Menuju konten utama

Ketahui Efek Trauma Masa Lalu pada Hubungan Asmara Saat Dewasa

Apa saja efek trauma masa lalu pada hubungan asmara saat berusia dewasa?

Ketahui Efek Trauma Masa Lalu pada Hubungan Asmara Saat Dewasa
Ilustrasi trauma pada anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Kita pasti sudah sering mendengar kata trauma dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah Anda mengetahui, apa sebenarnya trauma itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), trauma merupakan keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani.

Pada kasus psikologis, tentu saja hal ini mengacu pada tekanan jiwa yang pernah dialami seseorang.

Tapi tahukah Anda, jika trauma yang pernah dialami secara tidak langsung akan terbawa hingga dewasa dan bisa memengaruhi hubungan asmara? Berikut penjelasannya:

1. Ketika pengasuh atau orang tua tidak merespons dengan baik atau menolak keinginan kita.

Pernahkah merasa sewaktu kecil hingga remaja, pengasuh atau orang tua tidak merespons apa yang Anda inginkan? Bahkan yang ada dibentak atau dimarahi saat mereka menolak permintaan Anda.

Hal ini akan menyebabkan sifat insecure atau meremehkan orang lain. Jika mengalami hal seperti ini, ada kemungkinan Anda akan menjauh dari pasangan dan sangat senang menyendiri.

Secara tidak langsung ini akan menyembunyikan perasaan, mendorong pasangan Anda menjauh, selalu menyimpan rahasia, dan tidak peduli ketika pasangan sedang memperlihatkan emosinya.

2. Anak-anak yang mengalami pelecehan dan diabaikan terus-menerus.

Ketika seorang anak atau bahkan diri sendiri pernah diabaikan oleh orang yang dicintai seperti keluarga, secara tidak langsung orang tersebut akan tumbuh menjadi seorang penakut untuk menjalani hubungan dan ingin sendirian saja.

Selain itu, orang tersebut juga bisa saja menutup diri, takut akan ditolak, merasa tidak nyaman dalam memperlihatkan emosinya di depan pasangan.

2. Jika orang tua atau pengasuh tidak konsisten terhadap kebutuhan sang anak.

Pernahkah Anda merasa sangat manja terhadap pasangan dan selalu ingin ada di dekatnya, bahkan terkadang emosi jadi tidak stabil dan merasa rendah diri?

Bisa jadi hal ini karena pernah mendapatkan pola asuh dari pengasuh atau orang tua yang tidak konsisten.

Anak-anak memang sangat rentan untuk mengalami trauma. Jika dia pernah mendapatkan trauma dari perlakuan orang tua atau pengasuh di masa kecil, sebaiknya harus segera diobati.

Menurut Psichology Today, pasangan berperan penting dalam membantu penyembuhan trauma pasangannya. Namun yang paling penting, pasangannya itu harus bisa untuk membuka diri dan mencintai dirinya sendiri.

Jika Anda sudah memiliki anak, ada baiknya untuk menempatkan anak dalam lingkungan keluarga yang bahagia dan harmonis.

WebMD mewartakan, cara pengasuhan yang benar justru akan membuat perkembangan anak sangat bagus dan mereka akan tumbuh menjadi anak yang sehat secara psikologi.

Tak ada kata terlambat untuk menyembuhkan trauma yang didapat, karena hal ini bukanlah sesuatu yang permanen.

Jika Anda mengalaminya, segera hubungi psikolog terdekat dan jangan lupa libatkan pula pasangan atau orang tua ketika sedang menjalani terapi.

Baca juga artikel terkait TRAUMA atau tulisan lainnya dari Binar Ajeng

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Binar Ajeng
Penulis: Binar Ajeng
Editor: Dhita Koesno