Menuju konten utama

Kenapa Perdebatan Tim Jokowi dan Prabowo Tak Substantif?

Tim Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi saling mengklaim memiliki program kerja yang jelas, tapi mengapa perdebatannya justru tidak substantif?

Kenapa Perdebatan Tim Jokowi dan Prabowo Tak Substantif?
Pasangan calon presiden dan wapres, Joko Widodo (kedua kiri)-Ma'ruf Amin (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri)-Sandiaga Uno (kedua kanan), menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 usai pengundian di KPU, Jakarta, Jumat (21/9). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Megawati Soekarnoputri merasa di Pilpres 2019 ini lebih banyak ujaran kebencian dan hoaks kepada capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin daripada adu program. Ketua Umum PDIP itu bahkan mengaku tidak pernah mendengar program yang ditawarkan dari pesaing petahana ini.

“Saya bilang kenapa di pihak sana tidak juga mengatakan program saya adalah ini. Saya belum pernah dengar lho, apa yang akan dilakukan, menjalankan program seperti apa, saya ndak tahu,” kata Megawati di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Raja Juli Antoni lantas ikut meramaikan pernyataan Megawati itu. Politikus PSI ini menuturkan sampai sekarang tidak ada adu program yang didengungkan kubu Prabowo-Sandi.

Toni, sapaan akrabnya, malah menuding Prabowo-Sandi melakukan retorika yang tidak ada isinya. Padahal, kata Toni, bukan hanya Megawati, tetapi juga Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menuntut adanya program kerja Prabowo-Sandi untuk lima tahun ke depan.

“Bila Pak Prabowo mau mendengar kritik dua mantan presiden kita itu, maka perhelatan demokrasi kita akan menarik, di mana program dan rencana kerja didiskusikan. Tidak hanya retorika manipulatif yang menakut-nakuti rakyat,” kata Toni pada reporter Tirto, Jumat (16/11/2018).

Menanggapi hal ini, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan selama ini program paslon nomor urut 02 sudah ada, tetapi tidak terekspos. Dia merasa Megawati kurang mencari tahu tentang hal tersebut.

“Program itu banyak sekali, sudah kami sampaikan secara rinci dan di visi-misi itu pun juga lengkap. Mungkin Bu Mega yang kurang nonton TV atau enggak sempat baca. […] Nanti bila perlu kami kirimkan khusus kepada Mega tentang visi-misi dan program Prabowo-Sandi,” kata Dahnil pada Tirto, Jumat (16/11/2018).

Selain yang diserahkan ke KPU dalam visi misi calon, Dahnil menjelaskan ada beberapa program yang disampaikan pada momen debat dengan kubu Jokowi-Ma’ruf. Beberapa hal itu, kata Dahnil, misalnya dengan mempermudah kehidupan masyarakat yang dirasa masih sulit di zaman pemerintahan Jokowi.

“Kami akan menghapuskan PBB untuk rumah utama. Itu, kan, sudah berulang kali. Kemudian ada program untuk guru honorer. Kami akan meningkatkan upah untuk guru honorer,” kata Dahnil.

Namun, Dahnil tidak menjawab ketika ditanyakan kapan kesiapan untuk melaksanakan debat program dengan kubu Jokowi-Ma’ruf. Menurutnya, masih ada waktu lima bulan untuk mematangkan program-program tersebut lebih detail lagi.

Hal senada diungkapkan Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi dari Partai Demokrat, Ferdinan Hutahaean. Ia mengaku pasangan calon nomor urut 02 ini sudah mempunyai program nyata. Sayangnya, dia tidak merinci apa saja program tersebut selain mengkoreksi apa yang terjadi pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

“Program kami itu akan melakukan evaluasi terhadap pemerintahan Jokowi yang menyimpang selama lima tahun. Itu sudah program paling utama. Jabarannya nanti kami sampaikan,” kata Ferdinand pada reporter Tirto.

Saling Klaim Punya Program

Sebaliknya, Ferdinand Hutahaean justru mengatakan program Jokowi-Ma’ruf lah yang tidak jelas. Menurutnya, selama ini program Nawacita Jokowi-Jusuf Kalla tidak selesai, dan apabila dilanjutkan tentu malah terancam gagal.

Contoh mudahnya, kata dia, Jokowi gagal mengurangi kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Hingga sekarang, kata Ferdinand, penyerang penyidik senior KPK Novel Baswedan dan pelaku yang dianggap pembunuh sebenarnya Munir Said Thalib belum terungkap.

“Dari capresnya sendiri kami hanya mendengar ‘sontoloyo’ dan ‘genderuwo’ sedangkan dari Ma’ruf Amin hanya buta dan budek. Lalu Jokowi masih berani berjanji?” kata Ferdinand.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf Irma Suryani Chaniago mengaku sudah mempersiapkan banyak program untuk periode kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf periode 2019-2024 nanti. Selain meneruskan Nawacita yang belum rampng, ada sebagian program baru di bidang sumber daya manusia.

“Yang akan menjadi fokus kami adalah SDM, memberikan skill tambahan kepada seluruh pekerja-pekerja kita. Baik yang sudah mendapatkan pendidikan formal maupun yang belum,” kata Irma pada reporter Tirto.

Nantinya, kata Irma, pendidikan ini akan diberikan lewat Balai Latihan Kerja yang sekarang sedang direvitalisasi. Irma juga menegaskan ada BLK komunitas khusus untuk pesantren sehingga lulusan pesantren juga mendapat skill tambahan.

Irma mengatakan tim Jokowi-Ma'ruf bahkan tidak sabar untuk debat terkait programnya. “Sampai sekarang, kan, mereka hanya mengkritisi-mengkritisi saja, tapi tidak ada impelementasinya,” kata dia. “Hanya narasi-narasi saja tanpa ada solusi.”

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Abdul Aziz