Menuju konten utama
7 November 2019

Kesaksian W.S. Rendra Abadi dalam Lirik Lagu Kantata Takwa

Tanggal 7 November 1934 adalah hari lahir W.S. Rendra, sastrawan besar yang menikam tirani melalui puisi.

Kesaksian W.S. Rendra Abadi dalam Lirik Lagu Kantata Takwa
Ilustrasi Mozaik WS Rendra. tirto.id/Sabit

tirto.id - Hari ini, tepat pada 7 November, dunia seni Indonesia mengenangnya sebagai hari lahir penyair besar W.S. Rendra, yang kelak dikenal sebagai 'Si Burung Merak pengancam tirani'. Terlahir dengan nama asli, Willibrordus Surendra Broto Rendra, ia barangkali lebih dikenal sebagai penyair sekaligus dramawan.

Tetapi, jejak keseniannya justru jauh melampaui itu, karena turut pula menancapkan pengaruhnya melalui lirik-lirik lagu supergrup bernama Kantata Takwa. Coba tengok potongan lirik lagu "Kesaksian" (1990) ini:

"Mereka dihinakan/Tanpa daya/Ya, tanpa daya/Terbiasa hidup/Sangsi. Orang-orang harus dibangunkan/Aku bernyanyi/Menjadi saksi. Kenyataan/Harus dikabarkan/Aku bernyanyi/Menjadi saksi."

Dalam karya-karya puisinya, Rendra memang bersikap kritis terhadap penguasa. Tak heran bila ia pernah menerima surat anonim berisi ancaman, beberapa hari sebelum ia membacakan sajak-sajak bertema pembangunan di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 28 April 1978.

Pementasannya bahkan pernah diserang dengan bom amoniak. Insiden itu mengakibatkan tiga orang penonton pingsan. Tiga hari setelah penyerangan, Rendra ditahan aparat keamanan.

Bila melihat rekam jejak kesenian Rendra yang sempat ditahan oleh rezim Orde Baru, tak berlebih jika menyebut lirik lagu "Kesaksian" mengajak orang-orang untuk sama-sama bersuara terhadap penguasa yang zalim.

Infografik Kantata Takwa

Infografik Kantata Takwa

Kantata Takwa kala itu disebut sebagai supergrup karena bukan diisi oleh orang sembarangan. Mereka adalah gabungan dari musisi, aktor teater dan pengusaha, seperti Iwan Fals, W.S. Rendra, Sawung Jabo, Yockie Suryoprayogo, dan Setiawan Djody.

Dalam wawancaranya bersama Kompas.com, Yockie Suryoprayogo, eks personel Godbless, mengutarakan proses lahirnya lagu "Kesaksian" ini. Ia bilang, mulanya lagu itu ia bikin terlebih dahulu, kemudian workshop bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo.

"Saya biarkan Mas Iwan bernyanyi, Jabo juga main sendiri, saya main sendiri, terus saya rekam. Pelan-pelan notasi spontanitas itu saya bangun, saya simpan dalam laptop sebagai raw material, bukan lagu," kata Yockie.

Setelah selesai, lagu itu ia bawa ke studio. "Raw material itu, ada ekspresi saya, Iwan, dan Jabo, saya rancang menjadi notasi yang terukur, menjadi refrain dan lagu. Setelah jadi refrain dan lagu, saya bikin aransemen musik dasar."

Langkah selanjutnya, ia meminta Rendra untuk membuat liriknya. "Proses sebuah lagu dalam Kantata semua bareng-bareng. Jadi, di lagu "Kesaksian" itu enggak bisa dibilang lagu Yockie sendiri atau lagu Iwan sendiri, tapi itu lagu Yockie, Iwan, Jabo, dan Rendra selaku penulis lirik."

Cerita awal pembentukan Kantata Takwa ini berawal dari perkenalan Rendra dan Djody. Kala itu, Djody menjadi donatur Bengkel Teater asuhan Rendra. Dari sana pula, Djody berkenalan dengan Sawung Jabo, yang kala itu kritis terhadap rezim Orde Baru. Bersama Iwan Fals, mereka kemudian mendirikan Swami, salah satu lagu andalan dari band ini adalah“Bongkar.”

Namun, Djody terus menggali sisi kreatifnya. Pada satu kesempatan, ia berjumpa dengan Yockie Suryoprayogo yang saat itu baru saja menyelesaikan tur bersama God Bless. Karena merasa memiliki kesamaan cara pandang, akhirnya Djody mengajak Yockie untuk bikin proyek baru. Singkat kata, terbentuklah Kantata Takwa.

Melalui “Kesaksian,” “Balada Pengangguran,” sampai “Paman Doblang,” Kantata Takwa menyerang perilaku buruk aparat, pemerintah yang korup, dan keculasan rezim yang menyebabkan kesengsaraan masyarakat. Lirik-lirik itu tajam, meluncur dengan cepat, dan tepat menyasar di ulu hati penguasa. Dan spirit lirik Rendra, hadir di antara kritik-kritik tajam itu.

Lirik Lagu "Kesaksian" Kantata Takwa:

Aku mendengar suara

Jerit makhluk terluka

Luka, luka

Hidupnya

Luka

Orang memanah rembulan

Burung sirna sarangnya

Sirna, sirna

Hidup redup

Alam semesta

Luka

Banyak orang

Hilang nafkahnya

Aku bernyanyi

Menjadi saksi

Banyak orang

dirampas haknya

Aku bernyanyi

Menjadi saksi

(Musik)

Mereka

Dihinakan

Tanpa daya

Terbiasa hidup

Sangsi

Orang orang

Harus dibangunkan

Aku bernyanyi

Menjadi saksi

Kenyataan

Harus dikabarkan

Aku bernyanyi

Menjadi saksi

Lagu ini

Jeritan jiwa

Hidup bersama

Harus dijaga

Lagu ini

Harapan sukma

Hidup yang layak

Harus dibela

Kesaksian (Album Kantata Takwa)

Cipt. : Iwan/Jockie/S.Jabo

Lirik Lagu : WS. Rendra

Vokal : Iwan Fals

Backing vokal : Mbak Sunarti & Kelompok Bengkel Teater

Lead Guitar : S. Djody

Bass : Jockie S.

Drum : Budi Haryono

Flute : Embong Rahardjo

Acoustic Guitar : Raidy Noor

Baca juga artikel terkait WS RENDRA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya