandemi

Saat pandemi COVID-19, perayaan Imlek tentu berbeda dari biasanya.

Bila perayaan Imlek biasanya identik dengan berkumpul atau berlibur bersama keluarga dan kerabat, maka hal ini tidak bisa dilakukan demi alasan kesehatan.

Meski demikian, teknologi yang ada memungkinkan Anda untuk berkumpul bersama keluarga secara virtual. Memanfaatkan teknologi seperti video call maupun video conference, menjadi salah satu cara yang saat itu disarankan oleh Satgas Penanganan COVID-19 di laman resminya.

Kendati tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar secara tatap muka, perayaan Imlek masih bisa berkesan, salah satunya dengan cara berkirim hadiah misalnya.

Mengirim hadiah kepada orang-orang terkasih menjadi salah satu tradisi Imlek yang tetap bisa dilakukan di tengah pandemi yang pernah terjadi. Nilai plus lainnya, memberikan hadiah dinilai baik untuk kepuasan mental.

Dikutip dari South University, ketika seseorang memberi tanpa mengharapkan imbalan apa pun, ia sudah meningkatkan kesehatan psikologisnya. Para ahli percaya bahwa memberikan hadiah secara psikologis menumbuhkan sikap alturisme.

Manfaat tersebut tidak hanya dapat diambil saat proses pemberian saja, tetapi juga saat mencari hadiah. Devin A. Byrd, profesor dan ketua Departemen Ilmu Perilaku di South University, menyebutkan bahwa ada peningkatan emosional saat mencari hadiah.

“Ada keseluruhan tindakan, menentukan apa yang perlu diberikan dan memastikannya sesuai dengan orangnya,” katanya seperti yang dikutip dari laman resmi South University.

Baca juga artikel terkait IMLEK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Ibnu Azis & Dhita Koesno