Menuju konten utama

Kenapa WHO Minta Minuman Alkohol Dibatasi Saat Lockdown di Eropa

WHO memperingatkan bahwa konsumsi minuman beralkohol selama pandemi corona dan lockdown, bisa memunculkan banyak risiko buruk, baik berupa masalah kesehatan maupun kekerasan.  

Kenapa WHO Minta Minuman Alkohol Dibatasi Saat Lockdown di Eropa
Ilustrasi Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pernyataan resmi untuk membantah kabar hoaks, yang menyebut bahwa minuman beralkohol bisa mencegah infeksi virus corona (Covid-19).

"Minuman alkohol tak melindungi Anda dari COVID-19 dan justru berbahaya. Sering mengonsumsi minuman beralkohol atau malah berlebihan, bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan," tulis WHO di laman resminya.

WHO sekaligus meminta pemerintah negara-negara di Eropa yang menerapkan kebijakan lockdown selama pandemi corona berlangsung, agar membatasi konsumsi minuman beralkohol. Imbauan itu telah dikeluarkan oleh WHO sejak April lalu.

WHO mengingatkan, selain berbahaya bagi kesehatan, konsumsi alkohol bisa meningkatkan risiko cedera dan potensi kekerasan, terutama di kalangan pasangan yang hidup serumah selama masa lockdown.

"Saat kebijakan lockdown berlaku di masa pandemi Covid-19, konsumsi alkohol bisa memperburuk kerentanan kesehatan, perilaku berisiko, masalah kesehatan mental dan kekerasan," demikian pernyataan resmi WHO Regional Eropa.

Pernyataan WHO tersebut sekaligus memuat peringatan bahwa konsumsi minuman alkohol kadar tinggi dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh dan membuat mereka yang terinfeksi virus corona lebih sulit sembuh.

Oleh karena itu, WHO meminta semua orang meminimalisir konsumsi minuman beralkohol selama pandemi COVID-19.

Kampanye WHO untuk mengabarkan risiko bahaya mengonsumsi alkohol saat pandemi corona itu dilakukan setelah banyak berita hoaks bertebaran di media sosial. Kabar hoaks yang mengklaim bahwa meminum alkohol dapat membunuh virus corona telah berakibat fatal.

Misalnya, sebagaimana diberitakan USA Today, 44 orang di Iran meregang nyawa setelah menelan berita tersebut secara mentah-mentah.

WHO mengatakan ketakutan dan kesalahan informasi menghasilkan mitos yang berbahaya bahwa mengonsumsi alkohol dipercaya dapat membunuh virus Corona.

"Mengonsumsi alkohol apa pun memiliki risiko kesehatan, tapi mengonsumsi etil alkohol berkadar tinggi (etanol), terutama jika telah dipalsukan dengan metanol, dapat mengakibatkan konsekuensi kesehatan yang parah, termasuk kematian," tegas WHO.

Sementara imbauan WHO agar negara-negara Eropa membatasi konsumsi minuman beralkohol di saat pandemi corona, muncul karena sejumlah alasan khusus.

Salah satunya adalah fakta bahwa Alkohol bertanggung jawab atas kematian 3 juta orang setiap tahun di dunia, dan sepertiganya terjadi di wilayah Eropa.

Eropa juga menjadi regional dengan angka konsumsi dan proporsi kematian akibat alkohol yang tertinggi. Prevalensi peminum dan gangguan penggunaan alkohol dalam populasi di regional ini menjadi yang paling tinggi pula.

"Alkohol telah dikonsumsi dalam jumlah berlebihan di wilayah Eropa, dan mengakibatkan terlalu banyak korban," kata Manajer Program yang menangani masalah Alkohol dan Narkoba di WHO Eropa, Carina Ferreira-Borges.

"Selama pandemi Covid-19, kita harus benar-benar bertanya pada diri kita, risiko apa yang muncul jika membiarkan orang-orang dikurung di rumah dengan zat berbahaya, baik dari segi kesehatan maupun dampak perilaku mereka terhadap orang lain, termasuk kekerasan," tambah Carina.

WHO menegaskan semua negara harus mempertimbangkan untuk membatasi akses ke minuman beralkohol selama pandemi Covid-19, disertai pemberitahuan ke khalayak mengenai risikonya.

Dalam lembar fakta yang dirilis WHO Regional Eropa, ditegaskan bahwa cairan dengan kandungan alkohol 60 persen memang dapat menjadi disfektan dan membunuh virus. Tapi, mengonsumsinya justru bisa meningkatkan risiko kesehatan dan tidak membikin mulut atau tenggorokan bersih dari virus corona.

WHO juga menyarankan kepada warga di Eropa yang berada di kawasan terkunci (lockdown) untuk tidak menyimpan minuman beralkohol di rumah. Sebab, hal itu bisa memicu peningkatan konsumsi alkohol, terutama bagi mereka yang merasa stres karena terlalu lama berdiam di rumah.

Selain itu, dana yang tersedia semestinya diprioritaskan untuk membeli makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan daya imun tubuh.

Berdasarkan data yang dihimpun dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), hingga Senin (11/5/2020), jumlah kasus posisif corona di Eropa telah mencapai 1.556.150 orang, dengan angka kematian pasien Covid-19 sebanyak 152.418 jiwa.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom