Menuju konten utama

Kepala BKPM Thomas Lembong Akui Ada Pelemahan Industri Ritel

Kepala BKPM Thomas Lembong menilai pelemahan bisnis gerai ritel tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Amerika dan Eropa.

Kepala BKPM Thomas Lembong Akui Ada Pelemahan Industri Ritel
Pengunjung menyerbu barang diskon di Lotus Department Store, Thamrin menjelang ditutupnya toko ritel tersebut. tirto.id/Damianus Andreas

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengakui adanya keterpurukan pada industri ritel secara global saat ini. Tak hanya di Indonesia, Thomas menyebutkan pelemahan bisnis gerai ritel juga terjadi di sejumlah kawasan lain, seperti di daratan Amerika dan Eropa.

Thomas menilai para pelaku di industri ritel sedang dihadapkan pada tantangan untuk bertransformasi guna bisa terus relevan dengan perkembangan zaman dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Kendati demikian, Thomas mengklaim pelemahan bisnis gerai ritel tidak bisa hanya dilihat dari satu dimensi saja.

“Saya memang merasa ada pergeseran konsumsi dari konvensional ke online (daring). Namun ada yang mengatakan (pembelian) online kan kecil? Meski sektornya kecil, tapi dampaknya berkali-kali lipat,” kata Thomas saat jumpa pers di kantornya pada Senin (30/10/2017).

Thomas mencontohkan fenomena itu seperti maraknya layanan pesan antar menggunakan uang elektronik, seperti dilakukan oleh Go-Jek dengan Go-Pay, yang relatif memudahkan masyarakat.

“Sekarang orang malas untuk pergi jauh-jauh. Tinggal gunakan gawai, bayar dengan uang elektronik, dan kemudian dipesan ke rumah. Meski nilai sektornya kecil, tapi kecil-kecil pedas,” ucap Thomas.

Selain perubahan pola konsumsi ke transaksi daring, Thomas berpendapat masyarakat berusia produktif saat ini memiliki kecenderungan tidak lagi mengonsumsi benda. Dengan uang yang dimilikinya, Thomas mengklaim kalau konsumsi lebih banyak dihabiskan pada hal-hal yang sifatnya pengalaman.

“Mereka tidak lagi terobsesi dengan barang, tapi lebih ke kongkow. Seperti dikatakan Presiden Jokowi, yang bikin orang bergengsi sekarang adalah selfie, di tempat wisata dengan pemandangan yang bikin geger,” kata Thomas.

Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, sejumlah toko ritel seperti Ramayana, Matahari, dan Lotus Department memang telah memutuskan untuk menutup beberapa maupun seluruh gerai yang dimilikinya. Alasannya tak jauh-jauh dari adanya perubahan pola konsumsi masyarakat usia produktif yang cenderung berbelanja secara daring.

Tak berhenti di situ, toko ritel asal Inggris Debenhams juga telah berencana untuk menutup gerainya yang sudah merupakan satu-satunya di Indonesia, yakni berlokasi di Senayan City, Jakarta. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) selaku pengelola Debenhams, mengklaim pihaknya tengah melakukan upaya untuk konsolidasi bisnis mereka.

“Di berbagai belahan dunia, generasi millenials telah menjauh dari department store, dan mereka lebih memilih untuk belanja di toko-toko khusus. Tak terkecuali di Indonesia,” kata juru bicara PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) Fetty Kwartati melalui siaran persnya, pada Rabu (25/10/2017).

Baca juga artikel terkait INDUSTRI RITEL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom