Menuju konten utama

Ketahui Bahaya Jika Gunung Api Meletus & Apa yang Harus Dilakukan?

Gunung berapi yang meletus memiliki dua jenis bahaya berdasarkan waktu kejadian, yaitu bahaya primer dan sekunder.

Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7/2018). ANTARA FOTO/Elshinta

tirto.id - Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di Indonesia. Khususnya di sepanjang perbatasan lempeng bumi yang disebut cincin api (ring of fire).

Cincin api adalah rentetan gunung berapi berbentuk tapal kuda sepanjang 40.000 km di tepian Samudra Pasifik.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi.

Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.

Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya.

Perlu diketahui, gunung berapi yang meletus memiliki dua jenis bahaya berdasarkan waktu kejadian, yaitu bahaya primer dan sekunder.

Berikut ini adalah bahaya dari gunung meletus, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

1. Aliran Lava

Lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan, suhunya >10000 celsius dan dapat merusak segala bentuk infrastruktur yang ada.

2. Awan Panas

Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat, ringan (berongga) larva masif dan butiran klastik yang pergerakannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah.

3. Gas Beracun

Gas beracun adalah gas vulkanik yang mematikan seketika apabila terhirup dalam tubuh. Gas tersebut antara lain, CO2, SO2, Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4. Gas tersebut biasanya tidak berwarna dan tidak berbau.

4. Lahar Letusan

Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, terjadi bersamaan saat letusan berlangsung. Air bercampur material lepas gunung berapi mengalir dan bentuk banjir lahar.

5. Lontaran Material (pijar)

Lontaran material terjadi ketika letusan magmatik berlangsung. Suhu mencapai 200 derajat celsius, diameter lebih dari 10 cm dengan daya lontar ratusan kilometer.

6. Hujan Abu

Material abu tampak halus dan bergerak sesuai arah angin.

Tas Bencana Sebagai Bagian dari Mitigasi Bencana Gunung Api Meletus

Tas siaga bencana disarankan sebagai cadangan bertahan hidup apabila bantuan belum datang. Selain itu, tas tersebut dapat memudahkan saat evakuasi dari lokasi bencana menuju tempat yang lebih aman.

Tas siaga bencana berisi barang-barang pokok dan penting yang wajib ada ketika sebuah bencana atau kondisi darurat terjadi sesuai kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Inilah yang harus diperhatikan saat terjadi bencana gunung api.

Prabencana gunung berapi

  • Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunung api.
  • Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik.
  • Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
  • Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
  • Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai pemakai.
Saat bencana gunung berapi

  • Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti, baju lengan panjang, celana panjang, dan topi.
  • Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
  • Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.
  • Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung.
  • Gunakan kacamata pelindung.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusan gunung api.
Pasca bencana gunung berapi

  • Kurangi terpapar dari abu vulkanik.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan.
  • Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan.
  • Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BERAPI atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Maria Ulfa
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
-->