Menuju konten utama
Sejarah Indonesia

Kerajaan Malaka: Sejarah, Pendiri, Letak, & Masa Jaya Kesultanan

Sejarah mencatat, Kerajaan Malaka pernah berdiri di Semenanjung Malaya pada awal abad ke-15 Masehi.

Kerajaan Malaka: Sejarah, Pendiri, Letak, & Masa Jaya Kesultanan
Perairan Selat Malaka. ANTARA FOTO/Rahmad/aww.

tirto.id - Kerajaan Malaka berdiri di Semenanjung Malaya pada awal abad ke-15 Masehi. Sejarah kerajaan yang kemudian menjadi kesultanan setelah memeluk Islam ini dapat ditelusuri dari sedikit sumber yang masih bisa ditemukan.

Lokasinya yang dekat dengan Selat Malaka membuat kerajaan ini pernah memiliki salah satu bandar dagang paling ramai di kawasan Asia Tenggara. Pusat pemerintahan kerajaan ini berada di Melaka, kini termasuk wilayah negara Malaysia.

Asal-usul berdirinya kerajaan di tanah Melayu ini ternyata berawal dari serangan Majapahit pada akhir abad ke-14 Masehi. Majapahit merupakan kemaharajaan besar bercorak Hindu-Buddha yang amat kuat dengan ibu kota di Trowulan, Jawa Timur.

Kala itu, Majapahit melakukan ekspansi hingga ke Tumasik (kini dikenal sebagai Singapura). Parameswara, raja kecil yang membawahi Tumasik, terpaksa melarikan diri. Bersama para pengikutnya yang masih tersisa, Parameswara menyusuri pesisir Selat Malaka.

Dalam When China Ruled the Seas: The Treasure Fleet of the Dragon Throne (2014) Louise Levathes menjelaskan, Parameswara kemudian mendirikan kerajaan baru di tepi Selat Malaka pada 1405 M. Negeri inilah yang dikenal dengan nama Kerajaan Malaka atau Melaka.

Sejarah Kerajaan Malaka

Menurut catatan Mariana dalam Modul Sejarah Indonesia Kelas X (2020:4), terungkap bahwa Raja Malaka pertama bernama Iskandar Syah. Sosok ini tidak lain adalah Parameswara setelah memeluk agama Islam.

Iskandar Syah menyadari dibutuhkannya pengakuan kerajaan lain terhadap kedaulatan Kerajaan Malaka. Oleh karena itu, ia kemudian mengirim beberapa orang ke Kekaisaran Tiongkok (Cina).

Kaisar Zhu Di, pemimpin Dinasti Ming periode 1402-1424 M, menerima permintaan tersebut dengan syarat bahwa Malaka harus membayar upeti berkala kepada Kekaisaran Cina. Iskandar Syah pun sempat berkunjung ke Cina.

Kekaisaran Cina siap membantu apabila Kesultanan Malaka mendapatkan masalah. Hal tersebut terlihat pada 1409 ketika Malaka diserang Kerajaan Siam (Thailand), demikian ungkap Carl Vadivella Belle dalam Tragic Orphans: Indians in Malaysia (2014:6).

Pasukan dari Cina yang dipimpin panglima perang muslim bernama Laksamana Cheng Ho pun datang membantu Malaka hingga situasi kembali aman.

Tahun 1411, Iskandar Syah melakukan perjalanan yang kedua kalinya ke Cina. Menurut catatan Faridah Abdul Rashid dalam Research on the Early Malay Doctors 1900-1957 Malaya and Singapore (2012:61), Sultan Malaka ini dikawal 450 orang dalam lawatannya ke Tiongkok kala itu.

Masa Kejayaan Malaka

Kesultanan Malaka langsung mencapai masa kejayaan di era raja pertama yakni Sultan Iskandar Syah. Mariana dalam Modul Sejarah Indonesia Kelas X (2020:4) menyebutkan bahwa Malaka berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar yang disegani di Asia Tenggara.

Kesultanan Malaka berhasil memperluas wilayahnya hingga mencakup seluruh daerah Semenanjung Malaya. Lokasinya yang strategis membuat kerajaan maritim ini cukup berpengaruh dalam perdagangan internasional pada masa-masa itu.

Bukan hanya dalam perekonomian, Kesultanan Malaka juga menjadi salah satu pusat penyebaran dan pengajaran agama Islam, terlebih pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1459-1477).

Sultan Mansyur Syah berhasil menjadikan Kesultanan Malaka menjadi pusat dagang dan pusat agama Islam di Asia Tenggara. Bahkan, ia juga berniat memperluas wilayah Malaka hingga ke Sumatera.

Kejayaan Malaka ternyata justru menjadi incaran bangsa-bangsa asing, salah satunya adalah Portugis yang kala itu dipimpin oleh Raja Manuel I (1495-1521).

Menurut John Holland Rose dan kawan-kawan dalam The Cambridge History of the British Empire Arthur Percival Newton (1929:11), Portugis mengincar pelabuhan milik Kesultanan Malaka.

Portugis amat berhasrat menguasai bandar niaga tersebut karena lokasinya yang strategis yakni di jalur perdagangan Cina dan India.

Hingga akhirnya, sebelum Kekaisaran Cina datang untuk membantu, Portugis berhasil menundukkan Kesultanan Malaka pada 1511 yang sekaligus mengakhiri riwayat kerajaan ini.

Baca juga artikel terkait KESULTANAN MALAKA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya